Berita Samarinda Terkini
Pemkot Samarinda Siap Merevitalisasi Kawasan Pecinan, PUPR Sebut Prosesnya Bisa 3 Tahun
Berkaitan dengan hal tersebut Pemkot Samarinda siap merevitalisasi kawasan Pecinan Samarinda
Penulis: Nevrianto | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM. CO, SAMARINDA - Kawasan Jantung Kota Samarinda punya kisah dan sejarah terkait dengan komunitas etnis Tionghoa yang juga punya andil dalam perjuangan Kemerdekaan RI.
Berkaitan dengan hal tersebut Pemkot Samarinda siap merevitalisasi kawasan Pecinan Samarinda.
Talkshow bertema “Kota Samarinda dan Budaya Tionghoa” digelar di Atrium Samarinda Central Plaza, (SCP) di Jalan Mulawarman Kota Samarinda Kalimantan Timur Sabtu (24/8/2024)
Talkshow ini merupakan rangkaian kegiatan International Workshop dan Expo: Revitalizing The Chinatown of Samarinda yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Samarinda bekerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalimantan Timur.
Baca juga: Viral Aksi Terpuji Pemilik Warung di Samarinda Gratiskan Dagangan untuk Relawan Pemadam Kebakaran
Dalam forum yang terbuka untuk publik ini, hadir empat narasumber. Nurvina Wahyuni dari Dinas PUPR Samarinda, Muhammad Cecep Herly dari Dinas Perumahan dan Permukiman, Dr. Krismanto Kusbiantoro dari Universitas Maranatha Bandung, dan Muhammad Sarip sejarawan publik.
Pegiat literasi dari Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, Syifa Hajati, tampil sebagai moderator.
“Terdapat data sensus penduduk Samarinda tahun 1930 yang menunjukkan bahwa orang-orang Tionghoa di kota ini menempati urutan kedua populasi terbanyak setelah orang Banjar,” ungkap Syifa Hajati di awal prolognya.
Mengenai jangka waktu pengerjaan revitalisasi Chinatown atau Pecinan Samarinda, Nurvina Wahyuni mengatakan, proses bisa hingga tiga tahun.
“Tapi untuk detailnya, itu wewenang Cipta Karya untuk menjelaskannya,” ujar Nurvina.
Krismanto yang merupakan ketua project revitalisasi Pecinan Samarinda mengemukakan, kegiatan workshop dan expo dari tanggal 20 sampai 25 Agustus 2024 ini baru permulaan.
“Untuk proses pembangunannya, tentu harus ada perangkat kerja daerah. Tapi saya melihat bahwa Kota Samarinda punya keunikan yang khas pada Chinatown yang tidak dimiliki oleh kota-kota lain di Pulau Jawa. Arsitektur bangunan di Samarinda beradaptasi dengan kondisi alam lokal,” papar Krismanto.
Sementara itu, Cecep Herly menyatakan, jika Pemkot melakukan revitalisasi Pecinan, tentu harus ada benefit untuk Samarinda.
“Pecinan Samarinda itu nantinya harus menjadi destinasi wisata baru. Revitalisasi ini harus menghasilkan pendapatan daerah. Orang tidak sekadar berkunjung, tapi juga berbelanja di sini,” tutur Cecep.
Upaya Pemkot merevitalisasi Pecinan Samarinda tidak dimaksudkan untuk mengistimewakan satu etnik tertentu ketimbang yang lain.
“Tadi yang dibilang moderator Syifa Hajati bahwa ternyata penduduk Tionghoa itu dulunya bukan minoritas di Samarinda.
Dicecar Mahasiswa, WR III Unmul Irit Bicara Saat Diminta Klarifikasi soal Permintaan Maaf ke Pemprov |
![]() |
---|
Harga Beras SPHP di Gerakan Pangan Murah Samarinda, Penyaluran hingga Oktober |
![]() |
---|
Kapolresta Samarinda Ungkap Motif Pelaku Pembegalan Driver Maxim di Jalan Moeis Hasan |
![]() |
---|
Sekolah Rakyat Terintegrasi 24 Samarinda, Model Pendidikan Inklusif Berasrama Bagi Ekonomi Lemah |
![]() |
---|
Akhirnya Gubernur Rudy Mas'ud Respons Tuntutan Honorer Kaltim: PPPK Kewenangan Pemerintah Pusat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.