Ramadhan 2025
10 Puisi Ramadhan 2025 Singkat dan Penuh Makna untuk Renungan Menyambut Bulan Suci Penuh Berkah
Simak contoh puisi Ramadhan 2025 singkat dan penuh makna untuk renungan di bulan suci penuh berkah.
TRIBUNKALTIM.CO - Simak contoh puisi Ramadhan 2025 singkat dan penuh makna untuk renungan di bulan suci penuh berkah.
Sebentar lagi Ramadhan 2025 tiba, yang membawa keberkahan yang tak terhitung bagi umat Islam di seluruh dunia.
Bulan penuh kemuliaan ini menjadi momen untuk memperbaiki diri, menebus dosa, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Puisi menjadi salah satu cara indah untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan Ramadhan.
Baca juga: 5 Puisi Ramadhan 2025 untuk Anak SD yang Singkat dan Sedih, Sambut Bulan Suci Penuh Berkah
Puisi-puisi ini tak hanya menginspirasi mereka untuk lebih taat beribadah, tetapi juga menyampaikan rasa syukur, doa, dan harapan dalam menyambut bulan Ramadan.
Simak selengkapnya.

1. Cahaya Ramadan
Bulan suci datang membawa terang,
Hati kecilku penuh riang,
Dosa-dosa ingin kuhapuskan,
Dalam sujud, aku memohon ampunan.
Ramadan penuh rahmat dan kasih,
Doa mengalir di malam yang sunyi,
Ya Allah, bimbing kami selalu,
Agar hidup lebih bermakna dan syahdu.
Tiap puasa penuh sabar kutempuh,
Harap ridho-Mu, Ya Allah Yang Tangguh.
2. Rindu Ramadan
Ramadan tiba, hati bergetar,
Rindu bertemu malam penuh berkah,
Dalam hening, doa kupanjatkan,
Agar jiwa ini bersih dari dosa.
Aku kecil tak tahu banyak,
Namun aku tahu Allah Maha Pengasih,
Ramadan ini ingin kuberubah,
Menjadi anak yang lebih bersyukur dan taat.
Ya Allah, jangan jauh dariku,
Kuserahkan hidupku hanya pada-Mu.
3. Tangis di Malam Ramadan
Ramadan tiba, hati ini menangis,
Mengenang dosa yang terasa pedih,
Ya Allah, maafkan aku yang lemah,
Ampuni segala salah dan khilaf.
Malam suci penuh doa kurajut,
Berharap syafaat, berharap ridho-Mu,
Langkah kecilku mungkin salah arah,
Bimbing aku, Ya Allah, penuh kasih.
Bulan ini, kubersumpah tulus,
Akan kuberjuang menjadi lebih baik.
4. Ramadan Penuh Doa
Bulan penuh berkah kini hadir,
Menyejukkan hati, penuh harapan indah,
Doaku melangit, melawan getir,
Berharap Ramadan membawa berkah.
Dalam gelap malam kuberdoa,
Ampuni dosa, tuntun langkah kami,
Aku kecil, ingin dekat dengan-Mu,
Menyambut Ramadan, hati penuh syukur.
Ya Allah, buat Ramadan ini spesial,
Untuk kami yang ingin surga-Mu abadi.
5. Ramadan dan Kesedihan Hati
Ramadan datang, hati terasa sedih,
Mengenang hari yang penuh salah,
Ya Allah, ampuni dosa ini,
Aku ingin kembali pada-Mu, Ya Rahman.
Tangis kecil ini di setiap sujud,
Memohon belas kasih-Mu yang tiada henti,
Ya Ramadan, jadilah penyembuh,
Untuk hati yang rindu akan cahaya suci.
Kepada Allah, aku berjanji,
Menjadi anak yang taat dan rendah hati.
6. Tangis Kerinduan di Ujung Syaban
Di sudut sepi aku menanti,
Ramadhan suci yang segera tiba,
Dosa-dosa membebani hati,
Air mata pun jatuh meminta ampun pada-Nya.
Bulan mulia pelipur nestapa,
Menghapus gelap dosa manusia,
Namun akankah cukup waktu tersisa,
Untuk kembali bersujud sepenuh jiwa?
Langit malam mulai bersaksi,
Kala hilal melambai pelan,
Kuterpuruk dalam harapan sunyi,
Rahmat-Mu bimbing aku dalam iman.
Ramadhan, pintu pengampunan terbuka,
Namun hati kecil berbisik duka,
Mampukah aku menjaga semua,
Hingga Syawal tiba menyapa jiwa?
7. Cahaya di Tengah Kelam
Di gelap hidup yang hampir padam,
Ramadhan hadir bagaikan lentera,
Membimbing langkah pada jalan selamat,
Menghapus jejak kelalaian lama.
Tangis dosa mengalir di sajadah,
Saat fajar terbit membawa berkah,
Dalam setiap tarawih yang aku pasrah,
Kuterasa damai meski hati gundah.
Al-Quran bergema dalam malam sepi,
Menggugah jiwa yang lama mati,
Ramadhan, bulan penuh janji suci,
Kupasrahkan hidup, bersandar pada Ilahi.
Ketika akhirnya Syawal memanggil,
Hati penuh haru tak ingin berpisah,
Namun aku tahu tugas ini tak akan usai,
Ramadhan mengajarkan cinta yang abadi.
8. Lembaran Luka yang Terbuka
Ramadhan mengetuk pintu jiwa,
Menyibak luka yang lama tersembunyi,
Hati yang letih, penuh dosa,
Menjerit lirih mencari ridha Ilahi.
Puasa ini bukan sekadar lapar,
Namun penebusan dosa-dosa besar,
Air mata malam menjadi saksi,
Doa-doa panjang tak kunjung henti.
Ketika dunia memanggil diri,
Ramadhan memintaku kembali,
Tinggalkan godaan fana duniawi,
Menyatu dalam kedamaian hakiki.
Ya Allah, berilah aku kekuatan,
Menjalani Ramadhan dengan penuh iman,
Ampuni aku yang selalu lemah,
Agar kelak Kau sambut dengan kasih.
9. Pelukan Terakhir Ramadhan
Ramadhan, bulan yang begitu istimewa,
Namun setiap tahun ia datang dan pergi,
Seolah berkata, "Aku hanya sementara,"
Meninggalkan luka di hati yang sepi.
Bulan penuh doa dan keikhlasan,
Namun mengapa aku masih terlena?
Kala ia berlalu, aku hanya merasakan,
Betapa aku tak cukup bersyukur padanya.
Langit menangis di akhir Ramadhan,
Seiring hati ini yang penuh penyesalan,
Sajadah basah oleh air mata malam,
Mencari ampunan yang tiada batasan.
Ramadhan, jangan tinggalkan aku sendiri,
Tanpamu, hidupku hanya bayangan hampa,
Ajarkan aku menjaga iman ini,
Hingga Syawal membawa sinar bahagia.
10. Janji di Ambang Malam
Ramadhan mengetuk, pintu terbuka,
Aku berjanji menjadi lebih baik,
Namun mengapa hati penuh dusta,
Keinginan mulia tak pernah hadir.
Sahur, puasa, dan doa panjang,
Seolah ritual tanpa nyawa,
Ramadhan mengajakku menghilangkan,
Gelap di hati yang penuh cela.
Air mata jatuh di malam suci,
Saat Quran menggema di dada,
Ramadhan, bimbinglah aku kembali,
Pada jalan lurus menuju surga-Nya.
Namun, jika aku terjatuh lagi,
Tolonglah aku di waktu tersisa,
Ramadhan, jangan pergi sendiri,
Biarkan aku tetap mencintai-Nya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.