Banjir Samarinda
Ketinggian Air di Bendungan Lempake Samarinda Naik, BPBD Mulai Dirikan Dapur Umum
Debit air Bendungan Lempake, Kota Samarinda dilaporkan terus meningkat sejak Selasa dini hari hingga mencapai status Siaga.
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Debit air Bendungan Lempake, Kota Samarinda dilaporkan terus meningkat sejak Selasa, 28 Januari 2025 dini hari hingga mencapai status Siaga yakni elevasi atau ketinggian mencapai 795.
Menurut perwakilan dari Badan Wilayah Sungai (BWS), Lesty, kondisi ini diprediksi akan terus memburuk mengingat cuaca mendung yang masih menyelimuti wilayah tersebut.
Elevasi air terus naik sejak subuh tadi, dan kini sudah mencapai status Siaga di 795.
"Kami memperkirakan air akan terus naik, sehingga langkah preventif berupa pelepasan air akan dilakukan secara perlahan sambil memantau kondisi di hilir," ujar Lesty kepada TribunKaltim.co, Selasa (28/1/2025).
Ia juga menyebutkan beberapa wilayah yang kemungkinan besar terdampak di daerah hilir jika ketinggian air terus meningkat.
Seperti Betapus, Bengkuring, Perumahan Griya Mukti, Jalan Pemuda, Jalan Gelatik dan Jalan dr. Sutomo.
Ia menambahkan bahwa salah satu penyebab utama banjir ini adalah kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) akibat aktivitas pertambangan.
"Sungai-sungai kiriman yang rusak menambah debit air di Bendungan Lempake, bahkan airnya juga mengandung sedimen," jelasnya.
BWS juga mengimbau warga yang berada di wilayah hilir untuk meningkatkan kewaspadaan karena air diperkirakan akan terus naik.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, Suwarso, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengambil langkah cepat dengan mendirikan dapur umum untuk membantu warga terdampak banjir di Desa Budaya Pampang, Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara.
"Dapur umum ini kami dirikan sejak Senin malam, dan pagi ini sudah mulai melayani kebutuhan warga terdampak," ujar Suwarso.
Banjir yang melanda Desa Budaya Pampang disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur Kota Tepian sejak Minggu 26 Januari 2025.
Suwarso menjelaskan bahwa luapan air dari perbatasan Samarinda dengan Kutai Kartanegara di kawasan Tanah Datar menjadi salah satu pemicu banjir, yang kemudian mengalir ke wilayah hilir, termasuk Sungai Karang Mumus.
Sebanyak 96 bangunan terdampak dengan jumlah korban mencapai 372 jiwa. Ketinggian air di wilayah tersebut sebelumnya mencapai satu meter, meskipun pagi ini dilaporkan sudah mulai surut.
Selain di Desa Budaya Pampang, BPBD Samarinda juga berencana membuka dapur umum tambahan di Kelurahan Sempaja Timur, tepatnya di Kantor Kelurahan Bengkuring.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.