Pilkada Bontang 2024
Sutomo-Nasrullah Kritisi Lambatnya Penurunan Kemiskinan di Bontang, Hanya 0,99 Persen dalam 10 Tahun
Sutomo Jabir-Nasrullah, memberikan kritik tajam terhadap kinerja dua periode pemerintahan sebelumnya, yang lambat dalam menurunkan angka kemiskinan
Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Bontang nomor urut 2, Sutomo Jabir-Nasrullah, memberikan kritik tajam terhadap kinerja dua periode pemerintahan sebelumnya, yang dinilai lambat dalam menurunkan angka kemiskinan.
Sutomo mencatat, dalam satu dekade terakhir, penurunan angka kemiskinan di Bontang hanya sebesar 0,99 persen.
Berbicara dalam debat perdana yang mempertemukan empat pasangan calon, termasuk Basri Rase-Chusnul Dhihin, Najirah Muhammad Aswar, dan Neni Moerniaeni-Agus Haris, Sutomo menyatakan bahwa Bontang sedang tidak baik-baik saja.
Sutomo mengungkapkan bahwa Bontang memiliki potensi besar secara geografis dan ekonomi.
Kota ini berada di lokasi strategis, berbatasan dengan Kutai Timur di utara, Kutai Kartanegara di selatan, serta dilalui jalur perdagangan penting seperti Selat Makassar dan Trans Kalimantan.
Baca juga: Closing Statement Debat Pilkada Bontang 2024, Sutomo-Nasrullah: Bontang Butuh Energi Baru, Ide Baru
Baca juga: Debat Pilkada Bontang 2024, Najirah-Aswar Tanya Strategi Neni-Agus soal Good Governance
"Dengan semua potensi ini, Bontang seharusnya bisa menjadi pusat ekonomi dan industri yang besar," ujar Sutomo.
Sayangnya, ia menilai potensi besar tersebut belum dikelola secara maksimal untuk kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan catatannya, angka kemiskinan pada 2014 tercatat sebesar 5,10 persen dan baru menurun menjadi 4,11 persen pada akhir 2023.
"Selama sepuluh tahun, penurunannya tidak sampai satu persen. Jika terus seperti ini, ribuan warga Bontang akan tetap terjebak dalam kemiskinan," kritik Sutomo.
Selain kemiskinan, pasangan ini juga menyoroti tingginya angka pengangguran serta berbagai persoalan kesehatan, termasuk stunting. Menurut mereka, pengangguran dan masalah kesehatan perlu menjadi prioritas.
Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, Sutomo Jabir dan Nasrullah menawarkan visi besar menjadikan Bontang sebagai kawasan ekonomi berbasis industri yang terintegrasi.
"Kami ingin membangun industri yang mencakup sektor jasa, manufaktur, transportasi, pariwisata, hingga industri kecil dan menengah," jelas Sutomo.
Baca juga: Debat Pilkada Bontang 2024, Najirah-Aswar Jawab Problem Pendidikan dengan Kartu Juara Rp 2,5 Juta
Ia menambahkan bahwa visi ini sejalan dengan rencana pembangunan jangka panjang nasional dan bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan anggaran APBD yang mencapai Rp 3,3 triliun, Sutomo dan Nasrullah optimistis dapat membawa perubahan signifikan dan menuntaskan berbagai persoalan di Bontang melalui pengelolaan sektor industri yang efektif dan berkelanjutan. (*)
KPU Bontang Sebut Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Terpilih Kemungkinan Dimajukan |
![]() |
---|
KPU Bontang Sebut Pelantikan Walikota Terpilih Masih Sesuai Jadwal Tapi Bisa Berubah |
![]() |
---|
KPU Sahkan Neni Moerniaeni dan Agus Haris Sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bontang Terpilih |
![]() |
---|
KPU Bontang Tetapkan Neni Moerniaeni-Agus Haris Jadi Walikota dan Wakil Walikota Terpilih |
![]() |
---|
Pilihan Tak Terduga Najirah Usai Kalah Pilkada Bontang 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.