Berita Nasional Terkini

Jokowi, Gibran, dan Bobby Nasution Bukan PDIP Lagi, Hasto: Ambisi Kekuasaannya Tak Pernah Berhenti

Jokowi, Gibran, dan Bobby Nasution bukan PDIP lagi, Hasto: Ambisi kekuasaannya tak pernah berhenti.

TWITTER/@MataNajwa
Keluarga Jokowi - Jokowi, Gibran, dan Bobby Nasution bukan PDIP lagi, Hasto: Ambisi kekuasaannya tak pernah berhenti. 

TRIBUNKALTIM.CO -  Jokowi, Gibran, dan Bobby Nasution bukan PDIP lagi, Hasto: Ambisi kekuasaannya tak pernah berhenti.

Terjawab sudah status keluarga Joko Widodo (Jokowi) di PDIP.

Jokowi bersama anak dan menantunya, tak lagi dianggap bagian dari partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.

Baca juga: PDIP Pecat Effendi Simbolon karena Kongkalikong dengan Jokowi, Kata Jubir Soal Pemecatan Joko Widodo

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI-Perjuangan, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka hingga Bobby Nasution, bukan lagi menjadi bagian dari PDIP.

Hal ini ditegaskan Hasto saat ditanya wartawan terkait bagaimana nasib status Jokowi sebagai kader partai.

"Saya tegaskan kembali bahwa Pak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan," kata Hasto dalam jumpa pers yang digelar di sekolah partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2024).

Hasto menyampaikan bahwa partai telah menilai jika praktik-praktik politik yang dijalankan Jokowi dan keluarganya sudah tidak lagi sejalan dengan cita-cita Partai yang telah diperjuangkan sejak masa Bung Karno. 

"Sehingga itulah yang terjadi, dan kemudian kita melihat bagaimana ambisi kekuasaan ternyata juga tidak pernah berhenti," ujarnya.

Oleh karenanya, dalam proses yang dilakukan oleh PDI Perjuangan ini, Hasto memastikan partai tidak akan pernah kehilangan gagasan-gagasan ideal bahwa dari seorang rakyat biasa bisa berproses menjadi seorang pemimpin.

Namun, kata dia, praktik-praktik politik yang dilakukan Jokowi dan keluarga tentunya harus bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi semua pihak, utamanya bagaimana menjalankan disiplin partai.

"Dan kemudian bagaimana rapat Kerja Nasional yang ke V, kami juga telah menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Indonesia tentang seorang pemimpin yang karena kekuasaannta kemudian bisa berubah dan merubahkan cita-cita yang membentuknya," tuturnya.

Politisi asal Yogyakarta itu menyampaikan bahwa keanggotaan PDI Perjuangan bukanlah semata-mata pada ada atau tidaknya, tetapi pada komitmennya di dalam membangun peradaban kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.

"PDI Perjuangan percaya pada nilai-nilai Satyam Eva Jayate. Sehingga mereka yang menahan angin akan menuai badai. Itulah yang kita yakini sebagai suatu bangsa. Karena di dalam sejarah peradaban keempat manusia, tidak ada kekuasaan otoriter sekuat apapun mampu bertahan, kecuali mereka-mereka akhirnya menjadi sisi-sisi gelap dalam sejarah," pungkasnya.

PDIP Bakal Pecat 27 Kader

Diberitakan sebelumnya, berkhianat di Pilpres dan Pilkada 2024, 27 kader PDIP bakal dipecat.

Pilpres dan Pilkada 2024 membuat PDIP banyak kehilangan kadernya karena dikhianati.

Beberapa kader PDIP yang memiliki nama besar sudah ada yang langsung dipecat.

Baca juga: Status Jokowi di PDIP Kembali Disorot Usai Effendi Simbolon Dipecat, Jawaban Puan Maharani

Kini, PDIP akan kembali memecat kader-kadernya yang tak lagi sejalan dengan kebijakan partai.

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P menggelar rapat tertutup di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2024). 

Rapat ini membahas soal nasib 27 kader PDI-P yang bakal dipecat sebagai anggota PDI-P.

"Setelah ini kita adakan rapat tertutup untuk melihat bagaimana ketidakdisiplinan dari seluruh kader-kader partai di dalam pelaksanaan pilkada serentak yang nantinya partai akan memberikan sanksi yang begitu tegas," kata Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dalam konferensi pers di Sekolah Partai.

"DPP sudah menerima masukan, setidaknya sudah ada 27 orang yang akan dikenakan sanksi pemecahkan," ucap dia.

Hasto lantas ditanya apakah 27 kader PDI-P yang dimaksud bakal dipecat, salah satunya adalah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Namun, ia enggan membeberkannya saat itu.

Menurut Hasto, siapa saja 27 kader tersebut akan diumumkan pada 17 Desember 2024. 

"Nanti akan diumumkan pada tanggal 17 Desember, secara bersama-sama," ujar Hasto.

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto (tengah) bersama jajaran Ketua DPP dan Juru Bicara PDI-P saat konferensi pers di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Minggu (1/12/2024).
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto (tengah) bersama jajaran Ketua DPP dan Juru Bicara PDI-P saat konferensi pers di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Minggu (1/12/2024). (KOMPAS.com/Tria Sutrisna)

Adapun hubungan PDI-P dan Jokowi setahun belakangan menjadi perbincangan publik.

Hal ini setelah keduanya terkesan berbeda pandangan politik dalam Pemilu 2024 maupun Pilkada 2024.

Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun mengatakan bahwa partainya sudah menutup buku tentang Jokowi dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai kader partai.

Baca juga: PDIP Pecat Effendi Simbolon karena Kongkalikong dengan Jokowi, Kata Jubir Soal Pemecatan Joko Widodo

"Saya kira begini ya. Dengan tindakan Pak Jokowi termasuk anak mantunya, seperti saat ini, ya sudah itu bagian dari masa lalu partai," kata Komarudin kepada Kompas.com, ditemui di Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2024).

Komarudin mengaku enggan ambil pusing membicarakan status keluarga Jokowi lagi di PDI-P mengingat pengkhianatan yang mereka lakukan terkait Pilpres 2024.

Menurut dia, PDI-P lebih penting memikirkan apa yang terjadi hari ini dan di masa yang akan datang ketimbang mengurus keluarga Jokowi.

"Kita berpikir hari ini dan masa depan, itu lebih penting daripada kita bicara satu keluarga itu terus. Kita pusing juga," ujar Komarudin. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan Kompas.com 

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved