Ibu Kota Negara

4 Fakta Meroketnya Harga Sewa Penginapan dan Indekos di Sepaku, Efek Upacara di IKN Nusantara Kaltim

4 fakta meroketnya harga sewa penginapan dan indekos di Sepaku. Salah satunya efek Upacara HUT Kemerdekaan di IKN Nusantara, Kalimantan Timur.

Kolase Tribun Kaltim
Istana negara dan guest house di IKN - 4 fakta meroketnya harga sewa penginapan dan indekos di Sepaku. Salah satunya efek Upacara HUT Kemerdekaan di IKN Nusantara, Kalimantan Timur. 

Meski Harga Sewa Tembus Rp 6 juta Perbulan, Kamar Kos-kosan dan Penginapan di Sepaku IKN Habis Dipesan

Caption : Suasana tampak depan kos-kosan dan penginapan di wilayah Kecamatan Sepaku Ibukota Nusantara yang sudah habis dipesan penyewa dari berbagai daerah.

TRIBUNKALTIM.CO - Menjelang upacara peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus di Ibukota Nusantara (IKN), harga sewa kamar kos dan penginapan di wilayah Kecamatan Sepaku mengalami lonjakan yang signifikan.

Kenaikan harga ini mulai terasa sejak awal Juli 2024, dengan tarif sewa yang melonjak drastis dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Inilah 4 fakta meroketnya harga sewa penginapan dan indekos di Sepaku.

Salah satunya efek Upacara HUT Kemerdekaan di IKN Nusantara, Kalimantan Timur.

Baca juga: Terjawab Alasan Presiden tak Berkantor di IKN Nusantara Kaltim, Jokowi: Masa Sidang Kabinet Lesehan?

1. Lonjakan Harga Penginapan dan Kos-kosan

Menurut pantauan, harga sewa penginapan yang biasanya berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu per malam, kini naik menjadi Rp 400 ribu hingga Rp 550 ribu per malam.

Sementara itu, tarif sewa kos-kosan yang sebelumnya sekitar Rp 3,5 juta per bulan, sekarang melonjak menjadi Rp 5 juta hingga Rp 6 juta per bulan.

Wirawan (45), salah satu pemilik kos-kosan di wilayah Kecamatan Sepaku, mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini sudah mulai terlihat sejak akhir Juni. "Juni akhir itu sebenarnya sudah mulai naik, tapi di bulan Juli ini kenaikan sudah merata di seluruh pelaku usaha kos-kosan," ujarnya pada Jumat (26/7).

2. Penyebab Kenaikan Harga

Wirawan menjelaskan bahwa kenaikan harga ini disebabkan oleh tingginya permintaan kamar kos dari masyarakat yang datang dari luar daerah dan bekerja di proyek konstruksi IKN.

"Karena kan banyak yang nyari memang kos-kosan, apalagi sekarang banyak pekerja proyek IKN itu gak mau tinggal di HPK (Hunian Pekerja Konstruksi) sana atau juga kenapa mereka lebih milih tinggal di luar," tambahnya.

Meski demikian, kamar kos-kosan yang ditawarkan di wilayah Kecamatan Sepaku umumnya kosong dan tidak dilengkapi fasilitas tempat tidur maupun perabotan lainnya.

"Kosongan memang gak ada apa-apa di dalamnya itu, jadi kalau yang mau ngekos ya bawa sendiri tempat tidurnya. Listrik juga beli sendiri. Kalau air di sediakan," jelas Wirawan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved