Pilkada Jakarta 2024

Berpotensi Gabung KIM Plus dan Tinggalkan Anies, PKS, PKB, Nasdem Mungkin Dapat Insentif Lebih Baik

Berpotensi gabung KIM Plus, PKS, PKB, dan Nasdem disebut mungkin dapat insentif yang lebih menguntungkan dibanding usung Anies di Pilkada Jakarta 2024

Capture YouTube KPU
Anies Baswedan - Berpotensi gabung KIM Plus, PKS, PKB, dan Nasdem disebut dapat insentif yang lebih menguntungkan dibanding usung Anies di Pilkada Jakarta 2024. 

TRIBUNKALTIM.CO - Berpotensi gabung KIM Plus, PKS, PKB, dan Nasdem disebut mungkin dapat insentif yang lebih menguntungkan dibanding usung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Pilkada Jakarta 2024 makin panas.

Isu penjegalan Anies maju di Pilkada Jakarta pun makin santer bergema.

Isu penjegalan Anies ini sejalan dengan kabar bahwa PKS, PKB, dan Nasdem berpotensi gabung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang mengusung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024.

Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Prof. Saiful Mujani menduga, ada keuntungan lebih yang bakal didapat oleh PKB, PKS, dan Nasdem apabila bergabung ke KIM) Plus dan meninggalkan Anies Baswedan pada Pilkada Jakarta 2024.

Baca juga: Respons Anies soal Isu Penjegalan Dirinya di Pilkada Jakarta 2024, PKS Enggan Komentar

Hal itu disampaikan Saiful ketika ditanya soal alasan Anies bakal ditinggalkan partai pendukungnya pada Pilkada Jakarta oleh presenter Rosianna Silalahi dalam Program ROSI di Kompas TV, Kamis (8/8/2024).

"Mungkin ada insentif yang lebih baik yang lebih menguntungkan bagi partai-partai tersebut ketimbang punya Anies sebagai gubernur di Jakarta. Hanya itu yang bisa memberikan jawaban secara realistis, kenapa ketiga partai itu berubah haluan, kira-kira seperti itu," jelas Saiful.

Menurut Saiful, elektabilitas tinggi yang dimiliki Anies tak menjadi jaminan bahwa dia akan mudah dicalonkan oleh partai politik tertentu pada Pilkada Jakarta 2024.

Sebab, semua itu tergantung terhadap kepentingan para elite partai politik.

"Elektabilitas Anies Itu kan diukurnya dari aspirasi pemilih dan aspirasi pemilih itu bisa mewujud, menjelma menjadi real secara politik apabila bertemu dengan kepentingan para elite ini," kata Saiful.

"Apabila tidak ketemu, dia (Anies) tidak tidak akan menjadi apa-apa, tidak akan didaftarkan ke KPU sebagai calon. Walaupun dia sehebat apa pun, tidak akan jadi karena sistem kita begitu. Begitu susahnya bisa menjadi calon di dalam pilkada dan itu yang dialami oleh Anies," imbuhnya. 

Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Prof. Saiful Mujani dalam program ROSI di Kompas TV, Kamis (8/8/2024).
Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Prof. Saiful Mujani dalam program ROSI di Kompas TV, Kamis (8/8/2024). (Tangkapan layar YouTube KOMPAS TV)

Sebelumnya diberitakan, peneliti utama politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro menangkap sinyal kuat terwujudnya KIM Plus pada Pilkada Jakarta. 

Hal ini merujuk dengan sikap Nasdem, PKB, dan PKS yang telah melempar sinyal akan bergabung ke koalisi pemerintahan mendatang.

Baca juga: Bye PKS Trending X Imbas Opsi Merapat ke KIM Plus dan Tinggalkan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta

Jika itu terjadi, Siti Zuhro menyebutkan, ketiga partai politik tersebut otomatis akan menjalin koalisi bersama KIM Plus

"Tampaknya kecenderungannya semakin mengerucut akan ada koalisi besar yang paralel antara yang dibangun di nasional dan yang di Jakarta," kata Siti Zuhro dalam Kompas Petang di Kompas TV, Jumat.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved