Berita Mahulu Terkini
Sinergi Antar OPD Dorong Ketahanan Pangan Berbasis Ladang Padi di Mahakam Ulu Kaltim
Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) terus menggulirkan program ketahanan pangan berbasis ladang padi
Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) terus menggulirkan program ketahanan pangan berbasis ladang padi menetap yang melibatkan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) di Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
Dengan pendekatan kolaboratif, program ini diharapkan mampu menciptakan keberlanjutan pangan sekaligus memberdayakan masyarakat kampung di Mahakam Ulu.
Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh, menekankan pentingnya perubahan pola pikir petani untuk memaksimalkan hasil panen.
"Cara berpikir seperti ini yang perlu diubah. Petani harus mulai memahami bahwa ketahanan pangan bisa dicapai dengan pengelolaan yang terintegrasi dan berbasis teknologi," katanya kepada TribunKaltim.co pada Minggu (5/1/2025).
Baca juga: Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh Minta Petinggi Kampung Fokus Mitigasi Bencana
Program ladang padi menetap ini melibatkan tiga OPD utama.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) bertugas menyiapkan regulasi, pendanaan, hingga penyediaan sarana pendukung seperti pondok, lumbung padi, dan lantai jemur.
"Kami juga memperkuat kapasitas badan usaha milik kampung (BUMK) agar bisa mengelola penggilingan, pengemasan, hingga penjualan beras hasil panen," ucapnya.
Selain itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) berperan dalam pelatihan petani, penyediaan pupuk, hingga perawatan lahan.
"Peran DKPP sangat vital untuk memastikan keberhasilan panen melalui pendampingan teknis di lapangan," tuturnya.
Penyediaan Jalan Usaha Tani
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga dilibatkan untuk menyediakan infrastruktur pendukung seperti jalan usaha tani.
"Jalan ini penting agar akses petani ke ladang lebih mudah, sekaligus mempercepat distribusi hasil panen," ujarnya.
Ia optimistis bahwa sinergi antar-OPD akan memberikan dampak signifikan.
"Dengan kerja sama yang baik, program ini bukan hanya soal ketahanan pangan, tetapi juga menciptakan perputaran ekonomi di kampung," imbuhnya.
Produktivitas Meningkat
Ia menjelaskan perkembangan program ini sebagai bagian dari upaya menciptakan kemandirian pangan berbasis lokal.
"Tahun pertama, kami panen dari 143 hektare lahan di 35 kampung dengan hasil 28,5 ton beras lokal. Tahun kedua, luasan lahan meningkat menjadi 205,5 hektare dengan panen mencapai 41,2 ton," sebutnya.
Ia menambahkan bahwa meskipun total lahan menurun pada tahun ketiga menjadi 187,7 hektare, hasil panen masih tetap tinggi, yakni 40,4 ton.
Baca juga: Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh Apresiasi Kebersamaan Masyarakat di Masa Kepemimpinannya
"Ini membuktikan bahwa kualitas dan efisiensi pertanian kita semakin baik, berkat pendampingan teknis dan teknologi modern," tambahnya.
Beras lokal yang dihasilkan meliputi varietas seperti abung, lengasah, dan mayas.
Pada 2022, beras ini resmi dipasarkan dengan harga pembukaan Rp17.000 per kilogram.
"Kami bangga beras Mahulu kini tidak hanya dikonsumsi lokal, tetapi juga diminati masyarakat luar," imbuhnya.
Bupati juga menekankan pentingnya komitmen pemerintah kampung dalam menyukseskan program ini.
"Setiap kampung telah mulai membuka lahan meskipun belum mencapai target 10 hektare per kampung. Namun, kerja keras masyarakat dan kolaborasi berbagai pihak terus mendorong keberhasilan program ini," pungkasnya.
Ke depan, Pemkab Mahulu berencana memperluas cakupan program untuk mendukung lebih banyak kampung.
Baca juga: Cara Warga Long Pahangai Mahakam Ulu dalam Mengatasi Harga Beras Mahal
"Kami optimistis bisa mencapai target 50 kampung dengan produktivitas yang semakin meningkat setiap tahunnya," tegasnya.
Program ladang padi menetap ini tidak hanya menciptakan ketahanan pangan tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat kampung di Mahakam Ulu. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.