Berita DPRD Bontang

Anggota DPRD Bontang Muhammad Yusuf Dukung Penuh Program Penanganan Stunting

Anggota DPRD Bontang, Muhammad Yusuf, menegaskan komitmennya dalam mendukung program penanganan stunting

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Budi Susilo
HO/DPRD Bontang
STUNTING DI BONTANG - Anggota DPRD Bontang dari Partai PKB, Muhammad Yusuf saat menghadiri rapat Paripurna penetapan pimpinan DPRD Bontang definitif, periode 2024-2029, di Pendopo Walikota, Kamis malam (3/10/2024) lalu. 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG – Anggota DPRD Bontang, Muhammad Yusuf, menegaskan komitmennya dalam mendukung program penanganan stunting yang saat ini kembali naik dari 18 persen menjadi, 20,6 persen akhir Agustus lalu.

Yusuf menekankan pentingnya koordinasi antara semua pemangku kepentingan untuk menurunkan angka stunting, terutama di kelurahan-kelurahan yang merupakan basis wilayahnya.

“Tentu ini menjadi perhatian kita semua. Saya siap memberikan dukungan penuh untuk program-program yang bertujuan menurunkan angka stunting,” ujar Yusuf saat dihubungi TribunKaltim.co, Minggu (6/10/2024).

Ia menambahkan bahwa kunci keberhasilan penanganan stunting terletak pada kerja sama antara stakeholder, termasuk kecamatan dan dinas kesehatan. 

Baca juga: Winardi Resmi jadi Ketua Fraksi PDIP di DPRD Bontang, Siap Perjuangkan Aspirasi Rakyat

“Koordinasi yang baik akan sangat membantu dalam mencapai target ini,” ungkapnya.

Salah satu langkah yang akan dikejar adalah memastikan ketersediaan posyandu yang memadai. 

Selain itu, Yusuf menyebut DPRD Bontang berencana menggalang dukungan untuk program-program yang mendukung kesehatan anak, terutama yang berkaitan dengan peningkatan gizi dan akses terhadap layanan kesehatan. Terlebih hal tersebut adalah bagian dari tanggung jawab DPRD. 

Langkah awal, menurutnya dimulai dari mengawasi alokasi anggaran yang berkaitan dengan program penanganan stunting, mengingat proses RAPBD 2025 akan segera dimulai. 

Menurut politisi PKB ini, penting untuk memastikan bahwa dana yang dialokasikan tepat sasaran dan efektif dalam meningkatkan kesehatan anak.

“Saya pastikan akan plototi itu anggaran. Jangan sampai hanya ceritanya saja,” tegasnya.

Sebagai tambahan informasi, Dinas Kesehatan Bontang mencatat bahwa rendahnya partisipasi masyarakat dalam pemantauan kesehatan balita di Posyandu menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka stunting. 

Baca juga: Ketua DPRD Bontang Raih Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra 2024 untuk Kedua Kalinya

Dari total 16.226 balita, hanya 59,6 persen yang terdaftar mengikuti pemantauan di Posyandu. 

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, Bambang Sri Mulyono, dalam wawancara beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa rendahnya partisipasi ini terlihat di beberapa wilayah, termasuk Kelurahan Bontang Kuala dan Tanjung Laut Indah. 

"Karena masyarakat kurang antusias dengan kata lain partisipasi yang rendah, pencegahan stunting menjadi kurang maksimal," ujar Bambang, Jumat (4/10/2024).

Ia menjelaskan, rendahnya partisipasi ini mencolok di sejumlah wilayah, seperti:

  • Kelurahan Bontang Kuala (28,84 persen);
  • Lok Tuan (38,14 persen);
  • Tanjung Laut Indah (46,29 persen), yang turut berkontribusi terhadap tingginya angka stunting.
Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved