Wawancara Eksklusif Calon Pilkada
Sederet Janji dan Mimpi Mudyat Noor Calon Bupati PPU 2024, Kartu Penajam Cerdas untuk Semua Siswa
Calon Bupati Penajam Paser Utara Mudyat Noor buka-bukaan soal janji dan mimpinya jika menang di Pilkada PPU 2024.
Penulis: Gregorius Agung Salmon | Editor: Syaiful Syafar
Beberapa kali saya lihat dan sering, bahkan masyarakat menitipkan, 'kalau bapak jadi (bupati) tolong puskesmas diperbaiki. Anak saya hampir mati pak, gara-gara puskesmas tidak ada'.
Ini menjadi persoalan kita bersama.
Masih banyak warga PPU dirujuk berobat ke Balikpapan, nah apa mimpi Anda terhadap RSUD?
Banyak persoalan masyarakat ketika berobat itu ternyata rumah sakit tidak memiliki fasilitas.
Saya ingin nantinya rumah sakit kita itu minimal harus sama seperti rumah sakit yang ada di Samarinda ataupun Balikpapan tipe kelasnya, termasuk fasilitas kesehatannya.
Baca juga: Calon Bupati Mudyat Noor Beberkan Alasan Maju di Pilkada PPU
Sebetulnya memang ada kekurangan di PPU. Dokter spesialis terbatas, perawat juga tidak terlalu banyak.
Ini juga masalah kan. Orang berpikir Penajam kok seperti masih daerah di ujung mana gitu kan, itu yang membuat para dokter ketika ditempatkan di Penajam agak berpikir, padahal dekat sekali dengan daerah Balikpapan, hanya 15 menit.
Mungkin paradigma itu yang menjadi PR Anda, bagaimana mengubah pandangan Penajam menjadi sebuah kota?
Yang paling utama saya menginginkan bagimana SDM di Penajam siap untuk itu.
Artinya kita mencetak dokter-dokter itu dari masyarakat Penajam itu sendiri. Termasuk berikan beasiswa pendidikan S2 sampai S3.
Ini nyambung dengan program unggulan menaikkan honor guru ngaji, guru PAUD, madrasah, dan sekolah minggu?
Ketika ada rekrutmen PPPK atau PNS, guru-guru honor saat keterima mereka langsung pindah. Karena gaji mereka itu ada yang Rp 1,2 juta per bulan, tak sebanding dengan kebutuhan hidup terlalu jauh.
Kita ingin guru-guru itu merasa diperlakukan dengan baik, di sekolah itu ya kita harus meningkatkanlah kesejahteraannya. Kita naikkanlah daripada yang sekarang ini.
Ada program bantuan modal bergulir untuk UMKM. Bagaimana konsepnya?
Di Penajam ini kan ada organisasi UMKM, kita lihat mana yang bisa kita kembangkan, dari segi rasa, dari kemasan, jumlah, yang menjadi ciri khaslah.
Kemudian dari segi masyarakat yang sudah purnalah 50-60 tahun, gitu kan.
Di sini kan tanahnya masih luas, bisa misalnya buat kolam ikan, beli bibit.
Intinya pemberdayaan masyarakat.
Kita ingin menggali potensi-potensi di masyarakat, sehingga mereka bisa lebih mandiri.
Ada lagi yang menarik, yaitu program menaikkan insentif kader posyandu, sopir ambulans, petugas linmas, fardu khifayah, karang taruna, tenaga harian lepas. Selama ini kan sektor-sektor ini tak banyak dilirik?
Betul. Sektor ini tak pernah dilirik.
Kita ketemu masyarakat beberapa hari yang lalu, pada saat mau mengangkut saudaranya dari rumah sakit ke rumah, ternyata sopir ambulans tidak ada di tempat.
Ini kan karena persoalan sopirnya mungkin lagi bekerja yang lain.
(Sopir ambulans) hanya sebagai side job saja.
Sementara ada hal (urgent) yang tidak menunggu waktu, bisa 24 jam siapkan, begitu pada saat dibutuhkan, ambulansnya siap.

Program Anda yang kelima memberikan seragam, tas, sepatu sekolah gratis yang terintegrasi dengan program Kartu Penajam Cerdas. Seragam sekolah gratis kan sudah berjalan di PPU?
Tak ada lagi sudah, dulu program itu sempat bermasalah. Karena mungkin bajunya belum siap karena diproyekkan. Jadi, saya lebih cendrung pada Kartu Penajam Cerdas.
Jadi, kita akan berikan kepada anak-anak sekolah tiap awal tahun ajaran baru sekolah.
Isinya adalah dana uang dan kemudian bisa dibelikan pakaian seragam anak, tas, buku mungkin sepatu.
(Kartu itu) Tidak bisa untuk konsumtif, hanya untuk pendidikan.
Itu seluruh siswa di PPU?
Betul, tanpa pengecualian.
Ada program BPJS Kesehatan gratis dan peningkatan pelayanan kesehatan, seperti apa?
Ada beberapa persoalan, sekarang itu BPJS itu hanya menanggung penyakit-penyakit tertentu.
Kemudian masyarakat hanya dikasih waktu tiga hari maksimal dirawat inap.
Dan ini kejadian, masyarakat tiga hari (nginap) disuruh pulang, kritis, dan meninggal.
Artinya, ada pembatasan di BPJS ini, dan itu bagaimana kemudian pemerintah daerah harus bisa mengcover itu. Ada peningkatan pelayananlah.
Ada lagi program anggaran Rp 100 juta per RT per tahun. Bagaimana ini?
Kita ingin pembangunan di daerah di setiap RT itu merata. Jangan ada yang merasa masyarakat daerahnya selama ini dianaktirikan.
Artinya, setiap RT itu punya problem apa, lalu RT menyusun program.
Anggaran tetap dari pemerintah, cuma diswakelola kepada masyarakatnya, karena kan RT bukan sebuah organisasi yang bisa memegang sebuah dana ataupun kebijakan, tapi kebutuhan RT itu akan kita penuhi.
Lalu, seperti apa pula prorgam membuka lapangan pekerjaan, peningkatan kualitas SDM, kaum milenial, Gen Z, dan beasiswa pendidikan guru dari SD hingga S3?
Yang kita maksud beasiswa itu adalah, saya mengingatkan, kami menginginkan masyarakat Penajam itu minimal pendidikan S1.
Yang kita maksud S2, S3 itu adalah di bidang keprofesian, mungkin seperti kedokteran, pertanian, untuk pengembangan potensi di Penajam.
Kalau kedokteran itu kan pasti, kabupaten itu kita butuh spesialis yang berasal dari masyarakat Penajam sendiri, sehingga dokter itu pasti betah karena di kampungnya sendiri.
Kita menginginkan (beasiswa) ini untuk putra-putri terbaik Penajam Paser Utara.
Termasuk membuka lapangan kerja?
Untuk itu, beberapa perusahaan besar kan di sini ada Pertamina.
Kemarin di Balikpapan bangun kilang, butuh tenaga-tenaga katakanlah tenaga kasar las-las dulu.
Ini (gaji) Rp 8 juta sampai Rp 15 juta, tapi masyarakat tak bisa masuk. Kenapa? Karena tidak mempunyai sertifikasi.
Pemerintah coba memfasilitasi itu, bagaimana Balai Latihan Kerja (BLK) dibuat, kemudian kita kasih sertifikasi kepada masyarakat.
Kemudian bagaimana di pertanian bisa menjadi sebuah suatu kegiatan usaha atau UMKM bisa menampung anak-anak Penajam.
Kemudian bagaimana perusahaan yang ada mayoritas pekerjaannya itu harus dari Penajam, itu yang harus dipikirkan.
Lalu, bagaiamana program mengembangkan dan melestarikan tradisi budaya serta kearifan lokal?
Ini sebetulnya menjadi salah satu keiginan awal saya.
Makanya ketika saya mendaftar pertama kali di KPU PPU, ini saya lakukan.
Yang menyambut saya tarian daerah Paser, kemudian kita beberapa kali memakai adat yang ada, kita masih memakai bahasa yang di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.
Artinya, kita memiliki peradaban.
Jauh sebelumnya kita memiliki sejarah bagimana daerah asal mula itu dibangunnya.

Ada lagi yang menarik, memberi santunan kematian warga, seperti apa?
Begini, sebetulnya sama program santunan kematian itu kita memberikan ke warga.
Ketika ada keluarga yang tidak siap pada saat ada yang meninggal, kan ini menjadi masalah besar.
Baca juga: Jika Menang Pilkada PPU 2024, Mudyat-Waris Pastikan Tak Ada KKN selama Masa Kepemimpinannya
Sebetulnya program ini ringan sekali, tidak seperti yang orang bayangkan.
Karena kita sudah menghitung populasi PPU ini kan hanya sekira 200 ribuan. Jadi, ketika kita memberikan perhatian, itu saya pikir ringan sekali.
Berarti ketika ada yang meninggal, langsung turun santunan?
Nah, gitu. Kan ringan tadi, tidak terlalu banyak. Melibatkan RT setempat. Tahunya kan kita dari situ, makanya RT itu kita perhatikan.
Ada rencana kenaikan dana operasional?
Kan termasuk dana operasional kita maunya RT ini bisa dapat UMK juga kan.
Karena tugas RT itu cukup berat, 24 jam.
(Belum lagi) Kalau ada orang ribut, ada kebakaran, ada melahirkan, ada suami istri ribut, jadi RT butuh perhatian ekstra jugalah.
Terkait PPU sebagai lumbung pangan IKN, ada progam memberikan pupuk, sarana dan prasarana kepada petani?
Iya, betul. Memberikan sarana prasana sebetulnya mengembangkan petani yang ada.
Kita ingin petani Penajam swasembada.
Yang kedua, pupuk menjadi persoalan bagi petani di Penajam dengan adanya kartel-kartel pupuk subsidi.
Makanya saya bercita-cita ingin mendirikan BUMD khusus pertanian.
Jatah pupuk subsidi itu ditangani oleh BUMD dan hasil pertanian, bukan lagi ditangani oleh pihak swasta. Dikelola BUMD agar tepat pada sasaran.
Soal makmur dan sejahtera, ada program memberikan air bersih gratis?
Air bersih selama ini menjadi persoalan momok di Penajam Paser Utara, bahkan juga menjadi momok di IKN kan.
Karena ketersediaan bahan baku airnya yang terbatas.
Balikpapan pun sama seperti itu.
Baca juga: Debat Pilkada PPU 2024, 8 Strategi Mudyat-Win Berantas Korupsi di Pemerintahan Penajam Paser Utara
Jadi, kita harapkan betul-betul memanajemeni persoalan air bersih, kebutuhan dasar nih, kebutuhan vital seperti air, listrik, kita harapkan masyarakat itu bisa terlayani, bisa mendapatkan air bersih dengan mudah.
Lalu, untuk gratis itu kan hanya pada klaster-klaster tertentu, orang-orang yang tidak mampu, ya semacam subsidi.
Artinya nanti tak ada lagi kesulitan air bersih?
Ya, kita bisa meminimalkanlah.
Kalau selama ini mungkin hanya 50 persen, 60 persen, bahkan 70 persen, nanti di 90 persen warga sudah bisa terlayani air bersih dengan baik.
Tahun 2045 Indonesia Emas, mimpi Anda PPU mau jadi seperti apa?
Mimpi saya di PPU ini bisa menjadi sebuah kabupaten mandiri. Dan itu kita mulai dari sekarang.
Masyarakatnya juga bisa mandiri, sehingga PPU itu menjadi suatu kabupaten yang luar biasa.
(TribunKaltim.co/Gregorius Salmon Agung)
Mudyat Noor
Abdul Waris Muin
Mudyat-Win
Pilkada PPU 2024
calon bupati penajam paser utara 2024
Penajam Paser Utara
Janji dan Mimpi Calon Gubernur Rudy Mas'ud, 'Anak-anak Kaltim Gratis Pendidikan hingga S3 ' |
![]() |
---|
EKSKLUSIF Cerita Isran Noor Cagub Kaltim 2024, dari Hadi Mulyadi, Kaltim Berdaulat, hingga Mahulu |
![]() |
---|
Janji dan Mimpi Fahmi Fadli, Calon Bupati Paser 2024, Tuntaskan Jembatan, Jalan, dan Air Bersih |
![]() |
---|
Anggaran RT Mulai Rp 100 Juta per Tahun, Janji Dendi Suryadi Calon Bupati Kutai Kartanegara 2024 |
![]() |
---|
Janji dan Mimpi Calon Bupati Kukar Edi Damansyah, Rp 100 Miliar Bangun Infrastruktur Pedesaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.