Penertiban Pasar Pandansari
6 Fakta Penggusuran PKL Pasar Pandansari Balikpapan: Alat Berat, Kecoa hingga Pedagang vs Legislator
Berikut 6 fakta penggusuran PKL (pedagang kaki lima) liar Pasar Pandansari Balikpapan, Kaltim. Mulai alat berat, kecoa hingga pedagang vs legislator.
TRIBUNKALTIM.CO - Penertiban pedagang kaki lima di kawasan Pasar Pandansari, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur berlangsung hari ini, Selasa (23/7/2024) jadi sorotan publik.
Diketahui, kegiatan penertiban PKL di Pasar Pandansari ini dimulai sejak pukul 08.00 Wita.
Penertiban dilakukan tim gabungan terdiri Satpol PP Kota Balikpapan dibantu aparat kepolisian.
Dari pantauan Tribunkaltim.co, terlihat petugas gabungan sibuk mengangkut lapak-lapak yang tidak sesuai aturan yang berlaku.
Berikut 6 fakta penggusuran PKL (pedagang kaki lima) liar Pasar Pandansari Balikpapan, Kaltim. Mulai alat berat, kecoa hingga pedagang vs legislator.
Baca juga: LIVE - Penertiban PKL Pasar Pandansari Balikpapan Pagi Ini
1. Bongkar Pakai Ekskavator
Menggunakan ekskavator mini, petugas dengan cepat menertibkan lapak-lapak yang melanggar ketentuan.
Lapak-lapak tersebut kemudian diamankan ke dalam bak truk untuk dibawa ke tempat penyimpanan.
Pengamatan TribunKaltim.co, masih terdapat lapak-lapak liar yang beredar di luar pagar Pasar Pandansari Balikpapan.

Penertiban berlangsung lancar, tidak ada gejolak penolakan dari pedagang yang kedapatan masih berdagang meski dilarang.
Diketahui, penertiban ini merupakan tindak lanjut dari rapat dengar pendapat antara Satpol PP dan Komisi II DPRD Kota Balikpapan yang diadakan pada 3 Juli 2024 lalu.
2. Tikus dan Kecoa Berseliweran
Kecoa dan tikus got berseliweran ke jalanan saat pembongkaran lapak PKL liar di Pasar Pandansari Balikpapan, Kalimantan Timur.
Dari pantauan Tribunkaltim.co, lapak-lapak PKL yang ditertibkan di Pasar Pandansari Balikpapan diangkut menuju bak terbuka truk milik Dinas PU, Selasa (23/7/2024).
Lapak yang seluruhnya merupakan stand berbahan kayu itu dengan mudah diangkut oleh petugas.

Sebagian pedagang tampak pasrah saja dengan tindakan penertiban tersebut.
Bahkan mereka mengakui kesalahan mereka berjualan di bahu jalan.
Baca juga: BREAKING NEWS: Penertiban PKL Liar di Pasar Pandansari Balikpapan Hari Ini, Ekskavator Diturunkan
Usai lapak-lapak tersebut dirobohkan, terlihat sampah-sampah organik yang sudah membusuk. Praktis menimbulkan aroma yang kurang sedap.
Genangan air hujan yang tersendat tampak keruh dan bercampur dengan sisa-sisa dagangan yang tak layak jual.
Hewan-hewan seperti kecoa dan tikus got tampak berseliweran di bekas tempat lapak para PKL liar tersebut.
Beberapa tikus got yang berkeliaran yang sampai terlindas kendaraan akibat melintas di badan jalan.
Salah seorang pelanggan, Mustika, mengamini bekas tempat para PKL tersebut yang tampak jorok.
3. Lapak PKL Bikin Macet
Menurutnya, PKL liar yang menjamur di depan Pasar Pandansari kerap mengakibatkan kemacetan, karena dilalui kendaraan dan juga pengunjung.
"Mungkin seharusnya di dalam aja kali ya jualannya. Cuma gimana caranya pemerintah supaya bisa semua kebagian tempat," ungkapnya.

Pengunjung lain, Wahyu, tak menampik bahwa relatif terbantu dengan adanya PKL yang berjualan di luar pasar. Terlebih, dirinya tidak harus turun dari kendaraan.
Dirinya bisa bertransaksi dan mencari barang yang ia butuhkan tanpa harus memarkirkan kendaraan lalu berjalan mendatangi pedagang.
"Memang agak macet sih. Cuma agak cepet karena nggak harus cari-cari mau parkir dimana," katanya.
Baca juga: 500 Personel Gabungan Satpol PP, TNI, Polri, Dishub Siap Tertibkan PKL Pasar Pandansari Balikpapan
Memasuki pukul 10.00 Wita, sebagian besar lapak liar sudah dirobohkan. Di jalan, tersisa para truk yang mengangkut sisa lapak dan pekerja yang membersihkan sampah-sampah yang tercecer.
4. Penolakan Pedagang
Meski mulanya berjalan lancar, namun sebagian kecil pedagang rupanya menolak upaya penggusuran tersebut.
Seperti Aziz. Pedagang cabai dan tomat ini berani menghadang petugas gabungan yang mengarah ke lapaknya. Dia bersama sesama sebagian kecil pedagang lainnya memilih melawan.

Saat dihampiri, dengan nada bicara tinggi dan gemetar, ia mengungkapkan kekecewaannya lantaran sudah dijanjikan tidak akan ada penggusuran.
Baca juga: PKL Liar Pasar Pandansari Balikpapan Ditertibkan, Sampah dan Kecoa Berserakan
"Kami jangan digoyang dulu sebelum dicarikan solusinya. Itu saja. Kita cari makan di sini soalnya," ujar Aziz geram.
Petugas yang di lapangan sempat kewalahan memberi pemahaman terhadap Aziz dan kawan-kawannya.
Alhasil Kepala Satpol PP, Kepala Dinas Perdagangan, hingga sejumlah anggota DPRD Balikpapan ikut turun tangan memahamkan Aziz.
5. Pedagang Ngotot Tagih Janji Pemerintah
Aziz menjelaskan bahwa sebelumnya ada kesepakatan antara pedagang, Dinas Perdagangan, dan Satpol PP bahwa PKL tidak akan digusur sebelum dibangun petak di parkiran belakang pasar.
Namun, janji tersebut belum sepenuhnya terealisasi.
"Itu sempat diajukan ke dewan 680 petak, tapi yang dibangun cuma 135 petak. Tiba-tiba kami dikasih teguran lagi tanpa komunikasi," keluh Aziz.
Ia juga menyoroti, masalah desain pasar yang kurang mengakomodasi kebutuhan pedagang, terutama dengan komoditas sayur.
Pasalnya dia termasuk pedagang yang menolak direlokasi ke lantai 2 Pasar Pandansari, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
"Di dalam pasar itu bangunannya yang salah. Coba aja naik ke atas, lantai 2. Siapa yang mau naik berbelanja," katanya.

Aziz menegaskan bahwa para pedagang tidak menolak direlokasi, asalkan tempat yang disediakan layak dan tidak menyulitkan mereka dalam berjualan.
"Kita mau aja pindah asal tempatnya layak, jangan juga di lantai 2," tegasnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Penertiban PKL Liar di Pasar Pandansari Balikpapan Hari Ini, Ekskavator Diturunkan
Aziz menekankan, dia bukan pedagang baru di Pasar Pandansari. Usaha yang dia lakoni sekarang merupakan turun temurun sejak tahun 90an.
Para pedagang berharap pemerintah dapat segera mencarikan solusi relokasi yang adil dan memperhatikan kebutuhan mereka.
6. Adu Urat Pedagang vs Anggota Dewan
Penertiban PKL liar di seputar Pasar Pandansari Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur sempat diwarnai ketegangan pada Selasa (23/7/2024).
Ada seorang pedagang yang tak diketahui namanya, nyaris menjadi amuk massa oleh sesama pedagang di Pasar Pandansari Balikpapan.
Tadinya, upaya penegakan penertiban PKL yang menjamur di fasilitas umum berjalan lancar. Namun satu per satu pedagang yang menolak mulai melakukan perlawanan.
Dimulai dari seorang pedagang cabai dan tomat, Aziz, yang meminta agar penggusuran tidak dilakukan mengingat sudah ada kesepakatan sebelum para pedagang diberi tempat di dalam area pasar.
Baca juga: BREAKING NEWS: Penertiban PKL Liar di Pasar Pandansari Balikpapan Hari Ini, Ekskavator Diturunkan
Proses penggusuran ini mendapat penolakan keras dari sejumlah pedagang yang merasa tidak adil dengan penerapan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2021.
Dalam protes penggusuran tersebut, para pedagang berhadapan dengan Anggota Komisi II DPRD Balikpapan, Taufik Qul Rahman.
Mulanya, Taufik mencoba meluruskan terkait pelaksanaan Perda terkait penataan PKL, khususnya di Pasar Pandansari Balikpapan.
Penataan ini dimaksudkan untuk menciptakan ketertiban umum, sehingga memberikan kenyamanan terhadap pengunjung.
Namun penjelasan tersebut seperti tak diterima oleh para pedagang. Seseorang diantaranya yang tak diketahui namanya, mengeluhkan penggusuran selalu membawa alasan Perda.
"Istilah 'daerah' di Perda itu kan Kota Balikpapan. Kenapa selalu kena gusur karena alasan Perda? Kalau Perda itu ditegakkan, harusnya se-Balikpapan. Bukan Pandansari saja," keluh pedagang bertubuh gempal tersebut.
Ia menambahkan bahwa penertiban seharusnya tidak hanya dilakukan di Pandansari, namun Kelurahan lain yang juga menjadi lahan basah bagi PKL liar.
Dia meminta agar penertiban juga dilakukan di Kelurahan-kelurahan lain sehingga ada asas Keadilan.
"Contoh di Kelurahan Baru Ilir, emang disana tidak ada PKL? Jadi bicara Perda, berarti se-Balikpapan," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Taufik, menjelaskan bahwa penggusuran dilakukan secara bertahap.
"Kan ada namanya skala prioritas, tidak mungkin semuanya bersamaan," timpalnya.
Debat kusir antara pedagang tadi dengan Taufik sempat kian memanas. Tampak wajahnya merah padam. Di sebelahnya, pedagang lain, Aziz, merasa arah perbincangan pedagang tadi terlalu melebar.
Menurutnya, apa yang disampaikan pedagang tadi justru keluar dari konteks perbincangan awal yang semestinya membahas spesifik terkait nasib PKL di area Pasar Pandansari.
Aziz yang tak tahan, mengambil tindakan dengan mencoba menghentikan perdebatan, sembari mengumpat.
"Berhenti sudah. Ngomong terus!" kata Aziz menyela debat sambil mengayunkan sebatang kayu ke arah pedagang tadi.
Situasi semakin memanas ketika pedagang lain yang berada di lokasi ini ikut menyoroti.
"Tahu apa kamu? Kamu ngomong begitu sama saja kamu suruh obok-obok Pandansari. Bahasamu begitu, ngomongmu sambil tunjuk-tunjuk," geram Usman kepada sesama rekan pedagangnya.
Pedagang tadi didorong-dorong. Kemudian diamankan oleh petugas untuk keluar dari kerumunan.
Sementara Aziz cs dengan Taufik kembali melanjutkan perbincangan mengenai nasib para pedagang PKL yang terlanjut digusur.
Taufik mencoba mendinginkan suasana. Dia meminta pedagang agar tetap bijak dalam menyampaikan pendapat.
"Kepala boleh panas, tapi hati harus tetap dingin," tandasnya. (Zeyn)
Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.