Haul Guru Sekumpul 2025

Haul Guru Sekumpul 2025 Tanggal Berapa? Lengkap Syair Manaqib Abah Guru Sekumpul yang Sering Dibaca

Terjawab Haul Guru Sekumpul 2025 diselenggarakan tanggal berapa, lengkap syair manaqib Abah Guru Sekumpul yang sering dibaca.

Editor: Nisa Zakiyah
YouTube Sekumpul Tarim via TribunKalteng.com
Terjawab Haul Guru Sekumpul 2025 diselenggarakan tanggal berapa, lengkap syair manaqib Abah Guru Sekumpul yang sering dibaca. 

Dalam perjalanannya, Abah Guru Sekumpul menyadari bahwa pamannya adalah seorang ahli di hampir semua bidang keilmuan Islam, tetapi tidak menampakkannya ke depan khalayak.

Sifat itulah yang ditiru Abah Guru Sekumpul, hingga dikenal sebagai pribadi yang mulia, penyabar, rida, pemurah, dan penyayang terhadap siapa saja.

Setelah melanglang buana belajar agama dan pendidikan lainnya, Abah Guru Sekumpul mendapat mandat untuk mengajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura.

Atas rekomendasi dari K.H. Abdul Qadir Hasan, K.H. Sya’rani Arif, dan K.H. Salim Ma’ruf, ia menjadi pengajar di pondok pesantren tersebut.

lihat fotoRibuan jemaah memadati areal induk Musala Ar-Raudhah untuk mengikuti acara Haul Guru Sekumpul 2023 di Jalan Sekumpul, Kelurahan Sekumpul, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, Minggu (29/1/2023).
Ribuan jemaah memadati areal induk Musala Ar-Raudhah untuk mengikuti acara Haul Guru Sekumpul 2023 di Jalan Sekumpul, Kelurahan Sekumpul, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, Minggu (29/1/2023).

Lima tahun kemudian, Abah Guru Sekumpul berhenti dan memilih melakukan kegiatan dakwah dengan membuka pengajian di rumahnya di Keraton Martapura.

Mulanya, pengajian ini diadakan hanya untuk menunjang pelajaran para santri di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, dengan diisi pengulangan kitab-kitab Ilmu Alat, seperti Nahwu dan Saraf.

Namun, pada perkembangannya, jemaah yang menghadiri pengajiannya cukup beragam, bukan hanya dari kalangan santri, tetapi juga masyarakat umum.

Pengajian pun mulai berkembang dengan kitab yang lebih bervariasi, mulai dari kitab-kitab fikih, tasawuf, tafsir, dan hadis.

Pada kesempatan itu, Abah Guru Sekumpul juga mulai menyiarkan Maulid al-Habsyi atau Simthud Durar karangan al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.

Selain itu juga, pengajian bertambah lengkap dengan diselipkan lantunan syair atau kasidah berisi pujian-pujian terhadap Nabi Muhammad.

Karena pengajian di Keraton Martapura dirasa sudah tidak mampu lagi menampung jemaah, maka Abah Guru Sekumpul berinisiatif untuk pindah ke lokasi pengajian yang baru.

Pada sekitar 1980-an, Abah Guru Sekumpul memilih wilayah Sungai Kacang sebagai lokasi rumahnya sekaligus tempat pengajian yang baru.

Rumah baru Abah Baru Sekumpul ini kemudian dinamakan komplek Ar-Raudhah, penamaan tersebut mengacu pada nama Ar-Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah.

Setelah mengabdikan dirinya sebagai pedakwah Islam, Abah Guru Sekumpul kemudian mengalami sakit pada ginjalnya hingga harus dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.

Setelah sepuluh hari dirawat di Singapura, pada 9 Agustus 2005, Abah Guru Sekumpul diperbolehkan pulang.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved