Ramadhan 2025
10 Puisi Ramadhan 2025 Singkat dan Penuh Makna untuk Renungan Menyambut Bulan Suci Penuh Berkah
Simak contoh puisi Ramadhan 2025 singkat dan penuh makna untuk renungan di bulan suci penuh berkah.
7. Cahaya di Tengah Kelam
Di gelap hidup yang hampir padam,
Ramadhan hadir bagaikan lentera,
Membimbing langkah pada jalan selamat,
Menghapus jejak kelalaian lama.
Tangis dosa mengalir di sajadah,
Saat fajar terbit membawa berkah,
Dalam setiap tarawih yang aku pasrah,
Kuterasa damai meski hati gundah.
Al-Quran bergema dalam malam sepi,
Menggugah jiwa yang lama mati,
Ramadhan, bulan penuh janji suci,
Kupasrahkan hidup, bersandar pada Ilahi.
Ketika akhirnya Syawal memanggil,
Hati penuh haru tak ingin berpisah,
Namun aku tahu tugas ini tak akan usai,
Ramadhan mengajarkan cinta yang abadi.
8. Lembaran Luka yang Terbuka
Ramadhan mengetuk pintu jiwa,
Menyibak luka yang lama tersembunyi,
Hati yang letih, penuh dosa,
Menjerit lirih mencari ridha Ilahi.
Puasa ini bukan sekadar lapar,
Namun penebusan dosa-dosa besar,
Air mata malam menjadi saksi,
Doa-doa panjang tak kunjung henti.
Ketika dunia memanggil diri,
Ramadhan memintaku kembali,
Tinggalkan godaan fana duniawi,
Menyatu dalam kedamaian hakiki.
Ya Allah, berilah aku kekuatan,
Menjalani Ramadhan dengan penuh iman,
Ampuni aku yang selalu lemah,
Agar kelak Kau sambut dengan kasih.
9. Pelukan Terakhir Ramadhan
Ramadhan, bulan yang begitu istimewa,
Namun setiap tahun ia datang dan pergi,
Seolah berkata, "Aku hanya sementara,"
Meninggalkan luka di hati yang sepi.
Bulan penuh doa dan keikhlasan,
Namun mengapa aku masih terlena?
Kala ia berlalu, aku hanya merasakan,
Betapa aku tak cukup bersyukur padanya.
Langit menangis di akhir Ramadhan,
Seiring hati ini yang penuh penyesalan,
Sajadah basah oleh air mata malam,
Mencari ampunan yang tiada batasan.
Ramadhan, jangan tinggalkan aku sendiri,
Tanpamu, hidupku hanya bayangan hampa,
Ajarkan aku menjaga iman ini,
Hingga Syawal membawa sinar bahagia.
10. Janji di Ambang Malam
Ramadhan mengetuk, pintu terbuka,
Aku berjanji menjadi lebih baik,
Namun mengapa hati penuh dusta,
Keinginan mulia tak pernah hadir.
Sahur, puasa, dan doa panjang,
Seolah ritual tanpa nyawa,
Ramadhan mengajakku menghilangkan,
Gelap di hati yang penuh cela.
Air mata jatuh di malam suci,
Saat Quran menggema di dada,
Ramadhan, bimbinglah aku kembali,
Pada jalan lurus menuju surga-Nya.
Namun, jika aku terjatuh lagi,
Tolonglah aku di waktu tersisa,
Ramadhan, jangan pergi sendiri,
Biarkan aku tetap mencintai-Nya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.