Berita Mahulu Terkini

Pemkab Mahulu Gelar Hudoq Pakayang di Kampung Long Isun, Wujud Pelestarian Budaya Dayak Kayan Bahau

Pemkab Mahakam Ulu (Mahulu) menggelar pergelaran Hudoq Pakayang di Kampung Long Isun

Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/Kristiani Tandi Rani
Pagelaran Hudoq Pakayang di Kampung Long Isun Mahulu. 

TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Pemkab Mahakam Ulu (Mahulu) menggelar pergelaran Hudoq Pakayang di Kampung Long Isun, di bawah koordinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI. 

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh, yang memberikan sambutan penuh makna.

“Suatu kehormatan bagi saya sebagai Bupati Mahulu untuk menyampaikan sambutan dalam rangka acara budaya yang telah menjadi identitas penting bagi masyarakat Mahulu, dan lebih luas lagi bagi Kalimantan Timur,” katanya dalam pidatonya.

Ia juga menegaskan bahwa Hudoq Pakayang lebih dari sekedar acara adat. 

Baca juga: Mahulu Mempersiapkan Acara Besar Hudoq Pakayang yang Masuk Event Nasional KEN Kemenparekraf 2024

“Kita semua tentu menyadari bahwa Hudoq Pakayang bukan segedar sebuah acara adat, tetapi merupakan perwujudan dari kekayaan budaya dan tradisi leluhur yang diwariskan secara turun-temurun oleh leluhur kita, khususnya masyarakat Dayak Kayan Bahau," ujarnya. 

Ia juga menekankan pentingnya pelestarian budaya dalam konteks pembangunan daerah.

 “Dalam perspektif pembangunan kebudayaan, pemerintah daerah kabupaten Mahulu berkomitmen penuh untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi-tradisi seperti Hudoq Pakayang ini," ucapnya. 

Tidak hanya itu, Bupati Mahulu menyoroti makna simbolis di balik pergelaran Hudoq Pakayang. 

“Hudoq Pakayang mengandung berbagai simbolisme yang berkaitan erat dengan siklus kehidupan masyarakat, alam, serta hubungan spiritual dengan sang pencipta,” jelasnya.

Acara ini juga diakui sebagai bentuk penghormatan terhadap kekuatan alam dan harapan akan kesejahteraan masyarakat. 

“Pergelaran Hudoq Pakayang yang kita saksikan pada hari ini tidak hanya merupakan ekspresi budaya dan ritual adat, tetapi juga wujud penghormatan terhadap kekuatan alam dan harapan akan kesuburan, keberkahan, dan kesejahteraan bagi masyarakat kita,” tuturnya. 

Melalui acara ini, semangat gotong royong masyarakat Mahulu juga tersirat jelas. 

“Tradisi ini juga mencerminkan semangat gotong royong, kebersamaan, dan solidaritas yang menjadi ciri khas masyarakat kita, dan juga memiliki kekuatan yang sangat tinggi,” tambahnya.

Pemerintah Mahulu bertekad untuk terus menjaga relevansi tradisi ini di tengah modernisasi. 

“Pemerintah daerah Mahulu memandang perlu pelestarian budaya, tidak hanya sebatas mempertahankan warisan leluhur, tetapi juga menjadikannya relevan dengan tantangan modernisasi,” imbuhnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved