Berita Viral

Apa Itu Doom Spending? Istilah Viral di Kalangan Milenial dan Gen Z Lengkap Penyebabnya

Sebuah tren yang disebut sebagai doom spending sedang ramai di media sosial, hal ini membuat beberapa anak muda menghambur-hamburkan uang

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
visitbritain.com
Apa itu doom spending? Istilah viral di kalangan milenial dan gen z lengkap penyebabnya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sebuah tren yang disebut sebagai doom spending sedang ramai di media sosial, hal ini membuat beberapa anak muda menghambur-hamburkan uang untuk kemewahan seperti perjalanan dan pakaian desainer alih-alih menabung.

Menurut Psychology Today, doom spending adalah ketika seseorang berbelanja tanpa berpikir panjang untuk menenangkan diri karena mereka merasa pesimis dengan ekonomi dan masa depan mereka.

Praktik ini “tidak sehat dan fatalistik,” kata Ylva Baeckström, seorang dosen senior di bidang keuangan di King's Business School dan mantan bankir, sebagaimana dikutip dari cnbcafrica.com.

Baca juga: Apa itu Ang Ang Ang? Ini Arti Istilah Viral di TikTok

Hal ini terjadi karena anak muda secara kronis online dan merasa seperti mereka terus-menerus menerima 'berita buruk,' katanya.

“Hal ini membuat mereka merasa seperti Armageddon.”

Anak-anak muda ini kemudian menerjemahkan perasaan buruk ini ke dalam kebiasaan belanja yang buruk, tambah Baeckström.

Faktanya, 96 persen orang Amerika prihatin dengan kondisi ekonomi saat ini dan lebih dari seperempatnya melakukan pengeluaran berlebihan untuk mengatasi stres, demikian hasil survei Intuit Credit Karma terhadap lebih dari 1.000 orang Amerika pada November 2023.

lihat fotoIlustrasi remaja sedang belanja.
Ilustrasi. Menurut Psychology Today, doom spending adalah ketika seseorang berbelanja tanpa berpikir panjang untuk menenangkan diri karena mereka merasa pesimis dengan ekonomi dan masa depan mereka.

Stefania Troncoso Fernández, seorang humas berusia 28 tahun yang tinggal di Kolombia dan tinggal bersama orang tuanya, mengatakan kepada CNBC Make It bahwa ia adalah seorang pemboros yang telah pulih.

Tingkat inflasi yang tinggi dan ketidakpastian politik membuatnya sangat sulit untuk merasionalisasi penghematan.

“Saya tahu pasti bahwa harga makanan semakin hari semakin tinggi, dan di rumah saya, kami tidak bisa lagi makan dengan cara yang sama seperti setahun yang lalu karena harga-harga semakin mahal,” ujar Fernández.

Dua tahun yang lalu, Fernández mengatakan bahwa ia menghabiskan uangnya secara sembarangan untuk membeli pakaian dan bepergian, meskipun penghasilannya tidak sebanyak sekarang.

Hal ini sebagian besar karena dia merasa tidak mampu membeli rumah.

“Dulu kami memiliki program dari pemerintah yang meminjamkan uang untuk berinvestasi di real estat dengan bunga yang sangat rendah.

Baca juga: Viral di TikTok Apa Itu Silent Walking? Healing Menikmati Alam dengan Tenang

"Namun dengan pergantian pemerintahan, program tersebut tidak tersedia lagi sehingga kami harus membayar lebih mahal,” katanya.

Dan Fernández mengatakan bahwa ia tidak sendirian dalam hal pengeluaran. “Ini bukan hanya saya. Ini adalah sesuatu yang terjadi di lingkungan saya.”

Generasi Pertama Yang Akan Menjadi Lebih Miskin

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved