Berita Viral
Apa Itu Doom Spending? Istilah Viral di Kalangan Milenial dan Gen Z Lengkap Penyebabnya
Sebuah tren yang disebut sebagai doom spending sedang ramai di media sosial, hal ini membuat beberapa anak muda menghambur-hamburkan uang
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
Dosen keuangan Baeckström menekankan pentingnya memahami hubungan Anda dengan uang jika Anda ingin mengatasi kebiasaan belanja.
Ia mengatakan bahwa hubungan dengan uang sama seperti hubungan dengan orang lain: hubungan ini dimulai sejak masa kanak-kanak dan membuat orang membentuk berbagai jenis keterikatan.
“Jika Anda merasa memiliki keterikatan yang aman dengan uang, Anda bisa melakukan evaluasi yang baik terhadap sesuatu. Anda mengumpulkan pengetahuan dan Anda bisa mengevaluasi [hal tersebut]...
"Namun jika Anda merasa tidak aman, atau jika Anda menghindar, maka Anda akan lebih mudah terpancing ke dalam perilaku belanja yang tidak sehat.”
Sikap-sikap ini berasal dari masa kecil seseorang: apakah mereka kaya atau miskin, misalnya, bagaimana keluarga mereka mengelola uang, dan siapa yang mengendalikannya, kata Baeckström.
Fernández mengatakan bahwa salah satu alasan mengapa ia merasa terdorong untuk melakukan pemborosan adalah kurangnya literasi keuangan.
Ia mengatakan bahwa ayahnya dibesarkan dalam keadaan miskin dan tidak ada seorang pun yang mendorongnya untuk menabung.
Tingkatkan Rasa Bersalah Saat Membayar
Membuat transaksi menjadi lebih berat dan sulit dapat membuat orang berpikir dua kali untuk melakukan pembelanjaan, Samantha Rosenberg, salah satu pendiri dan COO Belong, sebuah platform yang membangun kekayaan, mengatakan kepada CNBC Make It.
Rosenberg menjelaskan bahwa belanja online memperparah masalah belanja impulsif, tetapi melihat barang secara langsung dapat mencegah pembelian impulsif.
“Poin-poin keputusan tambahan seperti memilih toko, bepergian ke sana, mengevaluasi barang secara langsung, dan kemudian harus mengantri untuk membelinya akan membantu Anda memperlambat dan berpikir lebih kritis tentang pembelian Anda,” katanya.
Selain itu, mengatur notifikasi mobile banking akan membuat Anda merasa sedikit kesal saat melihat otorisasi transaksi yang masuk.
Rosenberg juga merekomendasikan untuk kembali menggunakan uang tunai.
Metode pembayaran yang mulus seperti Apple Pay dan Google Pay “meningkatkan risiko pengeluaran yang tidak bijaksana,” katanya, karena sangat cepat dan mudah.
“Metode pembayaran ini mengabaikan emosi yang terkait dengan proses keputusan pembelian. Mereka juga menghilangkan rasa sakit saat menyerahkan uang,” kata Rosenberg.
Anda harus “meningkatkan rasa bersalah saat membayar,” tambahnya. (*)
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.
Viral Macan Tutul Kabur dari Lembang Park and Zoo dan Belum Ditemukan, Ini Kronologinya |
![]() |
---|
Viral Dosen Buang Skripsi ke Lantai hingga Mahasiswa Gebrak Meja, Ini Kronologi dan Sikap Kampus |
![]() |
---|
Profil Salsa Erwina, Berani Lawan dan Tantang Ahmad Sahroni Debat, Prestasinya Mentereng |
![]() |
---|
Viral! Momen Rich Brian Naik Truk dan Minum Es Cekek di MV Terbaru, Ramai Pujian di Medsos |
![]() |
---|
Viral! Spotify Bakal Hidupkan Fitur DM yang Sempat Dihentikan pada 2017, Begini Respons di Medsos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.