Berita Penajam Terkini

Hingga Agustus Jumlah Penderita Stunting di PPU Capai 1118 Orang

Sebanyak 1.118 orang di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) masih menderita stunting

TRIBUNKALTIM.CO/GREGORIUS AGUNG SALMON
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan PPU Yolanda Yurian.TRIBUNKALTIM.CO/GREGORIUS AGUNG SALMON 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Sebanyak 1.118 orang di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) masih menderita stunting.

Jumlah ini hingga Agustus 2024 dan jumlah ini masih di bawah angka nasional.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan PPU Yolanda Yurian.

Ia menjelaskan stunting disebabkan karena tidak memperhatikan faktor gizi makanan sejak  1000 hari pertama kehidupan (HPK).

"Jadi kalu stunting ini kita mulai dari remajanya, calon pengantin, masa mengandung, sampai dengan usia dua tahun, itu waktu yang rawan untuk ditangani. yang bisa disebut itu 1000 hari pertama kehidupan, sebelum masuk 1000 HPK kita mengawasi dulu di masa remajanya," ujarnya.

Lebih lanjut Yolanda Yurian, menjelaskan jumlah data stunting di wilayah Penajam Paser Utara masih dibawah nasional dengan jumlah 1118 orang yang dikategori stunted per Agustus 2024, dan data tersebut sudah menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: 2 Anggota DPRD Bontang Jadi Orangtua Asuh Anak Berisiko Stunting di Kelurahan Guntung

Baca juga: Debat Pilkada Bontang 2024, Sutomo Jabir Sebut Kader Posyandu Perlu Naik Gaji untuk Cegah Stunting

"Kalau data secara real data stunting kita itu 11,55 persen, masih dibawah nasional yaitu dibawah 14 persen. tapi kalau diangka survei data stunting itu diatas 20 persen dari kementerian Kesehatan dari survei gizi dan survei kesehatan.

Kalau kita bandingkan dengan tahun sebelumnya itu sebenarnya menurun dari data yang kita temukan awal stunting itu 9,3  persen kalu tidak salah," jelasnya.

Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan PPU Yolanda Yurian, menambahkan pihak telah melakukan berbagai upaya dalam penurunan stunting  yang ada di wilayah PPU baik melakukan cek kesehatan, sosialisasi hingga kerjasama antara sektor di PPU.

"Apakah dia itu masuk remaja yang sehat atau tidak makan dilakukan skrining dengan melakukan pemeriksaan darah dan juga sosialisasi kesehatan remaja, reproduksi, kenakalan remaja termasuk napsa, terus kalau terjadi anemia bagi remaja kita berikan intervensi rujukan kepada dokter Spesialis," ujarnya.

Baca juga: Pemkot Samarinda Gelar NGOBRASS, Pastikan Masukan Stakeholder untuk Cegah Stunting Terserap di RPJMD

"Kalau secara strategis penanganan stunting di PPU kita laksanakan secara terpadu dan itu diintruksikan oleh Bupati artinya Setiap SKPD untuk saling membahu penanganan stunting, ada beberapa program yang sedang dilakukan," pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved