Berita Balikpapan Terkini

Proyek DAS Ampal Balikpapan Disoal, Jalan MT Haryono hingga Gang Beller Masih Banjir, Respons PU

Proyek DAS Ampal Balikpapan disoal. Kawasan Jalan MT Haryono hingga Gang Beller masih banjir. Respons Pemkot Balikpapan.

TribunKaltim.co/Dwi Ardianto-HO
BANJIR BALIKPAPAN - Pantauan banjir di Balikpapan, Kamis (15/8/2024). Kawasan Jalan MT Haryono yakni di simpang tiga Grand City dan dekat simpang tiga Jalan Beje-beje terendam air setelah hujan deras mengguyur kota. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Proyek DAS Ampal Balikpapan kembali disoal setelah hujan deras yang mengguyur masih menyebabkan banjir di kawasan Jalan MT Haryono hingga Gang Beller. 

Proyek DAS Ampal Balikpapan yang sudah memakan waktu lama dan membuat warga terdampak nyatanya belum bisa mengatasi persoalan banjir di wilayah sekitarnya.

Hujan deras yang mengguyur, Jumat (9/8/2024) membuat sejumlah besar wilayah Balikpapan terendam termasuk jalan MT Haryono hingga Gang Beller yang masuk kawasan proyek DAS Ampal

Peristiwa berulang Kamis (15/8/2024) meski tidak berlangsung lama karena hujan tidak berkepanjangan.

Baca juga: H-1 Jelang Duplikat Bendera Pusaka Tiba dan Diarak ke IKN Kaltim, Balikpapan dan Penajam Banjir

Baca juga: LIVE Update Banjir Balikpapan, Air Belum Surut di Kelurahan Damai hingga Listrik Masih Padam

Baca juga: Daftar Titik Banjir dan Tanah Longsor di Balikpapan pada Hari Ini

Namun genangan air di kawasan MT Haryono masih terlihat hingga beberapa kendaraan terpaksa menepi dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.

Apalagi genangan terus meluap bertepatan dengan jam berangkat sekolah atau kerja. 

Seorang pengamat tata kota di Balikpapan, Agung Sakti, mengungkapkan bahwa proyek yang dinyatakan selesai tersebut perlu penilaian lebih lanjut dari para ahli dalam pengendalian banjir

“Kami berencana mengundang para ahli untuk mendiskusikan dan mengevaluasi Proyek DAS Ampal, serta mengharapkan kehadiran pihak kontraktor,” ungkap Agung, Kamis (15/8/2024) sore.

Agung, yang merupakan anggota BWF (Balikpapan Water Forum), menjelaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta) dan FORSILADI (Forum Silaturahmi Doktor Indonesia) untuk mengatasi masalah banjir yang kerap melanda Balikpapan.

“Saya berharap semua pihak dapat hadir untuk memberikan penjelasan tentang proyek ini, termasuk tim dari Pemkot Balikpapan,” tambahnya.

Dia juga menegaskan bahwa Pemkot Balikpapan dan kontraktor harus bertanggung jawab atas permasalahan ini.

“Kami tidak mencari kesalahan, melainkan ingin menemukan solusi bersama,” tegasnya.

Banjir yang merendam kawasan permukiman warga di Balikpapan Selatan pada Jumat (9/8/2024). 
BANJIR BALIKPAPAN - Kawasan permukiman warga di Balikpapan Selatan yang banjir, Jumat (9/8/2024).  Kawasan ini masuk dalam DAS Ampal. (TribunKaltim.co/Dwi Ardianto)

Agung menambahkan bahwa jika situasi ini terus berlanjut, melibatkan para ahli adalah langkah penting agar diskusi dapat dilakukan berdasarkan data dan perbandingan dengan daerah lain.

“Banyak ahli yang bisa menangani masalah banjir.

Baca juga: Sisa Material Masih Tersisa di Jalan MT Haryono Balikpapan, UMKM Terdampak Proyek DAS Ampal Geram

Kami perlu melibatkan akademisi yang kompeten agar solusi yang diusulkan bisa berkelanjutan,” kata Agung Sakti.

Respons Dinas PU

Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Balikpapan mengumumkan lewat Instagram resminya bahwa rumah pompa 1 sudah mulai beroperasi untuk mempercepat aliran di saluran Primer Ampal dan mengatasi banjir di Gang Mufakat.

Dikonfirmasi, Kepala DPU Balikpapan, Rita, menjelaskan bahwa proses pengendalian banjir masih berlangsung meskipun rumah pompa telah beroperasi.

“Ini proses, bukan berarti pompa dapat langsung mengatasi banjir saat hujan turun.

Perhatikan kondisi genangan yang terjadi,” singkat Rita lewat pesan WhatsApp. 

Saat ditanyakan lebih lanjut, Rita menyarankan untuk menghubungi Kepala Bidang SDA dan Drainase DPU Balikpapan, Jen Supriyanto.

Namun, hingga berita ini diturunkan, Jen belum memberikan tanggapan saat dihubungi.

Baca juga: Proyek DAS Ampal Belum Selesai, Peradi Balikpapan Ancam Laporkan Kadis PU Dugaan Keterangan Palsu

Tidak Signifikan

Sebelumnya, anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Kamaruddin, menyuarakan ketidakpuasan terhadap efektivitas program penanggulangan banjir yang telah dilaksanakan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (25/3/2024). 

Menurutnya, upaya untuk mengurangi titik banjir justru mengalami kegagalan, bahkan bertambah untuk titik banjir di Balikpapan

Kamaruddin menyoroti proyek pengendali banjir DAS Ampal yang menjadi fokus utama.

Meskipun proyek tersebut kata dia memiliki nilai mencapai Rp 136 miliar, namun hasilnya justru tidak signifikan.

Bahkan, proyek tersebut menjadi ancaman serius bagi kawasan di Jalan MT Haryono karena parit yang dibuat lebih rendah dari sebelumnya, menyebabkan potensi luapan air.

Proyek Rumah Pompa

Selain melakukan perbaikan daerah aliran sungai (DAS) Ampal, penanggulangan banjir juga digarap melalui pembangunan rumah pompa air.

Baca juga: Dewan Berkeyakinan Proyek DAS Ampal Tak Selesai Tepat Waktu, Sabaruddin Sarankan APH Lakukan Audit 

Proyek ini berlokasi tepat di samping Hotel Zurich Balikpapan. Di mana area ini merupakan bagian hilir Sungai Ampal.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Faridah mengatakan proyek ini telah berjalan sejak tahun 2023 lalu. Tercatat hingga akhir Januari progres pembangunan ini sudah mencapai 88,27 persen.

"Sudah ada kenaikan progres, tapi masih kami cek. Jadi tinggal membuat bangunan rumah," ujarnya, Jumat (2/2/2024).

Ia menerangkan, keberadaan rumah pompa ini dapat mempercepat pembuangan limpahan air dari saluran kecil menuju saluran utama.

Tujuannya agar membuat daya tampung air di saluran sekunder tetap terjaga.

Nantinya, imbuh Faridah, akan terdapat enam pintu air dengan empat pompa dalam proyek tersebut.

Dalam artian hanya ada empat pintu air saja yang menggunakan pompa.

Secara mekanisme teknis, jika terjadi banjir, pintu rumah pompa akan ditutup, kemudian pompa air akan dinyalakan.

Hal ini dapat mempercepat air mengalir, sehingga banjir di bagian hulu lebih cepat surut. Inovasi pembangunan rumah pompa ini sebagai salah satu infrastruktur pengendalian genangan air.

"Kini kontraktor tinggal menyelesaikan bangunan bagian atas," ulas Faridah.

Untuk diketahui, proyek rumah pompa ini turut menelan anggaran sebesar Rp6,5 miliar.

Sementara itu, kebutuhan anggaran untuk empat unit pompa senilai Rp17 miliar. 

Baca juga: Akui Kontraktor Proyek DAS Ampal Ngeyel, Ini Alasan Dinas PU Balikpapan Tetap Perpanjang Kontrak

(TribunKaltim.co/Mohammad Zein Rahmatullah/Zainul/Ary Nindita)

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved