Ibu Kota Negara

Ancaman Gempa di IKN Nusantara di Kaltim, Ibu Kota Negara Diapit 2 Sesar, BMKG Klaim Aman Megathrust

Ancaman Gempa di IKN Nusantara di Kaltim, Ibu Kota Negara Diapit 2 Sesar, BMKG Klaim Aman Megathrust

canva.com
Ilustrasi gempa bumi - Ancaman Gempa di IKN Nusantara di Kaltim, Ibu Kota Negara Diapit 2 Sesar, BMKG Klaim Aman Megathrust 

TRIBUNKALTIM.CO - Mengenal sesar Mangkalihat yang jadi penyebab gempa Berau terbaru, posisinya mengapit IKN Kaltim

Gempa tektonik berkekuatan M 5,5 mengguncang wilayah Batu Putih, Berau, Kalimantan Timur pada Minggu (15/9/2024) pukul 20.08 WIB.


Episenter gempabumi terletak pada koordinat 1,30° LU ; 118,46° BT, atau tepatnya berlokasi di darat 147 km Tenggara Berau, Kalimantan Timur pada kedalaman 11 km.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, gempa ini mengingatkan pada gempa kuat pada 1921.

Baca juga: Gempa Lagi di Berau Kaltim Magnitudo 3.6, Muncul Video Viral Warung Sembako Terdampak Gempa

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal diduga akibat aktivitas sesar Mangkalihat,” kata Daryono dalam keterangan resmi, Minggu (15/9/2024).

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). 

Gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Berau, Tanjung Redep, Teluk Bayur , Tanjung Selor, Tarakan, Bulungan dengan skala intensitas III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).

“Hingga pukul 7.00 WIB, tercatat ada 18 kali gempa susulan,” imbuh Daryono.

Meski Diapit Dua Sesar, IKN Dipastikan Aman dari Ancaman Megathrust 

Kendati Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berada di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, diapit dua sesar, namun dipastikan relatif aman dari ancaman gempa skala besar lintas lempeng atau megathrust.

Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geosifika (BMKG) Balikpapan Rasmid mengatakan hal itu kepada Kompas.com, Kamis (5/9/2024).

"Kalau untuk di IKN relatif aman. Ancaman megathrust-nya tidak dekat. Dia jauh ada di utara Pulau Sulawesi. Sementara IKN ada di tengah-tengah Kalimantan, dan itu tidak akan terpengaruh," tegas Rasmid. 

Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Balikpapan Rasmid
IKN KALTIM - Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Balikpapan Rasmid ((KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER))

Adapun dua sesar yang mengapit IKN, relatif kecil karena bukan terbentuk dari aktivitas bebatuan tektonik melainkan aktivitas fluida atau hidrokarbon yang tidak dieksplorasi (ditambang). ]

"Panjang kedua sesar ini pun tidak terlalu signifikan. Dan itu ditambah lagi IKN telah dibangun di atas standar rata-rata jadi tidak ada masalah sama sekali," imbuhnya.

Sebaliknya, megathrust akan berpengaruh pada pantai timur Pulau Kalimantan seperti Tarakan, Berau, dan Bontang.

Megathust ini akan dipicu sesar Sangkulirang yang merupakan lanjutan dari Palukoro di utara Pulau Sulawesi yang membentang sepanjang ratusan kilometer.

Sesar ini memiliki sejarah telah memicu gempa besar dan tsunami pada 14 Mei 1921.

"Kalau dihitung-hitung potensinya bisa menghasilkan gempa berkekuatan Magnitudo (M) 8,5. Itu lumayan besar juga sehingga ketika ada subduksi atau megathrust itu nendang air yang ada di atasnya, menimbulkan tsunami. Itu yang kami antisipasi di sini," jelas Rasmid.

Selain sesar di atas, terdapat juga sesar Meratus dengan panjang 100-110 kilometer, yang membentang dari utara hingga selatan, tepatnya di ujung Kabupaten Paser.

Kemudian sesar Mangkalihat yang juga panjang dengan ukuran 100 kilometer, dan sesar Tarakan sepanjang 100 kilometer.

Tak kalah penting adalah sesar purba yang membelah bumi Kalimantan dari ujung barat di Kalimantan Barat hingga Kabupaten Paser bagian utara, tepatnya Teluk Adang.

Sementara sesar Meratus yang memicu gempa M 4,7 di Kabuapten Banjar, Kalimantan Selatan pada 13 Februari 2024 di kedalaman 10 kilometer, berdasarkan catatan BMKG Balikpapan itu tidak sampai ke utara.

"Tidak sampai ke IKN. Itu tidak dirasakan ya karena bebatuan wilayah IKN keras, gelombangnya lewat dengan cepat dan amplitudonya kecil jadi tidak berdampak pada wilayah IKN," tuntas Rasmid seperti dilansir Kompas.com

Baca juga: Viral Gempa 10 Menit Lalu Guncang Berau Kaltim Magnitudo 4.0, Info BMKG Selengkapnya

Sejarah gempa 

Daryono mengatakan, pada 14 Mei 1921 terjadi gempa kuat di Kalimantan Timur mencapai skala intensitas maksimum VII MMI (kerusakan berat).

Gempa ini menyebabkan kerusakan di wilayah Sangkulirang dengan kerusakan paling parah terjadi di Pulau Rending (Teluk Sangkulirang).

"Di Pulau ini banyak rumah rusak di Kaliorang dan Sekurau," kata Daryono, Senin (16/9/2024) seperti dilansir Kompas.com

Dampak gempa menyebabkan lubang bor menyemburkan air, terjadi rekahan-rekahan tanah sepanjang 10 m, lebar 20 cm, dengan kedalaman 2 m dan menyemburkan air bercampur pasir dan tanah liat (terjadi likuifaksi).

Wilayah yang diguncang gempa ini mencapai radius 250 km.

Terjadi 10 kali guncangan-guncangan kuat yang berulang (gempa susulan).

Gempa dipicu Sesar Sangkulirang (Sangkulirang Fault Zone) ini memicu tsunami menimbulkan kerusakan parah di Sekurau.

Menurut saksi mata, tsunami menggenangi jalan hingga setinggi 1 meter.

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved