Berita Tana Tidung Terkini
Harga Cabai di Pasar Imbayud Taka Kabupaten KTT Tembus Rp170 Ribu Sekilo
Pasca perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, harga cabai di Pasar Imbayud Taka Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung melambung naik
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, TANA TIDUNG - Pasca perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, harga cabai di Pasar Imbayud Taka Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung melambung naik.
Nurjannah salah satu pedagang bahan pangan di Pasar Imbayud Taka Tideng Pale mengaku harga cabai sudah tembus Rp170 ribu per kilogram.
"Kalau lombok itu Rp 145 ribu sampai Rp 150 ribu kami beli di agen sini terus kami jualkan Rp 170 ribu waktu sebelum Natal itu kan naik memang tapi harganya cuma Rp 100 ribu aja kami jual," ujar Nurjannah.
Saat ini ketersediaan stok cabai di pedagang-pedagang yang ada di Pasar Imbayud Taka Tideng Pale sangat sedikit. Sehingga menyebabkan harga cabai tinggi.
"Ini lombok ini sudah harganya mahal kosong pula juga stoknya di sini, dari Malinau aja harganya Rp160 ribu, terus dari Tarakan Rp120 ribu jadi tidak berani orang ambil karena belum lagi hitung ongkosnya ke sini kan," ungkapnya.
Baca juga: Pantauan Harga Cabai, Ikan dan Ayam Potong di Pasar Segiri Samarinda Hari ini 4 Januari 2025
Untuk cabai petik yang dijual dengan kondisi tidak sesegar cabai biasa pun turut terdampak, yang biasanya dibeli Rp55 ribu kini menjadi Rp90 ribu.
"Sedangkan lombok petik yang sudah kurang bagus biasa kami ambil Rp55 ribu sekarang jadi Rp90 ribu," ucapnya.
Harga cabai yang dijual sebenarnya termasuk rendah. Sehingga tak jarang membuat pedagang rugi lantaran adanya penyusutan timbangan dari cabai.
"Ini aja kami ambil untung paling Rp20 ribu aja itu aja hitungannya rugi kami karena barang begini kan ada susut timbangannya belum lagi kalau ada yang busuk makin kurang lah beratnya," sebutnya.
Semenjak harga cabai melonjak naik ia hanya berani membeli stok cabai maksimal 1 kg dari yang biasanya 4 kg dalam sehari.
"Kami pun ambil sedikit aja paling setengah atau sekilo aja kami ambil karena kalau ambil banyak takut tidak laku kan padahal biasa kami ambil 4 kg untuk sehari, yang penting ada pendampingnya ini jualan soalnya yang paling orang cari itu kan lombok memang," katanya.
Dia mengatakan penyebab tingginya harga cabai akibat hujan dan banjir yang belakangan terjadi di beberapa wilayah di Kalimantan Utara. Sehingga tak sedikit petani alami gagal panen.
Baca juga: Tekan Inflasi Jelang Akhir Tahun, Pemkab PPU Galakkan Gerakan Tanam Cabai hingga GPM
"Masalahnya memang banjir kan di beberapa daerah itu karena hujan terus juga jadi gagal panen petani," katanya.
“Petani-petani lokal juga biasanya ada aja mereka panen ini betul-betul kosong jadi biar yang masih muda pun mereka petik aja itupun masih kurang juga," tutupnya. (m19)
Tiba di Tana Tidung Hari Ini, Menkes Budi Gunadi Ingin Salat Jumat di Masjid At-Jihad |
![]() |
---|
Ramai Pembeli, Gerobak Penjual Pentol Kuah Mercon UBA Tana Tidung Pernah Terbakar |
![]() |
---|
Damri Layani Penumpang 2 Kali Sehari, Tarif Trayek Tana Tidung-Malinau Rp40 Ribu |
![]() |
---|
Desa Kujau Tana Tidung Bidik Ekowisata, Perbaiki Fasilitas Kursi Bagi Pelancong |
![]() |
---|
Alasan Ibrahim Ali Pilih Kualitas Pendidikan Ketimbang Bangun Gedung Sekolah Baru Tana Tidung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.