Berita Samarinda Terkini

Pengamat Pendidikan Unmul Susilo Usul untuk Tingkatkan Kompetensi Guru dalam Membuat Bahan Ajar

Dirinya mengusulkan agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda secara masif dapat menyelenggarakan pelatihan penulisan bahan ajar

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/SINTYA ALFATIKA SARI
ILUSTRASI siswa sekolah dan Pengamat Pendidikan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Susilo 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pengamat Pendidikan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Susilo, menyoroti pentingnya peningkatan kompetensi guru dalam menyusun bahan ajar.

Dirinya mengusulkan agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda secara masif dapat menyelenggarakan pelatihan penulisan bahan ajar bagi seluruh tenaga pendidik.

Susilo menyebut, kemampuan para guru dalam mengadakan materi atau bahan ajar yang baik menjadi langkah penting. Bahkan dapat menghindari persoalan pembelian buku penunjang yang saat ini menjadi topik pembicaraan hangat di Kota Samarinda.

"Sehingga nanti ketika mengajar tidak lagi bergantung pada buku. Para guru memiliki materi sendiri, bahan ajarnya karya sendiri," ungkapnya saat dihubungi TribunKaltim.co (4/8/2024).

Baca juga: 6 Fakta Kasus Pembunuhan di Jalan Poros Kukar, Korban Orang Samarinda, Pelaku Diciduk di Balikpapan

Minimal, dengan langkah ini setiap sekolah dapat memilih hasil buku terbaik dari guru yang dapat digunakan saat mengajar siswa. Terlebih jika dapat memberi materi dengan muatan lokal, seperti materi tentang kekayaan alam di Kalimantan Timur (Kaltim).

"Karena kadang ada guru-guru yang bingung mengajar dan harus melihat urutan pelajaran berdasarkan teks buku penerbit, padahal ini sudah bukan zamannya. Guru itu harusnya kreatif, apalagi sekarang sudah kurikulum merdeka, sudah dikasih kebebasan mengembangkan materi, tidak lagi terbelenggu dari urutan materi di buku. Pelatihan harus dilakukan dari pusat dan distandarisasi," tuturnya.

Ke depannya, Susilo berharap Disdikbud dapat menghindari pelatihan yang berulang dan tidak bermanfaat, dan memiliki rencana yang jelas untuk mengubah mindset guru agar tidak malas mengembangkan bahan pembelajaran.

“Dengan begitu, guru dapat menciptakan materi sendiri dan tidak bergantung pada penerbit. Kreativitas ini sebenarnya sudah diterapkan di beberapa negara maju, dan harapannya tenaga pendidik kita bisa menyusul,” tutupnya.(*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved