Ibu Kota Negara
OIKN Upayakan Taksi Terbang Beroperasi Komersial pada Tahun 2029, Jadi Mobilitas Cerdas di IKN
OIKN upayakan taksi terbang beroperasi komersial pada tahun 2029, jadi mobilitas cerdas di IKN.
TRIBUNKALTIM.CO - Taksi terbang atau sky taxi diupayakan untuk dikomersialisasi sebagai mobilitas cerdas udara di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengupayakan hal itu pada tahun 2029 mendatang.
Demikian yang disampaikan Deputi Transformasi Hijau dan Digital OIKN, Mohammed Ali Berawi kepada Kompas.com, Kamis (7/11/2024).
"Komersialisasi meliputi pengembangan industri terkait Urban Air Mobility-Advanced Air Mobility (UAM-AAM), dan membangun serta memperluas ekosistem UAM-AAM," ungkap Ale.
Kajian-kajian pendukung bagi keperluan komersialisasi terbang sky taxi, seperti regulasi pemanfaatan udara, kajian teknologi dan lain-lain telah dimulai.
Baca juga: Kereta Otonom tanpa Rel di IKN Kaltim Bakal Dikembalikan China, Daftar 3 Evaluasi Pakar Transportasi
Komersialisasi UAM AAM merupakan Tahap III dari rangkaian perjanjian kerja sama dalam bentuk peta jalan mobilitas cerdas udara di Indonesia.
Stop Kekerasan Seksual Artikel Kompas.id Kerja sama ini dirintis oleh OIKN bersama dengan Hyundai Motors Company (HMC) dan Korea Aerospace Research Institute (KARI).
Sementara Tahap I dalam lini masa kerja sama dilaksanakan pada kurun 2024-2025 dengan agenda Proof of Concept (PoC) atau uji coba.
Tahap I ini memiliki tujuan pelaksanaan investasi PoC, dan studi bersama untuk pengajuan kebijakan yang perlu dilengkapi.
PoC perdana berupa uji terbang sky taxi telah dilakukan di wilayah udara Bandara Aji Pangeran Temenggung (APT) Pranoto Samarinda, Kalimantan Timur, pada Senin (29/7/2024) lalu.
Baca juga: Beda 1 Huruf dengan Sepinggan, Bandara IKN Kaltim Sudah Terdaftar di International dengan ICAO WALK
Uji terbang berlangsung mulus dan lancar. Taksi terbang dengan nomor lambung HL016X mulai lepas landas pukul 11.33 WITA dan menjelajah wilayah Bandara APT Pranoto membentuk path angka 8.
Berlangsung selama empat menit, taksi terbang mengudara di ketinggian 50-80 meter dengan kecepatan 50 kilometer per jam.
Dalam pengamatan Kompas.com, taksi terbang ini menjelajah dengan tingkat stabilitas tinggi dalam koridor 8 path tanpa disrupsi hingga sukses mendarat dengan mulus atau safely soft landing.
Kemudian Tahap II 2026-2028 merupakan tahapan pelaksanaan jasa yang mencakup pembangunan pusat riset dan pengembangan atau Research and Development (R and D) terkait UAM-AAM, penelitian teknologi dan pembentukan model bisnis di Indonesia.
Ale menambahkan, saat ini perkembangan taksi terbang ada pada tahapan proses kerjasama transfer teknologi.
Kerja sama transfer teknologi ini melibatkan HMC, KARI, dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Taksi Terbang Beroperasi Komersial di IKN Tahun 2029".
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.