IKN Gawat DBD
5 Fakta Terkini DBD Hantui Pekerja IKN Kaltim, Puluhan Pekerja Dirawat, Terkuak Sebab Kasus Melonjak
Sederet fakta DBD menghantui pekerja Ibu Kota Nusantara (IKN) Kaltim, salah satunya soal penyebab kasus meningkat.
TRIBUNKALTIM.CO - Inilah sejumlah fakta terkini Deman Berdarah Dengue (DBD) menghantui pekerja Ibu Kota Nusantara (IKN) Kaltim, salah satunya soal penyebab kasus meningkat.
Data Kementerian Kesehatan juga menyebutkan bahwa kasus demam berdarah di Kabupaten Penajam Paser Utara, lokasi pembangunan IKN menempati urutan kedua tertinggi nasional (IR) setelah Kabupaten Gianyar, Bali.
Data Incident Rate atau jumlah kasus dibanding jumlah penduduk (1/100.000) per 18 Oktober 2024 menyebutkan bahwa kabupaten dengan IR tertinggi adalah Gianyar dengan 767,8; disusul PPU 729,4, kemudian Klungkung 577,7; Bangli 477,5 dan kemudian Kota Kendari dengan 439,1.
Sementara untuk kasus DBD di periode yang sama yang dikeluarkan 18 Oktober 2024, kasus tertinggi terjadi di Bandung dengan 6.786 kasus, Tangerang 4.774 kasus, Depok Kota 4.277 kasus, Gianyar 4.122 kasus dan Bekasi dengan 3.861 kasus.
Baca juga: Faktor Pekerja IKN Kena DBD, dari Kebersihan Lingkungan hingga Over Kapasitas Tempat Tinggal
Berikut sejumlah fakta DBD menghantui pekerja IKN Kaltim yang sudah dirangkum TribunKaltim.co:
1. Puluhan Pekerja Dirawat
Menempati ranjang nomor 6 di salah satu Bangsal di RSUD Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Muhibah (49) yang merupakan warga Sukabumi, Jawa Barat ini tampak terkulai lemas.
Oblong warna coklat yang dikenakan Muhibah juga tampak basah lantaran keringat yang sesekali mengucur dari badan Muhibah, Jumat (1/11/2024) lalu.
Di tangan kiri Muhibah menempel selang infus yang tampak mengganggu keleluasaannya bergerak.
Beruntung, di samping Muhibah tampak ada Muhammad Fajri, keponakannya yang kebetulan ia ajak bersama mencari peruntungan untuk bekerja di Ibu Kota Nusantara atau IKN.
Bersama M Fajri inilah, Muhibah tampak tengah jibaku melawan demam berdarah yang menyerangnya.
"Baru dua hari saya mendapat perawatan di RSUD Sepaku. Sebelumnya, selama lima hari saya mengalami demam tinggi dan lemas, namun mencoba bertahan dan istirahat di mess pekerja. Lantaran tak sanggup lagi, akhirnya dirawat di sini," kata Muhibah kepada TribunKaltim.co.

Muhibah berkisah, ia awalnya merasakan kondisi badannya lemas, mual dan juga pusing.
Selain itu pinggangnya juga terasa sakit dan juga lemas.
Lebih parahnya, perutnya seolah tak mau menerima asupan makanan.
"Saya sudah mencoba untuk memaksa makan agar tetap sehat. Namun ketika masuk sedikit saja langsung muntah. Badan saya terasa benar-benar lemas," kata Muhibah.
Muhibah tidak sendiri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.