Berita Nasional Terkini

Dilapor ke Polisi Usai Undip Sudah Akui Ada Bullying, Menkes Budi Gunadi Sadikin: Ini Jadi Aneh

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sempat dilaporkan ke Bareskrim Polri terkait pernyataan meninggalnya dr. Aulia.

Editor: Heriani AM
Instagram budigsadikin
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dilaporkan ke polisi dugaan penyebaran berita bohong soal kasus PPDS Undip. 

TRIBUNKALTIM.CO - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sempat dilaporkan ke Bareskrim Polri terkait pernyataan meninggalnya dr. Aulia.

Karena hal itu, Budi Gunadi Sadikin menanggapi soal pelaporan dirinya ke Bareskrim Polri dengan tudingan melakukan penyebaran berita bohong terkait kasus dugaan perundungan peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro.

Tetapi, pelaporan tersebut tidak langsung dibuatkan nomor Laporan Polisi (LP)nya.

Budi Gunadi mengaku, heran dengan adanya laporan tersebut karena pihak universitas sudah mengakui adanya kejadian bullying atau perundungan terhadap di lingkungan PPDS.

"Itu makanya ini jadi aneh. Tapi ya tidak apa-apa, kan sekarang Undip-nya sendiri sudah mengakui ada itu kejadiannya," kata Budi Gunadi ditemui di Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/9/2024), dikutip dari Antaranews.

Baca juga: Fakta-fakta Ayah Dokter Aulia PPDS Undip Meninggal Viral, Dimakamkan Berdampingan dengan Sang Putri

Lebih lanjut, Menkes megatakan, tidak mempermasalahkan pelaporan dirinya tersebut.

Sebab, sudah ada pengakuan dari pihak universitas dan laporan dari para korban.

"Kita bukan hanya percaya diri, tetapi kita lakukan yang terbaik saja karena semua orang mengeluh sekali akan hal ini,” ujarnya.

Budi Gunadi hanya meminta agar segala tindakan perundungan untuk diakhiri dan tidak usah ditutup-tutupi.

Apalagi, telah ada korban jiwa yang sumbernya diduga kuat akibat tindakan perundungan.

"Dan ini bukan yang pertama meninggal, yang sebelumnya juga udah ada kan, cuma ditutupi. Jadi, sudah saatnya kita berhentikan praktik-praktik seperti ini. Kasihan dokter-dokter muda kita," katanya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Azhar Jaya dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Komite Solidaritas Profesi pada Kamis, 12 September 2024.

Dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Aulia Risma Lestari (30), ditemukan tewas diduga bunuh diri di kamar kos kawasan Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (14/8/2024).
Dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Aulia Risma Lestari (30), ditemukan tewas diduga bunuh diri di kamar kos kawasan Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (14/8/2024). (Handout/Tribun Jateng)

Namun, pelaporan tersebut tidak langsung dibuatkan nomor Laporan Polisi (LP)nya.

Sebaliknya, pihak kepolisian mengusulkan pelapor untuk adanya mediasi terlebih dahulu dengan Kemenkes RI.

Budi dan Azhar dilaporkan oleh perwakilan Komite Solidaritas Profesi M. Nasser atas tuduhan penyebaran berita palsu terkait kasus dugaan bullying yang melibatkan calon dokter spesialis di Undip.

Keduanya dilaporkan karena pernyataan Kemenkes RI bahwa dr. Aulia meninggal akibat bunuh diri.

Nasser menggunakan Pasal 45 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) tentang berita bohong.

"Melaporkan pejabat Kementerian Kesehatan atas penyebaran berita bohong yang menimbulkan keonaran," kata Nasser kepada wartawan di Bareskrim Polri. "Kebohongan kedua yang disiarkan adalah kebohongan adanya bullying atau perundungan seolah-olah bunuh diri akibat perundungan. Bagaimana perundungan beliau almarhum semester lima, siapa yang mem-bully semester lima?” ujarnya lagi.

Atur Jam Kerja Peserta PPDS

Dari kasus dugaan perundungan dokter di RS Karyadi Semarang, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akan mengatur jam kerja peserta didik dalam program pendidikan dokter spesialis (PPDS) di rumah sakit untuk mengantisipasi perundungan di tempat itu.

Menkes menyatakan bahwa RS Kementerian Kesehatan tengah mengatur kontrak kerja sama dengan fakultas kedokteran terkait jam kerja.

Pengaturan jam kerja dilakukan lewat kerja sama formal antara rumah sakit di bawah Kementerian Kesehatan dan fakultas kedokteran.

Upaya ini diharapkan dapat menekan potensi perundungan akibat jam kerja berlebihan yang selama ini tidak bisa diatur oleh rumah sakit

Fakta Meninggalnya Ayah dr Risma

Berikut fakta-fakta sang ayah mendiang dokter Aulia Risma Lestari PPDS Undip viral meninggal dunia.

Enam belas hari kepergian dokter Aulia Risma Lestari, kini sang ayah menyusul mengembuskan napas terakhir di RSCM Jakarta hari ini, Selasa  (27/8/2024) pagi dini hari.

Sebagai informasi, dokter Aulia Risma Lestari (30) adalah dokter muda yang diduga habisi nyawa sendiri saat melakukan program PPDS.

Dikabarkan, Aulia Risma Lestari meninggal usai mendapatkan perilaku bullying dari kakak kelas di Undip (Universitas Diponegoro).

Baca juga: Ingin Keluar Kuliah, Inilah Isi Curahan Hati Dokter Aulia Risma Lestari Sebelum Ditemukan Meninggal

 Sosok ayah yang menyusul sang anak adalah Moh Fakhruri.

Dikabarkan kesehatan Moh Fakhruri drop setelah kasus sang anak viral.

Ayah dari Aulia Risma Lestari dilarikan ke rumah sakit setelah sang anak meninggal dunia saat mengikuti PPDS anastesia di Undip.

Kabar ini disebar ioleh akun X @zenrs, ia menuliskan:


 
 "Moh Fakhruri wafat tadi malam di RSCM. Kondisi kesehatan beliau menurun dari waktu ke waktu setelah putrinya wafat."

 Aulia Risma dokter PPDS Anestesi Undip yang ditemukan meninggal dunia di kosnya. (Tribun Jateng)
"Moh Fakruri adalah ayahanda dari almarhum Aulia Risma, dokter PPDS Undip yang alami bullying."

Meninggal 16 hari setelah sang anak

Viral ayah mendiang Dokter Aulia diduga korban perundungan PPDS Undip meninggal.
Viral ayah mendiang Dokter Aulia diduga korban perundungan PPDS Undip meninggal. (Tribun Trends)

Setelah 16 hari kematian almarhumah, ayah dokter Aulia bernama Moh Fakhruri meninggal dunia hari ini di RSUP Nasional DR Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Selasa (27/8/2024).

Almarhum dinyatakan meninggal dunia sekira pukul 1.30 WIB.

Jenazah akan dimakamkan di samping makam dokter Aulia di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panggung Kota Tegal, sekira pukul 13.00 WIB.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Moh Fakhruri masuk ke rumah sakit setelah jenazah anaknya dokter Aulia dimakamkan, pada Selasa 13 Agustus 2024, pukul 14.00 WIB.

Malamnya sakit dan langsung dibawa ke RSUD Kardinah. 

Kemudian pada Minggu 18 Agustus 2024, oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin dirujuk ke RSUP Nasional DR Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Adik almarhum Moh Fakhruri, Miftahudin mengatakan, kakaknya meninggal dunia karena sakit. 

Setelah anaknya dokter Aulia meninggal, sorenya sakit dan dibawa ke rumah sakit.

Awalnya ke RSUI Harapan Anda, lalu dirujuk ke RSUD Kardinah, dan terakhir dirujuk ke RSUP Nasional DR Cipto Mangunkusumo Jakarta.

"Saya sangat kehilangan, karena beliau kakak pertama yang begitu merangkul adik-adiknya," katanya. 

Sosok Prathita Amanda Aryani

Prathita Amanda Aryani adalah seorang dokter yang senior yang viral diduga membully juniornya hingga meninggal.

Bahkan karena bullyan itu, dokter yang sedang PPDS di Undip itu dikabarkan tewas setelah mengakhiri hidupnya sendiri.

Semua berawal ketika ada kabar seorang dokter muda PPDS bernama Aulia Risma Lestari dikabarkan meninggal dunia.

Bahkan suatu ketika terkuak, sang senior menyuruh juniornya makan nasi Padang lima bungkus sekaligus.

Prathita Amanda Aryani disebut juga turut mengomentari kasus tewasnya Aulia Risma Lestari, dokter muda PPDS Undip.

Ia menyebutkan bahwa warganet fitnah terkait spekulasi penyebab kematian Aulia Risma Putri gegara pembullyan oleh seniornya. 

Tak berselang lama, Prathita Amanda Aryani langsung dikuliti oleh warganet.

Fakta-fakta tentang Prathita Amanda Aryani kini mulai terkuak satu per satu. 

Mengejutkannya, Prathita Amanda Aryani merupakan salah satu dokter senior di RSUP Dr Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.

 Sosok Aulia Risma dokter PPDS Anestesi Undip yang ditemukan meninggal dunia di kosnya. (Tribun Jateng)
Dirinya bahkan ikut terlibat melakukan tindakan bullying atau perundungan pada mahasiswi PPDS.

Fakta ini terungkap ketika potongan WhatsApp Prathita Amanda Aryani diunggah oleh akun X Leo. 

"Nasi Padang 1 utuh, lauk: sayur nangka, telur bulat, ayam pop, jumlah 5 bungkus per orang." 

"Share video kalian lagi makan itu 5 bungkus per orang disini jam 14.00, Mengerti," tulis Prathita Amanda Aryani melalui WhatsApp. 

Tak hanya sampai disitu ia lagi-lagi melakukan tindakan pembullyan pada juniornya. 

"Sampah kalian kerja ga becus, awas kamu typo sekali lagi,  awasi push up kalo mereka gabisa kerja cepat," tulisnya lagi.

Siapakah Prathita Amanda Aryani?

Berikut biodata Prathita Amanda Aryani: 

Nama: Prathita Amanda Aryani

Perguruan Tinggi: Universitas Diponegoro 

Jenis Kelamin: Perempuan 

Tahun Masuk: 2022 

Jenjang Program Studi: Spesialis- bedah 

Jika menilik dari komentar warganet Prathita Amanda Aryani merupakan alumni FK Yarsi, berikut rinciannya: 

Universitas: YARSI 

Kualifikasi: Pendidikan Dokter 

Nim: 220100119420015 

Tanggal Penetapan: 13 April 2020 

Berlaku Sampai: Selama mengikuti program pendidikan.

Isi Buku Diary Aulia Risma Lestari

Setelah mencuat informasi adanya dugaan perundungan yang menjadi penyebab Aulia Risma Lestari nekat mengakhiri hidup.

Kini isi buku harian Risma turut mengungkap keluhannya selama mengikuti PPDS di Undip

Berikut isi lengkap buku diary Aulia Risma Lestari yang ditulis di buku hariannya tertanggal  5 Juli 2024: 

"1 semester aku berjuang di sini," 

"Terlalu berat untukku," 

"Sakit sekali," 

"Beban fsiknya begitu besar," 

"Aku ingin berhenti," 

"Sakit sekali, sungguh sakit," 

"Rasanya masih sama," 

"Aku ingin berhenti,"

Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini,"

"Ada yang bisa menolong saya,"

"Apa Tuhan tau saya tersiksa,"

 "Apa Tuhan tau aku kesakitan,"

"Kenapa di setiap aku berharap,"

"Aku ingin berhenti,"

"Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini,"

"Ada yang bisa menolong saya,"

"Apa Tuhan tau saya tersiksa,"

"Apa Tuhan tau aku kesakitan,"

"Kenapa di setiap aku berharap,"

"Tapi kenapa aku dibiarkan,"

"Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,"

"Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan,"

"Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha,"

"Tapi kenapa aku dibiarkan,"

"Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,"

"Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan,"

"Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha,"

"Tapi kenapa aku dibiarkan,"

"Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,"

"Aku mohon,"

"Aku tidak sanggup lagi,"

"Bila harus menanggung lebih lama lagi,"

"Aku sendirian, aku berjuang sendiri,"

"Tidak ada yang menolongku,"

"Aku tidak ingin sesakit ini lebih lama lagi,"

"Semoga Tuhan mengampuniku,"

"Tuhan, aku sakit,"

"Aku mohon tempat aku pulang,"

Isi curhatan tersebut menggambarkan kondisi mental Aulia Risma yang mengalami tekanan berat.  (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dilaporkan ke Polisi Terkait PPDS, Menkes: Undip Sendiri Sudah Mengakui..."

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved