Ibu Kota Baru
Bakal Dioperasikan saat Upacara HUT RI di IKN, 3 Gerbong Kereta Otonom Bisa Tampung 300 Orang
Bakal dioperasikan saat upacara HUT RI di IKN, 3 gerbong kereta otonom bisa tampung 300 orang.
TRIBUNKALTIM.CO - Kereta otonom tanpa rel atau autonomous rail rapid transit (ART) akan digunakan tamu undangan upacara Hari Kemerdekaan RI perdana di IKN.
Pada Sabtu (10/8/2024) hari ini, ART itu kini mulai diuji teknis di Sumbu Kebangsaan Sisi Timur, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
ART yang menjalani pengujian merupakan produk garapan CRRC dan Norinco International Corperation Ltd yang berbasis di China.
Pengujian dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana keandalan teknologi ART tersebut.
Baca juga: Penampakan Hotel di IKN Kaltim, Jadi Tempat Menginap Tamu Upacara HUT RI termasuk Megawati dan SBY
Demikian yang disampaikan Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN (OIKN), Mohammed Ali Berawi.
"Baik dalam operasionalnya, apakah ART dapat berfungsi fully otomatis atau masih menggunakan otomatis dan manual, atau berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk investasi, operation, maintenance, dan seterusnya," ujarnya pada Sabtu (10/8/2024).
Kemudian dari segi kapasitas penumpang, ART memiliki tiga gerbong yang dapat menampung sebanyak 300 orang.
Untuk itu, lanjut Ale, ART akan diuji coba dengan kapasitas penuh 300 orang agar dapat diketahui sejauh mana pengaruhnya terhadap pergerakan, kecepatan, kualitas pelayanan, dan seterusnya.
"Atau mungkin nanti angka ideal kita bicara 100-150 passenger dan seterusnya. ART ini juga bisa bahkan sampai ke lima gerbong, jadi kita bicara 300-500 orang dalam sekali keberangkatan," terangnya.
Baca juga: Penampakan Hotel di IKN Kaltim, Jadi Tempat Menginap Tamu Upacara HUT RI termasuk Megawati dan SBY
Deputi Transformasi Hijau dan Digital OIKN Mohammed Ali Berawi saat uji coba atau Proof of Concept (PoC) Autonomous Rail Rapid Transit (ART) di Sumbu Kebangsaan Sisi Timur, Kawasan Inti Pusat Pemerinatahan (KIPP), Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Sabtu (10/8/2024).
Selain itu, payung hukum yang mengatur moda transportasi berteknologi seperti ART dirasa juga mulai perlu dirancang.
Sebab, ART berkarakteristik kereta dan bus, sehingga beroperasi di jalan raya, bukan rel baja atau beton seperti kereta api.
"Maka misalnya akan terkait dengan tema-teman Kemenhub, teman-teman Kementerian PUPR untuk jalan dan seterusnya, ini kita memerlukan kerja sama dengan teman-teman Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk sensor dan frekuensi, bahkan nanti dengan pengaturan di jalan raya, prioritas dan seterusnya juga akan melibatkan teman-teman dari Polri," tutur Ale.
Prinsipnya, PoC ini diharapkan dapat memberikan data dan fakta di lapangan.
Sehingga bisa menjadi basis pengambilan keputusan serta mengevaluasi sejauh mana adopsi dan adaptasi teknologi dapat diterapkan dan dikembangkan di Indonesia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keandalan Kereta Otonom Tanpa Rel Buatan China Dijajal di IKN".
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.