Tahun Baru Imlek 2025

10 Ucapan Tahun Baru Imlek 2025 Singkat dan Unik, Jadikan Caption di Media Sosial Tanggal 29 Januari

Berikut ini 10 ucapan Tahun Baru Imlek 2025 yang singkat dan unik, cocok dijadikan caption di media sosial tanggal 29 Januari nanti.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
freepik
TAHUN BARU IMLEK 2025 - Ilsutrasi. Berikut ini 10 ucapan Tahun Baru Imlek 2025 yang singkat dan unik, cocok dijadikan caption di media sosial tanggal 29 Januari nanti. 

Di zaman Orde Baru, budaya Tionghoa tidak boleh hidup dan berkembang.

Perayaan Tahun Baru Imlek tidak boleh diperingati secara terbuka di ruang publik.

Secara historis tentu susah dipastikan sejak kapan perayaan Imlek telah dilakukan di Indonesia.

Namun ditengarai seiring migrasi orang-orang Tionghoa ke Nusantara sejak permulaan Masehi, sejak itulah perayaan Imlek telah dilakukan.

Dugaan ini semata didasarkan pada bagaimana kukuhnya etnis Tionghoa menjaga tradisi nenek moyang mereka.

Sekalipun Denys Lombard mencatat sejak abad ke-3 Asia Tenggara telah ditulis dalam teks-teks China, catatan awal sejarah Nusantara barulah muncul di abad ke-5.

Fa Hsien (Faxian), seorang pendeta Budhis, sering berlayar dari China ke India dan India ke China.

Diceritakan pada 412, Fa Hsien berlayar dari Srilangka tetapi celakanya kapal yang dinaikinya diamuk badai.

Saat itu Fa Hsein harus mendarat di ‘Ye-Po-Ti’ atau ‘Yawadwi’, yang adalah nama Pulau Jawa dalam bahasa Sansekerta.

Pada fase-fase sejarah kemudian, sumber-sumber berita China juga sering mencatat nama Jawa dengan istilah ‘She-Po’.

Dalam karyanya Nusa Jawa: Silang Budaya Lombard memperlihatkan pentingnya pengaruh budaya Tionghoa ini.

Bukan saja bagi masyarakat Asia Tenggara tetapi juga masyarakat Jawa.

Besarnya pengaruh ini tak saja mewarnai pembentukan aspek kebudayaan, melainkan juga kehidupan sehari-hari.

Budaya China tidak saja telah mempengaruhi perkembangan teknik produksi dan budi daya berbagai komoditas seperti gula, padi, arak, tiram, udang, garam, dan lain-lain, juga membawa pengaruh besar pada perkembangan sistem kongsi, teknik kemaritiman, perdagangan, dan sistem moneter di Jawa.

Melihat besarnya pengaruh itu membuat Lombard tiba pada kesimpulan, bahwa laiknya pengaruh India terhadap kebudayaan Asia Tenggara, ia menyebut adanya kontinum budaya Tionghoa meresapi mentalitas orang Jawa.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved