Berita Kutim Terkini
Pentas Seni Pelajar SMAK Santo Yosep Sangatta Kutim, Peragakan Busana dari Sampah Plastik
P5 sendiri merupakan istilah yang memiliki pengeritan sebuah proyek yang menanam karakter pribadi peserta didik.
Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - SMA Kristen Santo Yosep Sangatta yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupetan Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan program P5 melalui pentas karya seni.
P5 sendiri merupakan istilah yang memiliki pengeritan sebuah proyek yang menanam karakter pribadi peserta didik berdasarkan nilai-nilai pancasila.
Program P5 yang termasuk dalam kurikulum Merdeka Belajar menerapkan kerja kelompok oleh para siswa SMA Kristen Santo Yosep di Sangatta.
Kegiatan tersebut melibatkan siswa kelas X, XI dan XII mulai dari pentas seni tari tradisional hingga fashion show.
Baca juga: Kisah Inspiratif Yayuk Sehati, Inisiator Pembuatan Paving Block dari Sampah Plastik di Kukar
Maka para siswa di P5 ini dibentuk kelompok-kelompok, mereka saling berbagi membuat karya.
"Seperti lukisan, hiasan hingga makanan yang tersedia di bazar," ungkap Kepala SMA Kristen Santo Yosep Sangatta, I Ketut Suyatre kepada TribunKaltim.co pada Selasa (17/9/2024).
Dalam penerapan P5 tersebut, SMA K Santo Yosep mengambil beberapa tema.
Di antaranya tema kearifan lokal dengan kegiatan melukis rumah adat dan observasi tanaman obat dengan tujuan menjadi apotek hidup.
Kemudian tema kewirausahaan terdapat 3 kegiatan yakni seminar kewirausahaan, membuat keripik dari singkong, pisang, ubi dan tempe.
Baca juga: DLH Paser soal Tambak Tidak Terlepas dari Sampah Plastik, Berimbas pada Habitat Lain
Sedangkan tema suara demokrasi, para siswa diajak melakukan pemilihan pengurus OSIS baru, mulai dari penetapan bakal calon, verifikasi, mengumumkan, kampanye, pemilihan hingga penetapan Ketua OSIS SMAK Santo Yosep Sangatta.
Lalu tema yang berikutnya Bhineka Tunggal Ika, kegiatannya ada fashion show, pentas tari.
"Membuat pakaian adat dari bahan bekas dari berbagai suku," imbuhnya.
Terakhir, tema gaya hidup berkelanjutan, para siswa SMAK Santo Yosep Sangatta diajak menanam sayur di lingkungan sekolah.
Baca juga: Ratusan Relawan Bersihkan Bantaran Sungai Tenggarong Kukar dari Sampah Plastik
"Harapan kita proyek-proyek yang dibuat oleh anak-anak kita ini bukan hanya menjadi ceremony tetapi menjadi pelajar yaang tangguh untuk menghadapi tantangan ke depan," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.