Pilkada Balikpapan 2024
Debat Pilkada Balikpapan 2024, Sa'bani dan Rahmad Mas'ud Beda Pandangan soal BPJS dan Kemiskinan
Debat Pilkada Balikpapan 2024, Muhammad Sa'bani dan Rahmad Mas'ud beda pandangan soal BPJS Kesehatan dan kemiskinan.
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Diah Anggraeni
“Di Indonesia ini banyak kota/kabupaten yang bahkan jauh lebih memperhatikan hal ini dibandingkan dengan apa yang dilakukan sekarang,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa program mereka mencakup peningkatan jangkauan BPJS Kesehatan untuk kelompok terabaikan, seperti penyapu jalan dan pekerja dengan upah di bawah UMK.
"Program kami adalah meningkatkan jangkauan BPJS dan menyasar masyarakat yang terabaikan, seperti penyapu jalan dan pekerja di bawah UMK. Penyapu jalan hanya digaji Rp2.150.000, dan pengambil sampah Rp2.700.000, yang masih dipotong 5 persen untuk BPJS. Kami akan menanggung mereka, insya Allah," jelas Syukri Wahid.
Menanggapi pernyataan dari pasangan calon nomor urut 3, calon Wali Kota Balikpapan nomor urut 1, Rahmad Mas’ud menanggapi santai.
Ia menegaskan bahwa data menunjukkan tingkat kemiskinan di Balikpapan justru menurun, bukan meningkat seperti yang disampaikan Sa'bani.
“Mohon maaf jika menyinggung, tapi sebagai mantan Sekprov Kalimantan Timur, masa Bapak tidak tahu jika kemiskinan Balikpapan turun? Apa Bapak tidak punya data?” sindir Rahmad Mas’ud.
Baca juga: Debat Pilkada Balikpapan 2024, Sabani Singgung soal Pelayanan Berkualitas saat Paparkan Visi Misi
Ia juga menambahkan bahwa tingkat pengangguran di Balikpapan telah mengalami penurunan signifikan.
“Angka pengangguran kita juga turun, Pak, terbaik di Kalimantan Timur,” tambahnya.
Rahmad Mas’ud juga menyatakan komitmennya untuk menjamin layanan BPJS Kesehatan bagi semua kelas 3, tanpa melihat status pekerjaan.
“Kami akan setarakan BPJS untuk semua, baik yang bekerja maupun tidak. Ke depannya, semua kelas 3 akan kami tanggung sesuai komitmen untuk mensejahterakan masyarakat Balikpapan,” tegasnya.
Sedangkan pasangannya, Bagus juga menekankan pentingnya memberikan perhatian khusus kepada kelompok marginal seperti petani, nelayan, pemungut sampah, dan lansia.
“Ada kelompok marginal yang tentunya akan kita beri perhatian, seperti petani, nelayan, pemungut sampah, lansia, ini yang harus kita perhatikan,” tutup Bagus.
Sa'bani kemudian berbalik menekan bahwa dirinya tentu tahu data sebagai mantan sekda Provinsi Kaltim.
"Bukan saya yang tidak tahu data, tapi Bapak Bagus sendiri yang bilang angka kemiskinan itu meningkat, makanya saya tanya balik," celetuknya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.