Berita Penajam Terkini

Serapan Sampah di Bank Sampah Induk PPU Belum Maksimal

Serapan bank sampah induk di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) diakui belum maksimal

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/NITA RAHAYU
Bank sampah induk yang ada di Kelurahan Nenang Kecamatan Penajam.TRIBUNKALTIM.CO/NITA RAHAYU 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Serapan bank sampah induk di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) diakui belum maksimal.

Hal itu diungkapkan Penjabat (Pj) Bupati PPU Muhammad Zainal Arifin, usai melakukan peninjauan beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui bahwa PPU memiliki satu unit bank sampah induk, yang terletak di Kelurahan Nenang Kecamatan Penajam.

Bank sampah induk itu, menampung sampah-sampah anorganik atau tidak dapat diurai secara alami dan bernilai ekonomis, dari bank sampah yang ada disetiap kecamatan, sebelum kemudian didaur ulang.

Tetapi, hingga beberapa tahun berdiri serapannya dianggap belum maksimal.

Baca juga: Optimalkan Bank Sampah, Volume Sampah di Samarinda Berkurang hingga 343 Kg Per Hari

Baca juga: Apresiasi Bank Sampah, Wawali Samarinda Rusmadi Harap jadi Solusi Ekonomi dan Lingkungan

Karena, hanya menampung rata-rata enam ton perbulan, dari kapasitas sampah anorganik di PPU yang mencapai 100 ton perbulannya.

"Itu satu-satunya di PPU dan kalau kita lihat diversifikasi organik dan anorganiknya belum bagus," ungkapnya Senin (9/12/2024).

Pj Bupati mengatakan bahwa masih perlu adanya sosialisasi masif dari dinas terkait dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH), kepada masyarakat.

Penyebab rendahnya serapan itu, karena masyarakat belum memiliki kesadaran cukup tentang kategori sampah yang memiliki nilai ekonomi.

"Sampah anorganik seperti botol, kaleng, ini sirkulasi pembeliannya cukup baik, cuma serapan kurang," sambungnya.

Ia juga meminta kepada DLH setempat agar segera menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat.

Baca juga: PT PLN Persero UP3 Balikpapan Resmikan Pusat Pendidikan dan Bank Sampah di SMKN 5 Balikpapan

Pemerintah daerah berkomitmen untuk mengurangi volume sampah. Jika jenis anorganik bisa di daur ulang, maka sampah organik juga bisa disulap menjadi pupuk kompos.

"Itu juga akan saya minta agar DLH segera menyiapkan lokasi recycle, sampah organik juga bisa jadi kompos, jadi bagus diversifikasinya," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved