Wawancara Eksklusif Calon Pilkada

Dari Jalan, Air, hingga Internet Desa, Ini Janji Ardiansyah Sulaiman jika Menang Pilkada Kutim 2024

Pada Pilkada Kutim 2024, Ardiansyah Sulaiman menggandeng mantan Ketua DPRD Kutim dan Anggota DPRD Kaltim, Mahyunadi sebagai calon wakilnya.

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Syaiful Syafar
HO/DOK ARMY
Calon Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman saat berpidato di hadapan pendukungnya. Calon petahana ini punya sederet janji dan mimpi jika ditakdirkan kembali menang pada Pilkada Kutim 2024. 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Calon Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman punya sederet janji dan mimpi jika ditakdirkan kembali menang pada Pilkada Kutim 2024.

Berbekal sebagai petahana, Ardiansyah Sulaiman paham betul apa yang masih kurang dan harus dibenahi di daerahnya, Kabupaten Kutai Timur.

Pada Pilkada Kutim 2024, Ardiansyah Sulaiman menggandeng mantan Ketua DPRD Kutim dan Anggota DPRD Kaltim, Mahyunadi sebagai calon wakilnya.

Pasangan yang memakai akronim ARMY ini mendapat nomor urut 2 pada Pilkada Kutim 2024.

Pasangan ini diusung sembilan parpol, yakni PKS, Demokrat, Gerindra, Perindo, Partai Garuda, PBB, PSI, Hanura, dan Partai Ummat.

Baca juga: Profil dan Harta Kekayaan Ardiansyah Sulaiman Calon Petahana di Pilkada Kutim 2024

Kepada Tribun Kaltim, Ardiansyah Sulaiman mengakui bahwa daerah Kutai Timur begitu luasnya.

Karena itu, infrastruktur seperti jalan, listrik, air bresih, pendidikan, jaringan internet, tetap menjadi program berkelanjutan di tahun mendatang.

Calon bupati petahana ini punya gebrakan baru di 2024.

"Soal internet desa, di tahun 2024 ini saya punya program baru internet sekolah-sekolah menggunakan Starlink," kata Ardiansyah Sulaiman.

Cabup dan Cawabup nomor urut 2 di Pilkada Kutim 2024, Ardiansyah Sulaiman dan Mahyunadi, didampingi istri, tim sukses, relawan, dan pendukungnya.
Cabup dan Cawabup nomor urut 2 di Pilkada Kutim 2024, Ardiansyah Sulaiman dan Mahyunadi, didampingi istri, tim sukses, relawan, dan pendukungnya. (HO/DOK ARMY)

Bagaimana strategi Ardiansyah Sulaiman membangun Kutai Timur jika menang Pilkada 2024 nanti?

Berikut petikan wawancara eksklusifnya bersama Tribun Kaltim.

Bagaimana latar belakang seorang Ardiansyah hingga bisa seperti sekarang?

Saya tahun 1984 masuk kampus jurusan Bahasa Inggris, lalu kuliah sambil mengajar di tahun 1986 saya di SMP dan STM Muhammadiyah serta Sekolah Perawat Kesehatan (SPK).

Saat itu saya juga merupakan pegawai negeri.

Istri saya penjual kain batik Kutai.

Dari seorang guru, PNS, bagaimana ceritanya bisa masuk ke politik?

Tuntutan reformasi 1998 muncul banyak parpol, karena sebelumnya kita pada masa Orde Baru, sehingga demokrasi kita sangat kurang memberikan hak rakyat, karena pada saat itu hanya ada tiga parpol.

Sejak Orde Baru memimpin sekian puluh tahun, kemudian di era reformasi, termasuk saya juga aktivis pemuda yang ada di masyarakat kebetulan bergerak di Ikatan Remaja Masjid. 

Kalau di kampus saya bergerak di masjid kampus, sehingga tuntutan mendirikan partai dari teman-teman di Jakarta, saya diminta untuk mewakili Kabupaten Kutai waktu itu. 

Baca juga: Ardiansyah Sulaiman-Mahyunadi Daftar ke KPU Kutim di Hari Pertama, Berkas Langsung Diterima 

Itulah awal mula saya harus terjun dan harus meninggalkan pegawai negeri dengan golongan 3C.

Untuk meninggalkan pegawai negeri itu luar biasa, karena parpol ini tidak ada kepastian.

Yang pasti hanya kita bergerak memberikan yang terbaik untuk masyarakat, itu saja.

Bapak memilih masuk partai? 

Saya sepakat dengan istri meninggalkan pegawai negeri dan terjun ke politik pada tahun 1998 dan masuk ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Pada saat itu, saya sebagai Sekretaris PKS untuk Kabupaten Kutai pada tahun 1998. 

Pada tahun 1999 PKS dapat satu kursi, saat itu saya naik mewakili Dapil Sangatta sebagai Anggota DPRD Kabupaten Kutai.

Lalu, pada 12 Oktober 1999, Undang-Undang Pemekaran Kabupaten Kutai turun, sehingga saat itu dibagi menjadi Bontang, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Kutai Kartanegara. 

Ardiansyah Sulaiman bersama istrinya, Hj Siti Robiah.
Ardiansyah Sulaiman bersama istrinya, Hj Siti Robiah. (HO/DOK ARMY)

Pada tahun 2000, saat persiapan pemilihan Bupati Kutim, saya kembali ke Sangatta dan dilantik menjadi Anggota DPRD Kutim.

Jadi, dapat disimpulkan saya masuk politik sejak tahun 1999 di Kabupaten Kutai dan 2000 di Kutai Timur sampai saat ini dengan naungan Partai Keadilan yang kemudian berubah menjadi PKS pada tahun 2004.

Pengalaman Pilkada

Bagaimana dulu awalnya Anda maju dalam kontestasi Pilkada?

Pada tahun 1999 di DPRD Kabupaten Kutai saya sebagai Sekretaris Komisi C di Tenggarong, lalu pindah ke Sangatta.

Tahun 2000 menjadi Ketua Komisi A sampai 2005.

Tahun 2005 saya terpilih lagi karena saat itu kursi DPRD hanya 25 jadi saya dapat 3 kursi, saya berhak menduduki pimpinan DPRD sebagai Wakil Ketua.

Di tahun 2005 itu juga saya ikut kontestasi Pilkada Kutim bersama Pak Mahyudin melawan Pak Awang Faroek yang berpasangan dengan Pak Isran Noor. Alhamdulillah kalah. 

Tapi waktu itu tidak ada aturan untuk mundur. Jadi saya kembali ke DPRD sebagai Wakil Ketua DPRD Kutim. 

Lalu, pada Pemilu 2009, saya terpilih kembali jadi Anggota DPRD.

Waktu itu jumlah kursi naik menjadi 30, tapi saya hanya dapat dua kursi, sehingga saya hanya menjadi Anggota DPRD.

Baca juga: Ardiansyah Sulaiman-Mahyunadi Resmi Berpasangan di Pilkada Kutim 2024, Raih Restu Perindo dan PKS

Di tahun 2008, terjadi Pemilihan Gubernur. Pak Awang Faroek jadi Gubernur Kaltim dan Pak Isran Noor naik jadi Bupati Kutim. 

Nah, di bulan September, harus segera diisi wakil bupati untuk mendampingi Pak Isran.

Saya diminta dampingi Pak Isran. Terjadi pemilihan internal di Dewan, sejak saat itu saya jadi Wakil Bupati Kutim.

Tahun 2010 kami masih berpasangan lagi dan tetap naik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kutim sampai di 2015. 

Di tahun itu Pak Isran mundur jadi Bupati Kutim dan saya menjadi Plt Bupati. 

Lalu, pada Juli 2015, saya menjadi bupati definitif sampai pelantikan bupati baru di tahun 2016.

Saat kontestasi tahun 2015, saya ikut juga berpasangan dengan Pak Alfian Aswad, Alhamdulillah kalah dan sejak 2016 saya istirahat. Kembali ke rumah temani istri jualan kain di rumah dan bertemu kolega bisnis istri.

Di Pilkada 2019, saya dilamar oleh Pak Haji Kinsu untuk berpasangan, lalu sosialisasi, terus karena ada suatu hal katanya posisi kita kurang menguntungkan. Akhirnya Pak Kinsu berpasangan dengan Pak Mahyunadi. 

Di tengah jalan saya dilamar oleh beberapa parpol, termasuk Pak Ordi (Ketua DPC Partai Demokrat), berjalannya waktu berubah lagi berpasangan dengan wakil yang sekarang (Kasmidi Bulang) dan pada kontestasi Pilkada 2020 kita menang.

Pengalaman kalah dalam kontetasi Pilkada apakah berpengaruh? 

Walaupun beberapa kali pernah kalah di Pilkada, tidak ada tebersit dalam pikiran saya, kalah lalu tidak mau maju atau tidak ada tebersit saya harus maju lagi.

Sepertinya ini mengalir saja dengan dukungan masyarakat, lamaran partai politik dan sepertinya mereka (parpol dan masyarakat) harus membuat argumentasi saya harus maju dan sesuai dengan saya, akhirnya saya maju saja.

Bagaimana dengan support dari keluarga ketika memutuskan maju di Pilkada Kutim 2024

Pada dasarnya keluarga tidak terlalu bereaksi, pada intinya kita harus berdiskusi saja.

Kalau harus maju kita kompak apa yang harus kita lakukan.

Pada prinsipnya ikuti seperti air mengalir, tetapi saat sudah menjalani maka kita harus melakukan sesuatu.

Peningkatan Infrastruktur 

Sebagai calon bupati petahana, sektor apa yang Anda anggap masih kurang dan ingin ditingkatkan jika menang di Pilkada kali ini?

Kutai Timur sangat luas, sehingga saya belum maksimal memberikan untuk Kutim.

Mulai dari kebutuhan dasar infrastruktur, salah satunya jalan.

Di Kutim, jalan semua sudah terbangun, tetapi kualitas jalan banyak yang belum ditingkatkan.

Misalnya di Kecamatan Sandaran, Long Mesangat, Busang, Telen, dan lainnya.

Lalu, ada kebutuhan dasar listrik, di mana selama dua tahun terakhir Alhamdulilah PT PLN telah memfasilitasi hingga ke desa-desa.

Tapi paling tidak dari desa-desa yang ada, tinggal 20 persen yang belum teraliri listrik.

Semua ini masih akan berproses sampai di agenda- agenda selanjutnya di tahun 2025.

Momen kebersamaan Cabup-Cawabup Kutim 2024, Ardiansyah Sulaiman-Mahyunadi dengan pendukungnya.
Momen kebersamaan Cabup-Cawabup Kutim 2024, Ardiansyah Sulaiman-Mahyunadi dengan pendukungnya. (HO/DOK ARMY)

Air bersih, di tahun 2024 kita bangun SPAMDes (Sistem Penyediaan Air Minum Desa) yang harus kita bangun juga di tahun- tahun selanjutnya.

Dan juga Internet melalui internet desa dan di tahun 2024 ini saya punya program baru internet sekolah-sekolah menggunakan Starlink.

Selain program-program tersebut, yang meliputi kebutuhan dasar tetap berlanjut.

Apa mimpi-mimpi Anda jika nanti menang di Pilkada? 

Taglinenya adalah "Melanjutkan Menuju Kutai Timur Hebat". 

Visi: Terwujudnya Kutai Timur yang Tangguh, Mandiri, dan Berdaya Saing. 

Kita berkomitmen, karena Kutim punya segalanya maka kita harus menjadi daerah yang betul-betul kita bangun untuk masyarakat dengan kemampuan yang ada, sehingga kita bertahan dengan baik, itulah "Tangguh". 

Kita juga bergerak dengan berdiri di kaki kita sendiri dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, itu "Mandiri". 

Mau tidak mau kita harus mengelola daerah kita sendiri sehingga memiliki kemampuan untuk berdaya saing yang luar biasa, karena posisi kita jadi pusat pemerintahan (IKN) di Kaltim. 

Misi:

1). Peningkatan dan pemerataan daya saing daerah melalui pembangunan, melalui sumber daya manusia yang berakhlak mulia, berbudaya, sehat, cerdas serta berprestasi. 

Saat ini sudah saya lakukan mulai dari pendidikan kita gratiskan full dari SD dan SMP baik negeri maupun swasta, bahkan amanat Undang-Undang kan minimal 20 persen untuk pendidikan, nah kita kalau ditotalkan sudah di atas 20 persen. 

2). Transformasi ekonomi melalui pertumbuhan ekonomi dan industri berbasiskan pertanian, perkebunan, kehutanan, pariwisata, peternakan, perikanan dan kelautan. 

Mau tidak mau harus dilakukan, kita harus tumbuh dan berkembang melalui pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi kita lakukan untuk mendukung visi dan juga melalui industri yang akan kita bangun dalam hal ini hilirisasi dari industri hulu batu bara dan perkebunan sawit. 

Saat ini sudah mulai dilakukan, industri berbasis pertanian, perkebunan, kelautan, perikanan, pariwisata, dan peternakan. Misalnya di KEK Maloy dan Kawasan BCIP.

Yang akan dilakukan ke depan industri pertanian berbasis masyarakat seperti pisang, nanas, cokelat, karet, dan lainnya.

Insya Allah dalam lima tahun ini, industri itu akan muncul, misalnya industri tepung pisang, serat nanas jadi benang, dan lainnya.

3). Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang tangguh dan berintegritas.

Misi ini sudah dimulai dari tahun 2023, dibuktikan dengan penghargaan meritokrasi terkait sistem kepegawaian kita. Setiap dua tahun sekali ada uji kemampuan kepegawaian.

4). Peningkatan infrastruktur dasar dan digital yang mendukung konektivitas antar wilayah dan pemerintah yang berintegritas

5. Mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup yang terpadu dan berkesinambungan. 

Ini penting, karena SDA kita melimpah. Kalau tidak dikelola dengan terpadu dan berkesinambungan, maka hanya akan meninggalkan beban bagi anak cucu kita. 

Saat ini kita bersyukur Kaltim satu-satunya daerah di Indonesia yang mendapatkan dana karbon, Kutim salah satunya.

Ini harus dipertahankan, walaupun kita sering membuka hutan tetapi masih ada wilayah hutan 50 persen yang tertinggal, padahal persyaratannya minimal 30 persen. 

Supaya berkesinambungan, kita menyiapkan tanaman lingkungan dengan harapan masing-masing masyarakat yang masih punya halaman ditanami pohon buah sebagai penyumbang oksigen dan ketahanan pangan, pengolahan sampah terpadu, ruang terbuka hijau, bantuan bibit buah per rumah tangga untuk lingkungan hijau, penangkaran buaya dan lain-lain.

Indonesia akan memasuki era Indonesia Emas di 2045, apa mimpi besar Anda terhadap Kabupaten Kutai Timur nantinya? 

Kemarin saya usulkan "Kutai Timur Hebat".

Nah, "Hebat" ini saya serahkan full kepada pembahasan RPJPD.

Dengan keinginan saya lima tahun ke depan, saya punya prinsip, kalau menghadapi 2045 ini saya punya pertanyaan kapan mulainya, maka jawabannya adalah dari sekarang, sehingga visi misi saya harus sesuai dengan era Indonesia Emas 2045.

Baca juga: Demokrat dan Gerindra Bergabung Dukung ARMY, Koalisi Kutim Maju Tetap Berjalan

Kutim Hebat saya punya akronim sendiri.

"H" adalah "Handal" SDM-nya di bidang masing-masing makanya kita berikan beasiswa. 

"E" adalah "Elaboratif" di dalam pengelolaan SDA, maksudnya harus cermat dalam mengelola SDA jangan sampai meninggalkan dampak kerusakan lingkungan bagi keturunan di Kutim jadi sengsara.

"BAT" itu adalah "Berdaya Saing" dengan konsep "Kutim Smart City", desa presisi atau desa digital, PTSL satu keluarga satu sertifikat dan berkelanjutan. 

(TribunKaltim.co/Nurilla Firdaus)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved