Dugaan Penyebab Kebakaran Rumah di Sukarame Tenggarong Kukar, Bermula dari 2 Titik

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG – Telah terjadi kebakaran besar di pemukiman penduduk RT 2 Kelurahan Sukarame, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur pada Kamis (5/12/2024) dini hari. 

Kobaran api besar menghanguskan permukiman padat penduduk di Jalan Awang Long, meninggalkan deretan rumah rata dengan tanah dan puluhan warga kehilangan tempat tinggal.

Ketua RT 2, Aidan Nur, membeberkan dugaan awal terkait asal mula si jago merah.

Api diperkirakan bermula dari dua bangunan di tengah kawasan tersebut, yaitu sebuah salon dan tempat servis jok motor. 

Baca juga: Kebakaran Besar Hari Ini di Sukarame Kukar, 7 Rumah Ludes Habis

“Kejadiannya sekitar pukul 3 pagi. Warga pertama yang melihat langsung berteriak kebakaran. Kami langsung sigap memanggil relawan, dan masyarakat sekitar juga turut membantu memadamkan api,” ujarnya dengan raut wajah prihatin.

Dalam sekejap, kobaran api menjalar ganas, menyambar bangunan demi bangunan yang sebagian besar terbuat dari material mudah terbakar.

Bahkan, sebuah mobil Avanza yang terparkir di dekat lokasi ikut dilahap tanpa ampun oleh kobaran api.

"Kami benar-benar tidak punya waktu. Api begitu cepat menyebar. Warga panik, banyak yang hanya bisa menyelamatkan diri tanpa membawa barang apapun," ungkap Aidan.

Untungnya, relawan dan tim pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmatan) Kutai Kartanegara tiba tepat waktu. 

Mereka bekerja tanpa henti hingga akhirnya api berhasil dipadamkan sepenuhnya pada pukul 05.00 Wita.

Baca juga: BREAKING NEWS: Kebakaran di Kawasan Perumahan HER Utama Mandiri Balikpapan Siang Ini, 1 Rumah Hangus

Namun, upaya tersebut tidak mampu menyelamatkan tujuh rumah yang dihuni oleh tujuh Kartu Keluarga (KK), mencakup 27 jiwa.

“Penyebab pasti kebakaran ini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak berwajib. Tapi dugaan awal, api berasal dari salah satu bangunan tersebut,” jelas Aidan.

Tragedi ini tidak hanya menyisakan puing-puing, tetapi juga memantik solidaritas warga sekitar.

Dalam waktu singkat, masyarakat bergotong royong mendirikan posko bantuan sementara.

Mereka juga mulai menggalang dana secara manual untuk membantu para korban yang kini kehilangan segalanya.