Polemik Undangan Sultan Kutai

Terjawab Alasan Kantor Kesbangpol Kukar Digeruduk Remaong, Ada Manipulasi Data Undangan Sultan Kutai

Terjawab alasan kantor Kesbangpol Kukar digeruduk aksi massa perkumpulan Remaong Kutai Berjaya. Ada manipulasi data Sultan Kutai yang tak diundang.

|
TribunKaltim.co/Miftah Aulia Anggraini
Terjawab alasan kantor Kesbangpol Kukar digeruduk aksi massa, Rabu (21/8/2024). Perkumpulan Remaong Kutai Berjaya jaga kehormatan Sultan Kutai yang tak diundang Istana. 

TRIBUNKALTIM.CO - Terjawab alasan kantor Kesbangpol Kukar digeruduk aksi massa. 

Perkumpulan Remaong Kutai Berjaya itu dalam tgujuan menjaga kehormatan Sultan Kutai yang tak diundang Istana saat upacara HUT Kemerdekaan di IKN Nusantara, Kaltim.

Perkumpulan adat Remaong Kutai Berjaya angkat bicara mengenai list undangan tokoh Kalimantan Timur yang beredar di jagat maya pasca pernyataan dari Sultan Adji Muhammad Arifin viral.

Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura tersebut diketahui tidak menerima undangan resmi untuk menghadiri upacara bersejarah HUT ke-79 RI di Ibu Kota Nusantara atau IKN.

Baca juga: Remaong Kutai Berjaya Temukan Kejanggalan Surat untuk Sultan Kutai Terkait Undangan HUT RI di IKN

Ketua Remaong Kutai Berjaya, Hebby Nurlan Arafat mengatakan, list undangan yang beredar di jagat maya berbeda dengan apa yang mereka dapatkan.

“Daftar undangan itu editan, itu sangat keliatan dan berbeda dengan apa yang kami terima. Dalam surat yang kami dapat di nomor 10 itu bukan nama beliau (Sultan Adji Muhammad Arifin). Tapi nama Rektor salah satu perguruan tinggi di Kaltim," ujarnya, Rabu (21/8/2024).

Ia pun menyesalkan sikap Kesbangpol Kutai Kartanegara (Kukar) maupun Kesbangpol Kalimantan Timur yang seolah ingin menghindar dari permasalahan undangan Sultai Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

“Kemudian yang lebih meyakinkan kami adalah nomor telepon yang tertera itu buka nomor telepon beliau (Sultan Adji Muhammad Arifin),” timpalnya.

Hebby mewakili Remaong Kutai Berjaya mengaku kecewa atas kejadian ini. Ia merasa, selama ini Sultan Adji Muhammad Arifin maupun masyarakat adat di lingkup Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura sangat mendukung proyek pembanguan IKN. 

Baca juga: Pimpinan Ponpes di Bontang yang Terjerat Kasus Pelecehan Seksual Divonis 12 Tahun Penjara

Bahkan, boleh dibilang Remaong Kutai Berjaya bersama pihak Kesultanan Kutai Kartanegara memiliki peran dalam mengatasi pro dan kontra di tengah masyarakat. 

“Kalau kami kan dari Remaong ini kan kurang lebih lah, biasa saja kalau mau diundang seperti peserta lain. Tapi ini loh, seorang Pemangku wilayah, masa Sultan mau diperlakukan seperti itu,” sebutnya.

Sebagai informasi, ratusan massa yang tergabung dalam perkumpulan adat Remaong Kutai Berjaya geruduk kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutai Kartanegara (Kukar), Rabu (21/8/2024) pagi.

Mereka melakukan aksi merespon polemik terkait undangan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura pada upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke 79 Republik Indonesia (RI) di Ibu Kota Nusantara atau IKN.

Sebanyak 300 massa anggota Remaong Kutai Berjaya memadati halaman Kesbangpol Kukar untuk meminta permohonan maaf serta klarifikasi undangan terhadap Sultan Adji Muhammad Arifin yang ramai diperbincangkan.

Baca juga: Terjawab Siapa Satria Ananta, Disebut Anak Sultan Samarinda yang Terseret Kasus Viral Azizah Salsha

Kepada TribunKaltim.co, Hebby menilai penjelasan yang disampaikan oleh Kesbangpol Kukar maupun Kesbangpol Provinsi bertentangan. 

“Tuntutannya itu untuk permohonan maaf dan klarifikasi. Kesbangpol harus mengakui kesalahan, karena data yang mereka munculkan itu banyak ditemukan kesalahan,” tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved