Berita Kukar Terkini

Warga Desa Batu Dinding Kukar Kini Nikmati Listrik, Lampu Tembok Tinggal Kenangan

Masyarakat Desa Batu Dinding, Kelurahan Loa Tebu, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur

|
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
HO/Pemkab Kukar
LISTRIK DI DESA - Masyarakat Desa Batu Dinding, Kelurahan Loa Tebu, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur kini bisa menikmati listrik pada malam hari. Di Batu Dinding, malam kini tidak lagi diselimuti kegelapan. Setiap rumah kini diterangi listrik, membuka jalan bagi kehidupan yang lebih baik.  

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Masyarakat Desa Batu Dinding, Kelurahan Loa Tebu, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur, kini bisa menikmati listrik pada malam hari. 

Wilayah sudut pedalaman Kukar ini, lampu tembok yang dulu menjadi satu-satunya andalan untuk mengusir gelap, kini sudah menjadi kenangan.

Puluhan tahun berlalu, masyarakat desa ini terbiasa hidup dengan minimnya fasilitas, khususnya penerangan. 

Tapi seiring waktu, harapan warga merasakan kemudahan hidup seperti di tempat lain akhirnya terjawab melalui Program Terang Kampongku.

Baca juga: Mantap! 18 Unit SPKLU PLN Siap Layani Kendaraan Listrik HUT ke 79 RI di IKN Nusantara

Sebuah inisiatif yang menjadi bagian dari 23 Program Kukar Idaman, di bawah kepemimpinan Bupati Edi Damansyah. 

Dalam sebuah momen yang akan selalu diingat oleh warga Batu Dinding, seorang ibu dengan wajah penuh rasa syukur menyerahkan lampu temboknya kepada Bupati Kukar, Edi Damansyah.

Ia tak bisa menyembunyikan perasaan gembira dan lega setelah bertahun-tahun hidup di bawah penerangan yang minim, kini listrik telah mengalir di rumahnya. 

Senyum yang terpancar di wajah ibu tersebut bersama warga lainnya melontarkan candaan bahwa lampu tembok itu tak lagi mereka perlukan.

Kehadiran listrik di desa mereka telah menggantikan sumber penerangan yang selama ini menjadi andalan mereka.

Bupati Kukar, Edi Damansyah yang menerima lampu tembok dengan penuh penghargaan mengingatkan warga akan pentingnya menjaga sejarah. 

"Lampu tembok ini memiliki sejarah. Dahulu sebelum ada listrik di Batu Dinding, warga mengandalkan lampu tembok ini. Meski sekarang sudah ada listrik, jangan sampai lampu ini dibuang begitu saja," ucapnya bernostalgia, Selasa (13/8/2024).

Baca juga: Warga Desa Sempayau Kecamatan Sangkulirang Kutim Menunggu 51 Tahun untuk Terlayani Listrik 24 Jam

Ia memastikan, Program Terang Kampongku akan terus diperluas dan tidak hanya untuk Batu Dinding, tetapi juga desa-desa lain yang masih belum tersentuh listrik. 

Suasana haru pun menyelimuti mereka yang menghadiri momen bahagia tersebut.

Seorang ibu-ibu lain, dengan nada bahagianya menyampaikan rasa terima kasih kepada Bupati Edi Damansyah. 

“Kami sangat berterima kasih kepada pak bupati atas usahanya membangun Batu Dinding, dengan menghadirkan listrik yang tadinya tidak ada. Sejak tahun 2020, kami sudah merasakan manfaatnya. Terima kasih, Pak Edi," ujarnya dengan penuh syukur. 

Ucapan itu mewakili perasaan seluruh warga desa, yang akhirnya dapat menikmati terang setelah sekian lama hidup dalam keterbatasan. Program Terang Kampongku bukanlah sekadar proyek biasa. 

Ini adalah bagian dari misi besar Bupati Edi Damansyah untuk memastikan setiap sudut Kukar, termasuk yang paling terpencil sekalipun dapat menikmati listrik sebagai salah satu kebutuhan dasar masyarakat. 


Awal Program Terang Kampongku

Program Terang Kampongku mulai digagas pada awal masa jabatan Edi Damansyah ketika ditemukan 17 desa di wilayahnya yang belum mendapatkan akses listrik selama 24 jam. 

Dengan penuh dedikasi, Bupati Edi dan timnya merancang program yang tidak hanya memasang listrik, tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui pengelolaan energi terbarukan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) komunal.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Arianto menjelaskan program ini telah membawa perubahan besar bagi kehidupan masyarakat desa-desa yang terpinggirkan. 

Dari luasnya wilayah Kukar, awalnya ada 17 titik yang belum memiliki listrik 24 jam.

"Kondisinya sangat sulit, tetapi kami berhasil mengatasi sebagian besar masalah tersebut," ujar Arianto. 

Dia menambahkan, program ini tidak hanya menyediakan listrik, tetapi juga memperkuat kemandirian desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang diberi tanggung jawab mengelola dan memelihara fasilitas listrik yang ada.

Namun, perjalanan menuju terang tidak selalu mulus. Tantangan utama yang dihadapi adalah aksesibilitas dan logistik. 

Banyak desa terisolasi oleh kondisi geografis yang sulit dijangkau, membuat pengiriman material listrik menjadi sangat menantang. 

Sebelum jembatan di Desa Teluk Bingkai dibangun oleh Dinas PU Kukar, mobil pengangkut material tidak dapat mencapai desa-desa tersebut. 

Tetapi berkat upaya keras dan koordinasi yang baik, kendala ini berhasil diatasi, listrik pun akhirnya mengalir ke desa-desa yang selama ini terpinggirkan.

Program ini adalah bukti nyata komitmen Edi Damansyah untuk memenuhi mandat undang-undang, kebutuhan dasar masyarakat harus terpenuhi. 

Edi tidak hanya membawa terang secara harfiah, tetapi juga membawa harapan baru dan masa depan lebih cerah bagi masyarakat yang selama ini berada di pinggiran pembangunan. 

Dengan kehadiran listrik, desa-desa yang dulu seolah terlupakan kini bangkit kembali, menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan pembangunan di Kukar

Di Batu Dinding, malam kini tidak lagi diselimuti kegelapan. Setiap rumah kini diterangi listrik, membuka jalan bagi kehidupan yang lebih baik. 

Lampu tembok yang dulu menjadi saksi perjuangan warga untuk mendapatkan cahaya, kini menjadi simbol sejarah yang tak akan pernah dilupakan, sebuah pengingat bahwa kegelapan tak pernah abadi, selama ada usaha dan komitmen untuk membawa terang ke dalam kehidupan. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved