Breaking News

Ibu Kota Negara

8 Fakta Aksi Protes IKN dan Spanduk Indonesia is Not For Sale hingga 14 Orang Dibawa Polisi

8 fakta aksi protes IKN dan spanduk bertulisan Indonesia is not for sale hingga 14 orang dibawa polisi.

|
Penulis: Aro | Editor: Heriani AM
HO/Greenpeace Indonesia
PROTES IKN, INDONESIA IS NOT FOR SALE - Spanduk Indonesia Not For Sale yang dibentangkan oleh koalisi masyarakat sipil dan aktivis lingkungan di Jembatan Pulau Balang, Sabtu (17/8/2024). 

Menurut Edy Kurniawan, ada yang mengalami kekerasan. "Termasuk satu orang yang pingsan," katanya

3. Dibawa ke Polres

Edy juga menambahkan bahwa mereka dibawa ke Polres PPU sore harinya dan hanya didata, tanpa pemeriksaan lebih lanjut.

4. Ada intimidasi dari ormas

Kepulangan para aktivis tersebut tertunda akibat adanya tekanan dari ormas yang muncul di Polres PPU.

"Teman-teman yang diamankan komplain karena diduga ormas tersebut sengaja dimobilisasi oleh aparat," kata Edy.

Alhasil para aktivis tersebut baru bisa pulang malam hari dengan pengawalan aparat hingga Pelabuhan, meskipun Edy menduga ada pembuntutan setelah mereka kembali ke Balikpapan.

5. Jurnalis ikut ditahan

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Samarinda, Yuda Almerio, salah seorang jurnalis yang berada di lokasi, menceritakan bagaimana ia dan rekan-rekannya sempat ditahan. 

Baca juga: Istana Garuda di IKN Jadi Kontroversi dan Ramai di Medsos, IAI: Karya Seni Beda dengan Arsitektur

"Setelah spanduk dibentangkan, beberapa aparat Polairud datang menanyakan siapa yang memimpin aksi ini.

Kami memperkenalkan diri, tetapi ada kuasa hukum yang tinggal untuk bernegosiasi," ujar Yuda, Minggu (18/8/2024). 

Ia juga menambahkan bahwa proses negosiasi berlangsung cukup alot.

"Kami berkali-kali diminta turun dari kapal, bahkan ada yang berkata, 'Kamu takutkah?' Saya merasa itu adalah bentuk serangan psikologis.

Kami tidak seharusnya diminta turun, apalagi kami hanya meliput," ungkap Yuda.

Setelah melihat teman-temannya dibawa ke darat, Yuda dan rombongan memutuskan untuk naik ke atas dan melanjutkan liputan. 

"Daripada terus-terusan diminta turun, lebih baik liput dari atas.

Akhirnya kami naik untuk mengawal teman-teman aktivis," lanjutnya.

Proses penahanan berlangsung lebih dari satu jam, dan mereka diminta untuk melakukan pendataan.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved