Berita Samarinda Terkini
Agar Tidak Menimbulkan Kemacetan Jalan Gatot Subroto Jadi 1 Arah, Ini Penjelasan Dishub Samarinda
Dishub Samarinda melakukan evaluasi dan mempertimbangkan penerapan skema jalan satu arah di Jalan Gatot Subroto
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Perubahan fungsi Jalan KH Samanhudi yang awalnya bekas landasan pesawat menjadi jalan umum telah menciptakan dinamika baru dalam lalu lintas di Kota Samarinda.
Jalan ini memberikan aksesibilitas yang lebih baik, namun juga menghadirkan sejumlah tantangan, terutama kemacetan.
Hal ini diperparah dengan lokasinya yang berdekatan dengan simpang empat Jalan Ahmad Yani, area perbelanjaan besar, dan SPBU di Jalan Gatot Subroto (Gatsu).
Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda telah berupaya mengatasi masalah ini dengan memasang barrier di median jalan antara SPBU Gatot Subroto dan Jalan KH Samanhudi.
Baca juga: Pemkot Samarinda Sosialisasi Juknis Musrenbang 2024, Masyarakat Jadi Pelaku Utama Pembangunan
Uji coba ini telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Namun, masih banyak pengendara yang memilih memutar di pertigaan ini, sehingga menciptakan bottle neck yang memperlambat arus lalu lintas.
Untuk merespons kondisi tersebut, Dishub Samarinda melakukan evaluasi dan mempertimbangkan penerapan skema jalan satu arah di Jalan Gatot Subroto (Gatsu). Hal ini dibahas lebih lanjut dalam rapat Forum Lalu Lintas yang digelar pada hari ini, Selasa (12/11), dengan mengundang sejumlah pihak terkait, termasuk Satlantas, lurah, dan camat setempat.
Kepala Dishub Samarinda, Hotmarulitua Manalu, menyampaikan bahwa dalam rapat tersebut terdapat dua opsi yang dipertimbangkan untuk mengatur lalu lintas di area Jalan Gatot Subroto dan SPBU.
“Opsi pertama adalah jalur dari Jalan Gatsu menuju SPBU. Berdasarkan kajian, opsi ini akan menghasilkan lima pergerakan lalu lintas, yaitu dua merging (bergabung), dua diverging (berpencar), dan satu crossing (perpotongan). Pola ini dikhawatirkan dapat meningkatkan potensi kemacetan,” ujar Manalu.
Sementara itu, opsi kedua adalah jalur dari SPBU menuju Jalan Gatsu yang hanya menghasilkan tiga pergerakan lalu lintas, yakni dua diverging dan satu crossing.
“Dengan pola ini, potensi hambatan lalu lintas yang bisa menyebabkan kemacetan menjadi lebih kecil. Makanya kami memilih opsi kedua, yaitu jalur dari SPBU ke Jalan Gatsu,” jelasnya.
Dengan penerapan skema satu arah ini, pengendara dari Jalan KH Samanhudi bisa langsung menuju simpang empat Jalan Ahmad Yani atau belok kiri menuju Jalan Gatsu.
Sementara itu, pengendara dari Jalan Gatsu I tidak akan bisa belok kanan ke arah SPBU, melainkan harus lurus menuju Jalan Camar.
Untuk mendukung skema satu arah ini, Dishub Samarinda akan memasang rambu-rambu lalu lintas di sejumlah titik, termasuk Jalan Serindit dan Jalan Pipit.
“Kami akan memulai dengan pemasangan rambu terlebih dahulu, baru dilanjutkan dengan penerapan arus satu arah. Selain rambu, marka jalan juga akan kami lengkapi,” terang Manalu.
Manalu menekankan bahwa penerapan sistem satu arah ini merupakan bagian dari upaya rekayasa lalu lintas mengingat kapasitas jalan di Samarinda tidak dapat ditingkatkan secara fisik.
“Sistem satu arah ini juga digunakan di kota-kota besar lainnya. Dan masyarakat juga harus mengetahui ini lebih dulu," pungkasnya.(*)
Aksi PMII di Samarinda, Pertamina Didesak Realisasikan Pemindahan TBBM dari Kawasan Padat Penduduk |
![]() |
---|
Masalah Jukir Liar Jadi Sorotan, Pengamat Ragukan Efektivitas Parkir Berlangganan di Samarinda |
![]() |
---|
Terminal Bayangan Tak Berdampak Bagi Pedagang di Terminal Sungai Kunjang Samarinda |
![]() |
---|
Transportasi Publik Samarinda Mandek, Pengamat Sebut Efisiensi Bukan Alasan |
![]() |
---|
Kisah Pedagang di Terminal Resmi Samarinda Legawa Pendapatan Pas-pasan, Ikhlas Ada Terminal Bayangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.