Berita Nasional Terkini

Soal Pagar Laut, Pengamat Sebut Koordinasi di Kabinet Prabowo-Gibran Lemah, Muncul Sendiri-sendiri

Soal pagar laut Tangerang, pengamat sebut koordinasi di Kabinet Prabowo-Gibran masih lemah, kemenerian muncul sendiri-sendiri.

Tribunnews/Fransiskus Adhiyuda
PAGAR LAUT TANGERANG - Pagar bambu yang membentang di laut Tangerang sepanjang 30,16 km menjadi kontroversi, akhirnya dibongkar pada Sabtu (18/1/2025). Soal pagar laut Tangerang, pengamat sebut koordinasi di Kabinet Prabowo-Gibran masih lemah, kemenerian muncul sendiri-sendiri. 

TRIBUNKALTIM.CO - Soal pagar laut Tangerang, pengamat sebut koordinasi di Kabinet Prabowo-Gibran masih lemah, kemenerian muncul sendiri-sendiri.

Kasus pagar laut Tangerang terus menjadi sorotan.

Hingga kini kasusnya pagar laut ini masih belum clear.

Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampow menilai, koordinasi antar kementerian di kabinet Prabowo-Gibran dalam menangani persoalan pagar laut di pesisir pantai Tangerang, Banten, masih lemah.

Baca juga: 8 Fakta Penting Kasus Pagar Laut Tangerang, Dibongkar TNI AL Hingga Punya Hak Guna Bangunan

"Kita melihat kabinet ini masih kurang berkoordinasi. Jadi mereka itu muncul sendiri-sendiri sesuai dengan kementeriannya masing-masing," kata Jeirry dalam diskusi bertema 'Evaluasi 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran: Catatan Kritis dan Tantangan ke Depan' di Jakarta, Kamis (23/1/2025).

Menurutnya, pandangan antara satu kementerian/lembaga dengan kementerian/lembaga lain tidak kompak soal penanganan munculnya pagar bambu sepanjang 30 kilometer lebih di perairan Tangerang.

"Misalnya, kalau kita melihat dalam kasus pagar laut, itu kan satu kementerian dengan kementerian lain atau badan yang lain itu bicara berbeda-beda itu. Jadi hal-hal seperti itu masih cukup kuat," tuturnya.

"Satu (kementerian) dengan yang lain itu bahkan saling menegasikan atau seolah-olah tidak ada koordinasi di antara mereka tentang isu-isu yang muncul di publik," kata Jeirry.

Misalnya, TNI Angkatan Laut (AL) mulai melakukan pembongkaran pagar laut yang penanggungjawabnya menjadi misteri.

Tetapi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sempat memiliki pandangan yang berbeda terkait pembongkaran pagar laut.

Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono mengaku telah berkomunikasi via telepon dengan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali agar operasi pembongkaran pagar laut dapat dihentikan. 

"Sekarang belum semuanya (pagar dibongkar) tapi tadi KSAL sudah nelpon pas rapat habis ini saya akan berkoordinasi dengan beliau," ujarnya kepada wartawan di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (19/1/2025).

Baca juga: Profil dan Rekam Jejak Firman Soebagyo, Malu jadi Wakil Rakyat dan Copot Pin DPR Imbas Pagar Laut

Menteri KKP mengatakan pagar bambu sepanjang 30,16 kilometer tersebut masih menjadi barang bukti dalam proses penyelidikan oleh KKP. 

Ia juga khawatir pencabutan pagar tanpa pengelolaan yang baik dapat menimbulkan dampak lain, termasuk terbawanya bambu oleh arus laut

"Barang bukti yang masih dalam penyelidikan sebaiknya tidak dibongkar. Jika dibongkar, bisa menimbulkan masalah baru seperti terganggunya arus laut," ujar Trenggono.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved