Polemik Undangan Sultan Kutai
Buntut Sultan Kutai Tak Diundang Upacara di IKN Nusantara, Remaong Tuntut Kesbangpol Mengaku Salah
Buntut polemik Sultan Kutai tak diundang Upacara HUT Kemerdekaan di IKN Nusantara. Remaong menuntut Kesbangpol mengaku salah dan minta maaf.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Buntut polemik Sultan Kutai tak diundang Upacara HUT Kemerdekaan di IKN Nusantara.
Perkumpulan adat Remaong Berjaya menuntut Kesbangpol mengaku salah dan minta maaf.
Diketahui, mereka melakukan aksi massa menggeruduk kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutai Kartanegara (Kukar), Rabu (21/8/2024).
Sedikitnya 300 massa anggota Remaong Kutai Berjaya memadati halaman Kesbangpol Kukar untuk meminta permohonan maaf serta klarifikasi undangan terhadap Sultan Adji Muhammad Arifin yang ramai diperbincangkan.
Baca juga: Fakta Sultan Kutai tak Ikut Upacara HUT RI di IKN, Kesbangpol Kukar Tidak Tahu soal Undangan Istana
Ya, mereka melakukan aksi merespons polemik terkait undangan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura pada upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke 79 Republik Indonesia (RI) di Ibu Kota Nusantara atau IKN.
Kepada TribunKaltim.co, Hebby menilai penjelasan yang disampaikan oleh Kesbangpol Kukar maupun Kesbangpol Provinsi bertentangan.
“Tuntutannya itu untuk permohonan maaf dan klarifikasi. Kesbangpol harus mengakui kesalahan, karena data yang mereka munculkan itu banyak ditemukan kesalahan,” kata Ketua Umum Remaong Kutai Berjaya, Hebby Nurlan Arafat.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, di tengah kemeriahan peringatan HUT ke-79 RI yang berlangsung megah di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, sebuah kisah menarik mencuri perhatian publik.
Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Aji Muhammad Arifin, tidak menerima undangan resmi untuk menghadiri upacara bersejarah tersebut.
Pada Sabtu (17/8/2024), Sultan Adji Muhammad Arifin memilih untuk memperingati HUT ke-79 RI bersama Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah di Halaman Kantor Bupati Kukar.
Namun, dengan kebijaksanaan yang mencerminkan kedewasaan seorang pemimpin tradisional, Sultan Aji Muhammad Arifin menegaskan bahwa ketidakhadirannya bukanlah isu yang perlu dipermasalahkan.
Baca juga: Fakta Lain di Balik Baju Jokowi dan Tak Diundangnya Sultan Kukar ke Upacara HUT RI di IKN Kaltim
Kepada TribunKaltim.co, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Sultan Adji Muhammad Arifin mengaku tidak kecewa apabila tidak diundang untuk mengikuti peringatan kemerdekaan di IKN.
"Tergantung dengan faktor alam, cuaca, dan undangan, kita ngga ada (undangan). Tidak ada perasaan bagaimana, itu terserah orang mau undang atau tidak. Tergantung panitianya," katanya.
"Saya biasa saja, masing-masing daerah, sama saja. Kita sama-sama merayakan kemerdekaan Indonesia," timpal Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Sultan Adji Muhammad Arifin.
Meski tak mendapat undangan, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Sultan Adji Muhammad Arifin mempersilahkan Presiden Jokowi menggunakan pakaian adat kesultanan.
"Silakan saja dipakai, pakaian kesultanan dipakai untuk menghormati peringatan 17 Agustus, bukan dipakai setiap hari," ucap Sultan Adji Muhammad Arifin.
"Pakaian ini dikategorikan pakaian di dalam keraton. Filosofinya, orang yang pakai betul-betul sebagai raja, bukan sembarang orang. Sebelumnya mereka juga sudah ada izin," timpalnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.