Berita Samarinda Terkini
Optimalkan Bank Sampah, Volume Sampah di Samarinda Berkurang hingga 343 Kg Per Hari
Libatkan masyarakat lewat bank sampah, volume sampah di Samarinda berkurang hingga 343 kg per hari.
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pengelolaan sampah di Kota Samarinda terus menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Dalam upaya mengurangi volume sampah dan menciptakan dampak ekonomi bagi masyarakat, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus berinovasi.
Salah satu program unggulan yang terus berkembang adalah bank sampah.
Program ini bertujuan untuk tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang positif bagi masyarakat setempat.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda, Endang Liansyah, dalam acara Penganugerahan Bank Sampah Unit Terbaik Tahun 2024 se-Kota Samarinda di Swiss-Belhotel Borneo Samarinda, Jalan Mulawarman, Selasa (3/12/2024).
Baca juga: DLH Samarinda Kekurangan Alat Berat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Kepala DLH Samarinda, Endang Liansyah menjelaskan, bank sampah bertujuan untuk memfasilitasi pengelolaan sampah dengan metode reduce, reuse, recycle (3R) serta sebagai sarana edukasi dan mendukung sirkular ekonomi.
"Bank sampah ini dapat diakses oleh masyarakat, baik perorangan, badan usaha, maupun tingkat RT, RW, kelurahan, hingga kota," ujarnya.
Pada tahun 2023, jumlah bank sampah di Kota Samarinda tercatat sebanyak 90 unit dan meningkat menjadi 94 unit pada tahun 2024.
Pengelolaan sampah di bank sampah ini telah menunjukkan hasil yang menggembirakan.
"Pada tahun 2023, volume sampah yang berhasil dikurangi mencapai 0,271 ton per hari atau sekitar 271 kg. Kini, di tahun 2024, volume sampah yang berhasil dikurangi meningkat menjadi 0,343 ton, atau sekitar 343 kg per hari," lanjut Endang.
Sejak Januari hingga Oktober 2024, DLH Samarinda mencatat jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan dan diolah.
Di antaranya adalah 5,54 ton sampah organik, 1,5 ton sampah kompos, dan 40,1 ton sampah plastik olahan.
Dari hasil pengolahan sampah tersebut, terungkap pula dampak ekonomi yang signifikan.
Baca juga: Cegah Pencemaran Lingkungan, DLH Samarinda Imbau Masyarakat Tanam Limbah Hewan Kurban
Sampah organik yang terkelola menghasilkan kompos yang dapat dijual seharga Rp2.000 per kilogram, sementara pemilahan kertas HVS, duples, dan piring telur mencapai 55,21 ton dengan harga jual 2.000 rupiah per kilogram.
Sampah logam seperti kuningan dan seng tercatat 6,65 ton dengan harga jual 10.000 rupiah per kilogram, sementara kaca mencapai 6,48 ton dengan harga jual 150 rupiah per kilogram.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.