Berita Samarinda Terkini
Makna Filosofis Logo HUT Pemkot dan Samarinda, Ada Pesut hingga Hudoq Khas Dayak
Logo HUT Kota Samarinda dan Pemkot Samarinda memiliki beragam elemen visual yang memiliki makna filosofis mendalam
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Samir Paturusi
Topeng Hudoq, yang merupakan simbol budaya Dayak, menggambarkan keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas. Topeng ini melambangkan keharmonisan serta budaya yang berkembang di Kota Samarinda, memberikan nuansa kedamaian dan kebersamaan.
3. Sungai Mahakam
Sungai Mahakam digambarkan dengan tiga garis aliran yang melambangkan filosofi hidup yang fleksibel, tangguh, dan seimbang. Filosofi ini menggambarkan berbagai aspek kehidupan, baik dalam konteks Taoisme, pandangan filsafat barat, atau simbolisme dalam kehidupan sehari-hari.
4. Jembatan Mahakam
Jembatan Mahakam, yang menjadi ikon penghubung dan keseimbangan menggambarkan kesatuan dan kesiapan masyarakat Samarinda dalam menghadapi perubahan.
Jembatan ini juga melambangkan perkembangan dan kemajuan yang tercipta melalui kolaborasi antar elemen masyarakat.
Di samping itu, jembatan tersebut juga bernuansa warna senja yang menggambarkan momen peralihan yang penuh makna.
Filosofi senja dalam konteks ini mengajarkan bahwa setiap perubahan dalam hidup adalah bagian dari proses menuju kebijaksanaan, keindahan, dan keharmonisan.
5. Motif Sarung Samarinda
Motif Sarung Samarinda, yang merupakan salah satu elemen budaya khas Samarinda, melambangkan kekayaan budaya lokal yang terus dilestarikan. Motif ini mencerminkan kebanggaan masyarakat Samarinda terhadap identitas dan tradisi yang ada.
Baca juga: Tradisi HUT Samarinda, Ziarah ke Makam Pendiri Kota La Mohang Daeng Mangkona, Sejarah dan Syukur
6. Garis Putus-Putus
Garis putus-putus dalam logo ini melambangkan perjalanan hidup yang penuh tantangan namun tetap menuju tujuan besar. Setiap langkah yang diambil, meskipun tidak selalu mulus, tetap berarah pada pencapaian tujuan yang lebih baik.
Dinvi menyampaikan bahwa logo ini bukan hanya sekedar untuk merayakan ulang tahun kota, tetapi juga sebagai simbol dari semangat masyarakat Samarinda untuk terus berkembang, bersatu, dan mempertahankan nilai-nilai budaya yang ada.
“Logo ini mencerminkan berbagai aspek kehidupan masyarakat Samarinda yang terus maju namun tetap menjaga keseimbangan, harmoni, dan kebudayaan lokal,” ujar Dinvi.
Dengan tema “Harmoni dalam Perubahan, Maju Bersama Budaya”, logo ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi warga Samarinda untuk menjaga kebersamaan dan berinovasi dalam rangka membangun kota yang lebih baik dan lebih inklusif. (*)
Samarinda Bergejolak, Aliansi Mahakam Undang Warga Kaltim Turun Aksi 1 September |
![]() |
---|
Warga Samarinda Keluhkan Macet Proyek Saluran Air di Jalan Kadrie Oening |
![]() |
---|
Polresta Samarinda Gelar Salat Gaib untuk Driver Ojol, Doakan Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Pustakawan dan Pengelola Perpus Antusias Ikut Workshop Jurnalistik, DPK Kaltim Undang 2 Profesional |
![]() |
---|
IRT di Samarinda Ditangkap Polisi Akibat Tipu Jual Beli Bungkil, Korban Rugi Rp235 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.