Ibu Kota Negara

IKN Dibuka Kembali untuk Masyarakat Umum 15 September 2024, Kunjungan ke Titik Nol akan Diatur

Mulai 15 September 2024, masyarakat umum sudah bisa masuk ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Akses publik ke IKN sudah dibuka, simak syarat dan ketentuannya

Editor: Amalia Husnul A
Kompas.com/Suci Wulandari Putri
IBU KOTA NUSANTARA - Titik Nol IKN, Kalimantan Timur, Selasa (3/10/2023). Mulai 15 September 2024, masyarakat umum sudah bisa masuk ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Akses publik ke IKN sudah dibuka, simak syarat dan ketentuannya 

Sebelum 17 Agustus 2024 lalu juga kan memang sudah digunakan untuk Sidang Kabinet," imbuh Danis. 

Demikian halnya dengan Istana Negara, sudah dapat difungsikan sebagai ruang rapat kerja presiden bersama gubernur, bupati, wali kota, dan pejabat lainnya.

Kemudian yang sedang dilengkapi juga adalah penyelesaian ekosistem perkantoran lainnya seperti gedung Kementerian Sekretariat Negara dan Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) yang akan dituntaskan dari lantai 3, 4, hingga 5.

Selanjutnya, infrastruktur yang akan dituntaskan adalah hunian untuk ASN yang terus digeber hingga 20 tower pada September ini atau paling lambat awal Oktober 2024.

Berikutnya adalah Rumah Tapak Jabatan Menteri (RTJM) yang sebelumnya hanya 14 unit yang siap digunakan, kini bertambah menjadi 20 unit dan pada Oktober nanti paripurna menjadi 36 unit.

Seluruh infrastruktur tersebut juga dilengkapi fungsi utilitas seperti air minum, listrik, AC, jaringan internet.

Kota Pertama yang Dibangun Indonesia dari Awal

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (PPN/Bappenas) Periode 2014-2015 sekaligus Pencetus Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Andrinof A Chaniago mengungkapkan hal ini di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Selasa (10/9/2024).

Baca juga: Pengamat Ungkap Dugaan Alasan Utama Jokowi Berkantor di IKN Kaltim Jelang Lengser: Ada Kekhawatiran

"Sejak kita merdeka, kita enggak pernah membangun kota itu sendiri.

Nah, kota yang kita tumpangi, kita tinggali, itulah kota warisan kolonial, yang tumbuhnya tambal sulap," tegas Andrinof seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com

Menurut dia, kota-kota di Indonesia yang sudah terbangun saat ini sangat sulit untuk renewal (diperbarui).

Nah, itu adalah salah dua dari alasan mengapa Indonesia perlu membangun ibu kota yang baru.

 Oleh karenanya, Indonesia perlu memiliki kota yang dapat menaikkan martabat masyarakatnya.

"Jika kita ke luar negeri, ke negara lain, kotanya bagus, layanan publiknya bagus, smart-city (kota pintar) segala macam.

Nah, orang Indonesia melihat kotanya semrawut, amburadul, banyak masalah," tambah dia.

Namun, tak hanya itu saja, pembangunan IKN banyak memiliki perbedaan dengan negara-negara lain.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved