Mahasiswa Demo Polresta Samarinda
Cipayung Plus Geruduk Mapolresta Samarinda, Kecam Tindakan Represif Terhadap Mahasiswa
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Cipayung Plus Kota Samarinda ini mengecam tindakan represif terhadap massa aksi massa
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Giliran Markas Polresta Samarinda yang digeruduk puluhan mahasiswa, Rabu (28/8/2024).
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Cipayung Plus Kota Samarinda ini mengecam tindakan represif terhadap massa aksi di depan Kantor DPRD Kaltim pada Senin, 26 Agustus 2024 lalu.
Sedari Pukul 16.00 Wita puluhan mahasiswa ini telah memenuhi gerbang masuk mapolresta yang berada Jalan Slamet Riyadi, Kota Samarinda tersebut.
Satu jam berorasi para mahasiswa ini akhirnya melakukan pembakaran ban dan mencoba merobohkan pagar Mapolresta Samarinda.
Tidak sampai di situ, puluhan mahasiswa gabungan dari organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) juga diikuti FKIP Universitas Mulawarman ini sempat menutup jalan dari Samarinda Seberang menuju Kota Samarinda.
Tindakan mereka ini sempat memicu protes keras dari pengguna jalan yang melintas.
Baca juga: BREAKING NEWS: Cipayung Plus Demo Polresta Samarinda, Buntut Insiden Mahasiswa Ditonjok Polisi
Baca juga: Deretan Kericuhan saat Demo Mahasiswa Tuntut Pengesahan UU Perampasan Aset Koruptor di DPRD Kaltim
Pasalnya aksi pemblokan jalan menggunakan mobil pickup itu menyebabkan kemacetan lalu lintas selama 30 menit lamanya.
300 personel anti huru hara bersama satu water cannon bahkan sempat disiagakan saat situasi sempat memanas.
"Mahasiswa dipukul, ditendang, didorong water cannon sampai ada yang patah kaki. Kenapa polisi yang seharusnya melindungi, mengayomi justru melakukan tindakan premanisme?," teriak salah satu narator.
Sambil mengangkat spanduk bertuliskan #Copotkapolressamarinda, dalam aksi ini mereka menuntut agar Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli mengusut tuntas personel yang melakukan pemukulan terhadap mahasiswa.
"Copot dan pecat anggota yang memukuli mahasiswa saat menyuarakan suara rakyat di DPRD Kaltim," tegas narator.
Dua jam melakukan narasi, puluhan mahasiswa ini akhirnya ditemui Wakapolresta Samarinda AKBP Eko Budiarto.
Dengan kerendahan hati orang nomor dua di Mapolresta Samarinda ini meminta maaf yang sebesar-besarnya di hadapan para pendemo atas tindakan pemukulan terhadap mahasiswa kala itu.
Meski tidak membeberkan, namun AKBP Eko Budiarto menegaskan personel yang dimaksud sudah dalam proses pemeriksaan sesuai ketentuan aturan yang berlaku.
"Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya. Semoga pengalaman ini menjadi kejadian pertama dan tidak terulang lagi," tegasnya.
"Kami (Polisi) mencintai, menghargai dan melindungi adik-adik mahasiswa. Begitupun sebaliknya, cintai dan hargai polisi. Kita harus saling menjaga," imbuh AKBP Eko Budiarto.
Setelah pertemuan itu para mahasiswa sepakat membubarkan diri pada Pukul 18.30 Wita.
Sebelum itu mereka menegaskan memberi waktu 3 hari bagi Kapolresta Samarinda untuk memproses pelaku pemukulan mahasiswa.
"Kami mengawal sampai pelaku pemukulan dipecat. Kami juga ingin pelaku meminta maaf secara langsung di depan kami. Kalau tidak, maka kami akan melakukan aksi dengan massa yang lebih besar dan Kapolres Samarinda harus diganti," tegas Ketua HMI Cabang Samarinda, Syahril Saili yang merupakan korban pemukulan dan turut hadir dalam aksi ini.
Dijumpai lagi usai massa membubarkan diri, Wakapolresta Samarinda AKBP Eko Budiarto mengatakan bahwa oknum yang melakukan pemukulan sudah ditahan dan diproses sesuai ketentuan.
"Kalau dipecat atau bagaimana kita lihat prosesnya. Perbuatan apa yang dia lakukan dan lain sebagainya," ucapnya.
Baca juga: Demo di Depan DPRD Kaltim Ricuh. Mahasiswa Dibubarkan Paksa dengan Water Cannon
Menanggapi permintaan tanggung jawab atas mahasiswa yang mengalami cidera, AKBP Eko Budiarto menegaskan semua yang terjadi di lapangan merupakan dinamika.
Sebab bukan hanya mahasiswa, sejumlah personel juga diungkapnya mengalami cidera.
"Soal kena water cannon itu hal biasa. Tapi pemukulan itu yang tidak bisa saya biarkan. Nanti Kapolres (Kombes Pol Ary Fadli) akan ke sekretariat mereka (HMI)," tegasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.