Berita Bontang Terkini
DPRD Bontang Sebut Kolaborasi Masyarakat Kunci Penanganan Stunting
DPRD Kota Bontang mengatakan bahwa kolaborasi masyarakat kunci penanganan stunting.
Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG – Penanganan stunting di Bontang tak bisa hanya dibebankan pada pemerintah.
Meskipun kota ini memiliki angka kemiskinan terendah kedua di Kalimantan Timur, predikat terburuk dalam penanganan stunting pada tahun 2023 menunjukkan perlunya keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat untuk mengatasi masalah ini.
Anggota DPRD Bontang, Muhammad Yusuf menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan komunitas dalam menekan angka stunting di kota tersebut.
Menurutnya, masyarakat memiliki peran besar dalam mengedukasi calon orang tua mengenai pentingnya gizi yang baik selama masa kehamilan dan awal pertumbuhan anak.
“Stunting bukan sekadar masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial yang memerlukan keterlibatan aktif semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta,” kata Yusuf dalam rapat koordinasi dengan Kecamatan Bontang Selatan, Selasa (1/10/2024).
Baca juga: Ketua DPRD Bontang Raih Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra 2024 untuk Kedua Kalinya
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Bontang, angka stunting di Bontang pada tahun 2023 mengacu survei kesehatan Indonesia mencapai 21,5 persen dari total balita yang ada di kota tersebut.
Angka ini jauh di atas standar nasional yang ditetapkan pemerintah, yaitu sebesar 14 persen.
Kondisi ini membuat Bontang menjadi salah satu daerah dengan penanganan stunting terburuk di Kalimantan Timur.
Politisi PKB ini menambahkan bahwa edukasi pranikah dan kesehatan ibu hamil harus menjadi prioritas.
Peningkatan kesadaran mengenai pentingnya gizi sejak dini akan berdampak signifikan pada pencegahan stunting.
"Edukasi yang tepat dapat membantu mencegah stunting bahkan sebelum anak lahir," tambahnya.
Baca juga: DPRD Bontang Sepakat Bentuk 6 Fraksi
Selain itu, ia juga menekankan bahwa kolaborasi dengan LSM sangat dibutuhkan untuk memperluas jangkauan edukasi, terutama di kalangan keluarga yang rentan.
LSM berperan penting dalam memberikan sosialisasi secara langsung di tengah masyarakat dan menyampaikan informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Tidak hanya itu, pemerintah juga didorong untuk lebih intensif menjalin kerjasama dengan sektor swasta, termasuk perusahaan-perusahaan besar yang ada di Bontang.
Menurutnya, sektor swasta memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung program-program kesehatan masyarakat, termasuk dalam penanggulangan stunting.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk swasta, sangat penting agar program ini berjalan dengan efektif,” pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.