ITK Bangun Sistem Filtrasi Air Berbasis PLTS dan IoT untuk Irigasi di Kelurahan Sungai Merdeka

TRIBUNKALTIM.CO,KUTAI KARTANEGARA – Institut Teknologi Kalimantan (ITK) kembali beraksi melalui kegiatan pengabdian masyarakat dengan merancang sistem filtrasi air berbasis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Internet of Things (IoT).

Program ini bertujuan untuk menyediakan solusi irigasi yang berkelanjutan bagi petani di Kelurahan Sungai Merdeka, Kecamatan Samboja Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Air sungai telah lama menjadi sumber utama irigasi di wilayah ini, namun sering kali terkontaminasi oleh mikroba patogen seperti E. coli, Salmonella, dan Vibrio cholerae, serta logam berat seperti besi (Fe), mangan (Mn), dan kadmium (Cd).

Kontaminasi ini dapat merusak kualitas tanah, tanaman, dan hasil panen, sehingga diperlukan solusi pengolahan air yang efektif dan aman.

Menjawab tantangan tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat ITK merancang sistem filtrasi multimedia dengan menggunakan pasir silika, karbon aktif, kerikil, dan zeolit.

Sistem ini juga dilengkapi dengan klorinator untuk mengurangi kandungan mikroba patogen dalam air. Dengan teknologi ini, air sungai dapat dimanfaatkan secara lebih aman untuk irigasi lahan pertanian.

Program ini dilaksanakan selama 4 bulan, dari September hingga Desember 2024, dan melibatkan mahasiswa/i dari berbagai program studi, di antaranya Teknik Elektro, Teknik Material Metalurgi, Teknik Lingkungan, dan Teknik Mesin. Seluruh kegiatan berada di bawah bimbingan dosen pembimbing Ibu Happy Aprillia, S.ST., M.T., M.Eng., Ph.D. Sebelumnya, perancangan sistem PLTS dengan sistem IoT ini telah diteliti sejak tahun 2022 dengan penelitian multi tahun Institut Teknologi Kalimantan dengan judul

Baca juga: Daftar UKT ITK 2024 untuk Semua Jurusan S1 Jalur SNBP, SNBT, SUMMIT, Tertinggi Rp 16 Juta

''Desain Manajemen Energi Pintar Pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya''. Di tahun 2024, pemanfaatan produk penelitian ini mendapat apresiasi dan didukung oleh kerja sama dengan Konsulat General Australia, Makassar. 

Proses dimulai dengan pengadaan barang pada 13 dan 14 September 2024, diikuti perancangan sistem filtrasi serta pembangunan rumah pompa. Tim melakukan pengambilan sampel air pertama pada 21 September 2024 untuk diuji di Labkesda.

Hasil pengujian menunjukkan air sungai mengandung banyak mikroba patogen dan logam berat. Pengambilan sampel kedua dilakukan pada 8 Desember 2024 untuk memastikan efektivitas sistem filtrasi.

Sementara itu, Tim Elektrikal merancang dan memasang PLTS off-grid berkapasitas 1650 WP, yang terdiri dari 2 unit panel surya monocrystalline 100 WP, 3 unit baterai 28-Ah, dan inverter 100 Watt.

Sistem ini mampu menyalakan pompa air untuk menyedot air dari sungai secara berkelanjutan. Teknologi PLTS ini akan menyerap energi foton dari matahari yang menghasilkan arus DC, kemudian inverter akan mengubah arus DC menjadi arus AC yang digunakan umumnya pada peralatan listrik seperti pompa. Lalu, baterai berfungsi sebagai menyimpan energi dari PLTS untuk digunakan pada malam hari ataupun ketika cuaca tidak bersahabat.

Selain itu, sistem ini dilengkapi dengan teknologi Internet of Things (IoT), yang memungkinkan pemantauan kondisi sistem secara real-time melalui website MANSUR. Data yang ditampilkan meliputi tegangan panel surya, arus, daya, suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan konsumsi energi. Dengan teknologi IoT ini, warga dapat memantau kinerja sistem filtrasi dengan mudah dan efisien.

Pada 9 Desember 2024, Tim Pengabdian Masyarakat ITK mengadakan kegiatan diseminasi dan transfer ilmu terkait teknologi di halaman Masjid RT. 07 Kelurahan Sungai Merdeka.