Berita Berau Terkini

DTPHP Berau Mulai Kembangkan Benih Jagung Komposit

DTPHP Berau, sedang berupaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan mengurangi ketergantungan petani untuk bantuan benih jagung

TRIBUNKALTIM.CO/HO/DTPHP Berau
BENIH JAGUNG - Kegiatan penanaman jagung serentak di Berau (15/1/2025). Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan akan gencarkan benih dari Berau sendiri, untuk peningkatan produksi jagung.(TRIBUNKALTIM.CO/HO/DTPHP Berau)  

TRIBUNKALTIM.CO,TANJUNG REDEB - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Berau, sedang berupaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan mengurangi ketergantungan petani terhadap bantuan benih jagung.

Petugas Fungsional POPT DTPHP Berau, Bambang Sujatmiko mengungkapkan, Kabupaten Berau masih menjadi sentra produksi jagung terbesar di Kalimantan Timur.

Sementara ini kendala petani adalah keterbataaan benih sehingga membuat produksinya menurun.

Maka dari itu, pihaknya ingin membuat para petani mandiri benih, khususnya benih jagung dengan memberikan bantuan benih jagung komposit kepada para petani.

Selama ini, banyak petani menerima bantuan benih berupa benih jagung hibrida.

Meskipun benih hibrida dikenal dengan hasil produksi yang tinggi, benih ini memiliki kelemahan karena hanya dapat ditanam sekali saja dan tidak dapat digunakan lagi untuk musim tanam berikutnya. 

Baca juga: Satgas Ketahanan Pangan Lapas Kelas IIA Tenggarong Inovasi Urban Farming 

"Jika benih hibrida dipaksakan untuk digunakan berulang kali, produksi akan menurun hingga 30 persen karena adanya gen yang dimandulkan," ungkapnya kepada Tribunkaltim.co, Selasa (4/2/2025).

Bambang menjelaskan bahwa benih jagung hibrida, seperti halnya benih padi hibrida, tidak bisa digunakan kembali sebagai benih.

Oleh karena itu, pihaknya ingin mendorong para petani untuk beralih ke benih jagung komposit yang dapat digunakan berulang kali. 

Benih komposit, yang dikenal lebih tahan lama dan dapat diproduksi kembali oleh petani, diharapkan dapat membantu petani menjadi lebih mandiri dalam menyediakan benih untuk setiap musim tanam.

"Jika kami terus bantu dengan benih hibrida, maka petani tidak akan pernah bisa mandiri. Bahkan, jika tidak ada bantuan benih, sebagian petani mungkin akan beralih menanam komoditas lain, seperti kelapa sawit," kata Bambang. 

Untuk itu, DTPHP Berau memutuskan untuk memberikan bantuan benih jagung komposit sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan.

Dijelaskannya, benih jagung komposit memiliki beberapa kelas berdasarkan kualitas dan harga.

Kelas benih yang paling tinggi dan paling mahal adalah benih dengan label kuning, yang diharapkan dapat menghasilkan produksi terbaik.

Setelah ditanam, label kuning akan menghasilkan benih dengan label putih, yang kemudian menghasilkan label ungu.

Label ungu ini, jika ditanam kembali, akan menghasilkan label biru.

"Selanjutnya label biru jika ditanam akan menghasilkan jagung yang dapat dikonsumsi," ucapnya.

Baca juga: Pemkab Mahulu Optimis Jagung Jadi Penopang Ketahanan Pangan dan Peningkatan Ekonomi Daerah

Tahun lalu, Kabupaten Berau sempat mendapat bantuan benih jagung komposit label ungu dari Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kaltim sebanyak 2.150 kg dengan varietas jakarin satu.

Sebagian benih tersebut telah ditanam oleh petani, namun sebagian petani di Kecamatan Kelay masih belum mengambil benih.

Bambang berharap, dengan adanya bantuan benih komposit ini, petani di Berau dapat mandiri dalam penyediaan benih jagung, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas pertanian di daerah tersebut.

"Jagung memiliki masa tanam sekitar enam bulan. Kami berharap, melalui upaya ini, petani dapat menghasilkan benih mereka sendiri," tutupnya. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved