Kabar Internasional Terkini
Ricuh akibat Demonstrasi Kontroversi Kuota Pekerja, PM Bangladesh Mengundurkan Diri dari Jabatan
Ricuh akibat demonstrasi yang dilakukan masyarakat dan mahasiswa karena kontroversi kuota pekerja pemerintah, perdana menteri Bangladesh undur diri.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Dzakkyah Putri
TRIBUNKALTIM.CO - Ricuh akibat demonstrasi yang dilakukan masyarakat dan mahasiswa karena kontroversi kuota pekerja pemerintah, perdana menteri Bangladesh mengundurkan diri.
Perdana menteri Bangladesh telah mengundurkan diri dan meninggalkan negara hal ini menandai berakhirnya 15 tahun kekuasaannya setelah protes demonstrasi masyarakat.
Kejadian ini belum pernah terjadi sebelumnya, akibatnya menyebabkan hampir 300 orang tewas dalam demonstrasi tersebut.
PM Bangladesh tersebut Hasina mengundurkan diri dari jabatannya dan pergi ke tujuan yang tidak diketahui pada hari Senin (5/8/24) ketika ribuan pengunjuk rasa menyerbu kediaman resminya.
Melansir dari Independent, Bangladesh negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, telah gelisah selama berminggu-minggu di tengah protes demonstrasi yang terjadi.
Hal tersebut disebabkan oleh peraturan pemerintah mengenai sistem kuota yang kontroversial untuk pekerjaan pemerintah.
Sistem tersebut menjamin sejumlah peran bagi keturunan pejuang dalam perang kemerdekaan Bangladesh yang dipandang sebagai tindakan untuk menenangkan basis politik Hasina, atau menguntungkan pihak terkait.
Gelombang protes dimulai selama akhir pekan ketika orang-orang menuntut pengunduran diri Hasina, dan sedikitnya 95 orang tewas di seluruh negeri pada Minggu (4/8/2024).
Akibatnya, ratusan orang terluka saat polisi dan pengunjuk rasa menggunakan peluru tajam.

Penyebab Konflik Terjadi
Inti dari protes mahasiswa yang dimulai pada akhir Juni adalah tuntutan untuk menghapuskan sistem kuota yang memberikan hingga 30 persen pekerjaan pemerintah untuk keluarga veteran yang bertempur dalam perang kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971 melawan Pakistan.
Protes tersebut dimulai akhir bulan lalu tetapi ketegangan meningkat ketika mahasiswa di Universitas Dhaka , universitas terbesar di negara itu, bentrok dengan polisi dan protes balasan memperburuk situasi.
Para pelajar menduga aksi protes itu berlangsung damai hingga sayap mahasiswa dari partai Liga Awami yang berkuasa, pimpinan Hasina, menyerang mereka.
"Kami melakukan protes dengan damai hingga kami diserang oleh para preman. Merupakan hak kami untuk terus melakukan protes, hal ini tertanam dalam sejarah negara ini dan kami akan terus melakukannya demi hak kami," kata seorang mahasiswa Universitas Dhaka, berdasarkan interview yang dilakukan Independent.
Para pengunjuk rasa berpendapat bahwa sistem kuota bersifat diskriminatif dan menguntungkan para pendukung Hasina yang partai politiknya memimpin gerakan kemerdekaan.
Mereka menuntut agar sistem tersebut diganti dengan sistem berbasis prestasi.
Mengapa Perdana Menteri Hasina mengundurkan diri?
Protes mahasiswa telah menyoroti keretakan dalam pemerintahan dan ekonomi Bangladesh serta frustrasi kaum muda negara tersebut atas meningkatnya pengangguran di mana sekitar 32 juta anak muda tidak memiliki pekerjaan atau pendidikan.
Kemarahan segera berubah dari tuntutan atas pekerjaan menjadi kemarahan atas cara protes tersebut ditangani, dengan Hasina menyebut para pengunjuk rasa sebagai “teroris” dan memerintahkan polisi untuk menembak mereka di tempat.
“Kita harus menjaga diri kita sendiri dan generasi mendatang. Kita butuh pekerjaan di negara ini, kita sudah menderita karena kekurangan pekerjaan,” kata Alam Rashid, seorang mahasiswa dari Dhaka. “
Kami telah mengundang pemerintah untuk berbicara dengan kami berkali-kali, tetapi dia [ Sheikh Hasina ] malah mengerahkan pasukan polisinya untuk menyerang kami,” katanya kepada The Independent.
Selama akhir pekan, ada laporan serangan di seluruh negeri, termasuk insiden vandalisme dan pembakaran yang menargetkan gedung-gedung pemerintah, kantor partai Liga Awami yang berkuasa, kantor polisi, dan rumah-rumah perwakilan rakyat.
Bentrokan dilaporkan terjadi di 39 dari 64 distrik di negara itu.
Hari Minggu berakhir menjadi hari bentrokan paling mematikan sejauh ini, dengan sedikitnya 95 orang tewas termasuk pengunjuk rasa dan petugas polisi. (*)
Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim
perdana menteri Bangladesh mengundurkan diri
Hasina
pengunjuk rasa
Bangladesh
mengundurkan diri
TribunKaltim.co
| Disorot Internasional Usai Evakuasi Juliana Marins, Agam Rinjani Siap Gunakan Dana Donasi Untuk ini |
|
|---|
| Penampakan Sturgeon Raksasa Gegerkan Warga, Simak Fakta Ikan Purba Sejak Zaman Dinosaurus Ini |
|
|---|
| Penjaga Kuda Nil Kerdil Asal Thailand Khawatir Pasca Viralnya Moo Deng |
|
|---|
| Mantan Finalis Miss Swiss Kristina Joksimovic Dibunuh Suami, Hasil Autopsi Sebut Mayatnya Diblender |
|
|---|
| Mantan Presiden Otoriter Peru, Alberto Fujimori Meninggal Dunia, Sepak Terjang Tokoh Pemecah Negara |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.