Berita Nasional Terkini

Rawan Jadi 'Sapi Perah', Pengamat Beber Sisi Negatif Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo Gibran

Rencana Presiden terpilih, Prabowo Subianto menambah jumlah Kementerian di masa pemerintahannya masih terus menjadi sorotan.

|
Editor: Doan Pardede
Tribunnews/Fahmi Ramadhan
KABINET PRABOWO GIBRAN - Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka saat menghadiri Paku Integritas di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Rabu (17/1/2024). Rencana Presiden terpilih, Prabowo Subianto menambah jumlah Kementerian di masa pemerintahannya masih terus menjadi sorotan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Rencana Presiden terpilih, Prabowo Subianto menambah jumlah Kementerian di masa pemerintahannya masih terus menjadi sorotan.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menegaskan, pihaknya masih menghitung berapa jumlah kementerian pada pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ke depan.

Dasco mengatakan, postur kabinet Prabowo-Gibran disesuaikan dengan janji kampanye pada Pilpres 2024.

"Kabinet sampai sekarang kita masih hitung sesuai dengan kebutuhan yang ada, terutama bagaimana mengoptimalkan fungsi kementerian yang disesuaikan dengan janji kampanye Prabowo-Gibran," ujar Dasco di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (29/7/2024).

Baca juga: Tugas Tim Khusus untuk Pembentukan Kabinet Prabowo-Gibran, Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Maka dari itu, kata Dasco, berapa jumlah kementerian di era Prabowo-Gibran belum bisa dipastikan.

Apalagi, kata dia, jumlah kementerian turut mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada.

"Sehingga dalam jumlah itu juga masih belum fix berapa," ucap dia.

"Nah ini juga tergantung kan nanti ketersediaan anggaran, ketersediaan sarana pendukung seperti ASN, keuangan, dan gedung, gitu," kata Dasco.

Gagasan Presiden Terpilih Prabowo Subianto menambah jumlah kementerian sebaiknya tidak menjadi pembagian konsesi politik buat para kelompok pendukungnya dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 atau hanya ajang mencari keuntungan ekonomi.

Menurut Direktur Eksekutif Indo Strategic Ahmad Khoirul Umam, sebaiknya Prabowo mengutamakan kandidat menteri dari kalangan ahli yang kompeten dan dipercaya publik buat memimpin kementerian, supaya terbentuk kabinet ahli (zaken kabinet).

Jika jumlah kementerian ditambah tanpa mempertimbangkan hal itu, Umam khawatir hanya menjadi ajang perebutan proyek pemerintah.

KABINET PRABOWO GIBRAN - Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka
KABINET PRABOWO GIBRAN - Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Tribunnews)

"Bukan sekadar kemudian menjadi semacam alat 'sapi perah' bagi kekuatan tertentu untuk memanfaatkan pos-pos kementerian yang strategis itu," kata Umam dikutip dari program Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Selasa (7/5/2024).

Umam juga menekankan, pemerintahan mendatang harus bisa memastikan garis komando dan koordinasi jika memang setuju menambah jumlah kementerian.

Menurut Umam, penambahan jumlah kementerian jangan malah menambah persoalan ego sektoral dan problem koordinasi antarkementerian.

Baca juga: Gibran Ungkap Kans Fadli Zon Gantikan Retno Marsudi, Isi Pos Menteri Luar Negeri di Kabinet Prabowo

"Hal ini yang kemudian prinsip-prinsip dasar supaya kemudian zaken kabinet atau kabinet ahli itu bukan sebagai sebuah gimik semata, tapi betul-betul mendapatkan legitimasi yang kuat di mata publik," ucap Umam, seperti dilansir Kompas.com.

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved