Pilkada Kaltim 2024

Pandangan Pakar Komunikasi soal Jargon Gratispol dan Pahamlah Ikam dalam Pilgub Kaltim 2024

Pengamat komunikasi dari Universitas Mulawarman Samarinda, Silviana Purwanti menyoroti dua jargon pasangan bakal calon Pilgub Kaltim 2024.

Penulis: Muhammad Said | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD SAID
Pengamat komunikasi dari Universitas Mulawarman Samarinda, Silviana Purwanti menyoroti dua jargon pasangan bakal calon Pilgub Kaltim 2024, Rudy Mas'ud-Seno Aji dan Isran Noor-Hadi Mulyadi. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pengamat komunikasi dari Universitas Mulawarman Samarinda, Silviana Purwanti menyoroti dua jargon pasangan bakal calon Pilgub Kaltim 2024, Rudy Mas'ud-Seno Aji dan Isran Noor-Hadi Mulyadi.

Rudy-Seno dengan jargon "GRATISPOL" nya, sedangkan Isran-Hadi dengan "Pahamlah Ikam". Masing-masing jargon punya filosofi uniknya sendiri. Menurut Silviana, kedua jargon memiliki sisi menarik dari segi branding politik.

Kedua jargon ini jelas memiliki kekuatan masing-masing dalam membangun identitas dan pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat.

"Namun, efektivitas penerimaan masyarakat sangat bergantung pada konteks sosial dan psikologis audiens yang menjadi target komunikasi," ujar Silviana kepada TribunKaltim.co pada Jumat (21/9/2024).

Baca juga: Pasangan Calon yang Bertarung di Pilkada Kaltim 2024 Wajib Buka Rekening Khusus Dana Kampanye

Ia menilai, GRATISPOL mencerminkan strategi branding yang berfokus pada isu-isu populis, seperti penghapusan biaya-biaya tertentu atau program-program gratis yang berorientasi pada kebutuhan ekonomi masyarakat. 

"Kata gratis dalam jargon ini punya daya tarik emosional yang instan, terutama di kalangan pemilih yang merasakan tekanan ekonomi," kata Silviana.

Meski begitu, ia mengatakan bahwa jargon tersebut punya kelemahan karena fokus pada janji-janji material, tanpa memperhatikan keutuhan visi dan misi yang lebih mendalam.

Masyarakat pun bertanya-tanya, apakah program Rudy-Seno nantinya bisa direalisasikan secara berkelanjutan.

Silviana juga membedah jargon andalan Isran-Hadi, yakni "Pahamlah Ikam".

Jargon tersebut bermain dalam ranah komunikasi yang lebih halus dan berorientasi pada pendekatan persuasif. 

"Penggunaan bahasa daerah dalam jargon ini menunjukkan upaya yang cerdas untuk membangun kedekatan dengan identitas lokal masyarakat Kaltim," Jelasnya.

Ia menambahkan, penggunaan bahasa lokal juga merupakan strategi branding yang efektif dalam menanamkan rasa keterikatan emosional, yang sering kali lebih kuat daripada sekadar janji-janji material. 

Baca juga: Polda Kaltim Kerahkan 181 Personel Brimob untuk Pengamanan Pilgub Kaltim 2024

"Tapi dilihat lagi konteksnya, pesan ini bisa diterima secara luas atau tidak, termasuk pemilih muda yang mungkin kurang memahami konteks budaya lokal," ungkap Silviana.

Kendati begitu, Silviana memprediksi bahwa jargon "Pahamlah Ikam" punya keistimewaan dalam membangun hubungan emosianal dengan masyarakat.

Di satu sisi, GRATISPOL mampu menarik perhatian dengan cepat.

"Jargon Isran-Hadi cenderung lebih efektif dalam membangun hubungan jangka panjang yang diperlukan dalam politik," tutupnya Silviana. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved