Berita Berau Terkini
Sangalaki Pulau Indah Tempat Konservasi Penyu Hijau di Berau Kaltim, Ini Harga Tiket Masuknya
Segudang destinasi yang ada di Kabupaten Berau tak hanya berbicara tentang keindahan panorama yang memanjakan mata
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Segudang destinasi yang ada di Kabupaten Berau tak hanya berbicara tentang keindahan panorama yang memanjakan mata.
Sebab destinasi di Utara Kalimantan Timur itu juga menyimpan ruang konservasi bagi sejumlah satwa langka.
Dalam perjalanan bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk mengenalkan destinasi Pulau Maratua, belasan pewarta berkesempatan menyinggahi Pulau Sangalaki.
Pulau berpasir putih dengan terumbu karang yang mengintip bebas dari balik air laut jernih ini merupakan tempat kedua yang akan kita lalui sesudah Derawan sebelum sampai di Maratua.
Pulau ini dapat kita singgahi dengan tarif retribusi Rp 10 ribu per orang.
Baca juga: Ingin Liburan ke Pulau Maratua Berau Kaltim, Ini Rute dan Biaya Perjalanan dari Bandara Kalimaru
Permukiman warga tidak akan kita temui di sini.
Sebab pulau indah seluas 280 hektare itu merupakan tempat konservasi penyu hijau.
Tempat ini dijaga dan dikelola oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim Seksi Wilayah I Berau yang mengawal pelestarian satwa keluarga Cheloniidae itu dari ancaman kepunahan.
Beruntung bagi rombongan sebab dapat melihat puluhan tukik dari jenis Penyu Hijau yang baru saja menetas pada Sabtu, 26 Oktober 2024 malam.
Puluhan tukik itu diletakkan di dalam sebuah kolam buatan berisi air laut.
Tujuannya untuk merehabilitasi tukik selama satu hari sebelum dilepas liarkan ke alam liar.
Hak itu ditempuh untuk meningkatkan peluang hidup para tukik yang kerap menjadi sasaran predator daratan seperti kepiting pantai, tikus hingga biawak.
"Memang tidak semua (tukik) tumbuh dewasa. Karena di lautan masih ada predator lain yang mengancam. Tapi setidaknya dengan rehabilitasi ini bisa menekan peluang mereka mati ketika menetas," jelas Mitra Polisi Hutan BKSDA Kaltim, Wilianto kepada rombongan Biro Adpim Setda Provinsi Kaltim dan awak media, Minggu (27/10/2024).
Upaya konservasi sudah ditempuh. Sayangnya peluang tukik menuju dewasa hingga siap bertelur sangatlah kecil.
Pasalnya dari 100 telur yang menetas, hanya 2-5 tukik yang berpeluang jadi dewasa setelah melewati seleksi alam yang ketat.
"Saat dilepas di laut dia juga jadi incaran predator. Seperti elang dan ikan hiu," bebernya.
Penyu hijau tergolong satwa yang dilindungi. Wilianto menjelaskan ia dan polisi hutan lainnya rutin menyisir bibir pantai Sangalaki guna mencari lokasi penyu hijau bertelur.
Jika lokasi sarang dirasa rawan dari ancaman predator atau ketinggian air laut, maka akan dipindahkan ke tempat penetasan yang tersedia di sekitar pos jaga di taman wisata alam tersebut.
"Selain itu telur penyu hijau sering dicuri orang tidak bertanggungjawab. Makanya ketat sekali kami menjaga," tegas Wilianto.
Beruntung populasi penyu hijau masih cukup terjaga di Pulau Sangalaki.
Setiap induk penyu hijau bisa bertelur 100-150 butir dengan masa inkubasi telur sekitar 50-60 hari yang bergantung pada cuaca untuk menetas menjadi tukik atau anak penyu.
Penyu rupanya memiliki keunikan. Dimana mereka akan kembali ke tempat di mana awal menetas untuk bertelur ketika dewasa di rentang umur 10-15 tahun.
"Meski dipantau berkala, di umur remaja mereka kadang hilang entah ke mana. Saat memasuki umur dewasa untuk bertelur baru akan terlihat di sekitar Sangalaki," jelasnya.
Dalam kesempatan ini Willi bersama Polisi Hutan BKSDA lainnya menyampaikan harapan agar tidak ada lagi aksi pencurian telur penyu.
"Kasihan. Kalau mereka bertelur pasti menangis kesakitan. Satu kali keluar 5 telur dan itu berulang sampai ratusan telur. Ketika menetas peluang hidupnya juga sangat kecil. Jadi, mari kita lindungi penyu hijau bersama-sama," ajaknya dengan sungguh.
Selain penyu hijau, terdapat juga penyu sisik di Pulau Sangalaki ini.
Sebelum kembali traveler bisa membeli sejumlah aksesoris hingga pakaian karya Polisi Hutan dan staf BKSDA Kaltim yang bertugas di pulau konservasi penyu hijau yang telah diresmikan sesuai SK Menteri Pertanian Nomor 604/Kpts/Um/8/1982 pada 16 Agustus 1982 tersebut.(*)
Suku Banua Berau Jaga Tradisi, Timbang Bayi Lahir di Bulan Safar Pakai Buah untuk Harapan Baik |
![]() |
---|
Keraton Sambaliung Berau: Raja Alam Pantas Sandang Gelar Pahlawan Nasional |
![]() |
---|
Wabup Berau Ajak UMKM Kuliner Gunakan Pangan Lokal untuk Perkuat Ekonomi Daerah |
![]() |
---|
Gerakan Pangan Murah Diserbu Warga Berau, 20 Ton Beras Tersalurkan untuk Tekan Inflasi |
![]() |
---|
DPRD Berau Ingin Pemerintah Komitmen Bangun Kembali Rumah Warga Long Ayap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.