Berita Nasional Terkini

Momen Warga Berebutan Elpiji 3 Kg Didepan Menteri Bahlil, Terdiam Mematung saat Saksikan Sendiri

Momen warga berebutan gas elpiji 3 Kg didepan menteri Bahlil, hanya terdiam dan mematung saat menyaksikan sendiri.

Tribunnews/Endrapta Pramudhiaz
GAS ELPIJI LANGKA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di konferensi pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2024 di Jakarta, Senin (3/2/2025). Bahlil terdiam dan mematung saat menyaksikan warga berebutan gas elpiji 3 Kg di pangkalan. (Tribunnews/Endrapta Pramudhiaz) 

TRIBUNKALTIM.CO - Momen warga berebutan gas elpiji 3 Kg didepan menteri Bahlil, hanya terdiam dan mematung saat menyaksikan sendiri.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia langsung meninjau pangkalan setelah diperintah Presiden Prabowo Subianto mengaktifkan kembali pengecer menjual gas Elpiji 3 kg.

Saat melihat di pangkalan, reaksi Bahlil disorot karena banyak warga berebut gas melon. Bahlil mengunjungi warga Palmerah, Jakarta Barat yang tengah mengantre untuk mendapatkan LPG 3 kg pada Selasa (4/2).

Bahlil menghampiri sekitar 10 warga yang sedang mengantre. Ketika tiba, perhatian seluruh warga langsung tertuju kepada Menteri ESDM tersebut.

Bahlil pun lantas mengambil posisi depan, seolah meminta perhatian dari masyarakat. Kemudian seorang warga menyampaikan harapannya soal kelangkaan gas kepada Bahlil. Bahlil meyakini bahwa kelangkaan Elpiji 3 kg sudah beres.

Baca juga: Gas Elpiji 3 Kg Langka, Bahlil Lahadalia: Satu Orang Jangan Beli Banyak-banyak Dong!

"Ke depannya semoga lancar ya, Pak," kata salah seorang warga kepada Bahlil, Selasa.

"Insya Allah, kemarin memang kami tata dulu, sekarang mulai hari ini sudah beres," sahut Bahlil.

Meskipun Bahlil memberikan penjelasan, warga tetap fokus pada antrean mereka. Pandangan terpaku pada persediaan gas yang semakin menipis di atas mobil.

Namun, suasana menjadi tegang ketika terjadi momen perebutan elpiji di depan Bahlil.

Melihat perdebatan tersebut, Bahlil hanya bisa diam mematung. Beruntung rebutan gas itu tidak berujung kericuhan. 

Baca juga: Syarat Dokumen dan Cara Daftar Pangkalan Gas Elpiji 3 Kg via OSS atau kemitraan.pertamina.com

Prabowo Telepon Bahlil Soal Gas Elpiji

Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan Kementerian ESDM untuk mengizinkan kembali pengecer menjual elpiji 3 kg per hari Selasa (4/2/2025).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan akan mengikuti arahan kepala negara.

Hal ini disampaikan Bahlil seusai meninjau pangkalan penjual elpiji 3 kg di Palmerah, Jakarta Barat.

Nanti, pengecer akan diberi nama sub pangkalan.

"Jadi, mulai hari ini, pengecer seluruh Indonesia dengan nama sub-pangkalan," katanya ketika memberi keterangan pers usai meninjau pangkalan penjual elpiji 3 kg di Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (4/2/2025).

Baca juga: Kebijakan Beli Gas Elpiji 3 Kg di Pangkalan Sulitkan Rakyat, Warga Beralih Gunakan Kayu Bakar

Para sub-pangkalan akan dibekali oleh Kementerian ESDM dan Pertamina penggunaan aplikasi.

Aplikasi ini digunakan untuk mengontrol harga elpiji 3 kg.

Bahlil Minta Maaf atas Peristiwa Meninggalkan warga saat Antre Elpiji

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mewakili pemerintah untuk meminta maaf atas peristiwa meninggalnya warga yang sedang antre elpiji 3 kg.

Ya, Bahlil mengaku sudah mendengar soal adanya seorang warga yang meninggal dunia akibat mengantre saat membeli gas elpiji 3 kg.

"Tadi kan saya baca banyak berita juga. Kita membaca banyak berita, katanya ada yang begitu, ada berita juga yang tidak sesuai dengan itu," kata Bahlil saat mengecek langsung pangkalak gas elpiji di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat pada Selasa (4/2/2025).

"Ya kami pemerintah pertama memohon maaf kalau ini terjadi. Karena ini semata-mata kita lakukan untuk penataan. Yang kedua adalah kita melakukan perbaikan," ucapnya.

Baca juga: Syarat Dokumen dan Cara Daftar Pangkalan Gas Elpiji 3 Kg via OSS atau kemitraan.pertamina.com

Ketua Umum Partai Golkar ini menyebut pemerintah ke depannya akan terus melakukan perbaikan agar demi kenyamanan masyarakat. 

"Apa yang kita lakukan pagi ini dan malam ini sebagai respon. Untuk kita pingin rakyat kita mendapat elpiji dengan baik dan gampang," ucapnya.

Sebelumnya ramai dikabarkan sistem distribusi elpiji 3 kg memakan korban. 

Yonih (62), warga di kawasan jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan yang wafat usai mengantre gas ukuran 3 kilogram, Senin (3/2/2025).

Nurhadi, Ketua RW 007 Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang, mengungkapkan Yonih sempat menolak bantuan pemilik agen gas yang ingin membawakan dua tabung gas almarhumah.

Nurhadi mengatakan, setelah kabar wafatnya Yonih viral di media massa. Ia sempat menemui Haji Bahrudin, yang merupakan pemilik agen gas tempat Yonih membeli gas elpiji 3 kilogram.

Dalam pertemuannya dengan pemilik agen gas tersebut, Nurhadi diperlihatkan rekaman CCTV saat Yonih membeli gas.

"Saya ngobrol sama Pak Haji (Bahrudin). Ada CCTV-nya, memang saat Mpok Yonih beli gas enggak mengantre, dia cuma berdua dengan pembeli lain," kata Nurhadi, kepada Tribunnews.com, Senin (3/2/2025) malam.

Kemudian, Nurhadi mengungkapkan, Haji Bahrudin sempat menawarkan bantuan kepada Yonih agar dua tabung gas yang telah dibeli almarhumah dibawakan karyawannya sampai ke rumah.

Tawaran dari Haji Bahrudin tersebut, menurut Ketua RW setempat, dilakukan karena pemilik agen gas merasa kasihan Yonih yang sudah lanjut usia harus membawa dua tabung gas elpiji 3 kilogram yang tergolong cukup berat.

"(Yonih) sempat ditawari 'itu tabung gasnya dibawain aja sama anak-anak (karyawan agen gas) ke rumah. Jangan dibawa sendiri'," jelas Nurhadi.

"Tapi Mpok Yonih menolak. Menurut dia bisa bawa (tabung gas) sendiri," lanjutnya.

Akhirnya, kata Nurhadi, Yonih pun membawa pulang sendiri dua tabung gas melon tersebut.

Adapun tabung gas tersebut diduga dibeli untuk Yonih berdagang nasi uduk.

Ketua RT 001, RW 007 Pamulang Barat, Saiful mengatakan, Yonih sudah berdagang nasi uduk cukup lama. Ia tidak merinci sejak kapan Yonih mulai membuka warung nasi uduk.

Selain berdagang nasi uduk, almarhumah yang kerap disapa Mpok Yonih oleh para warga di sekitar rumahnya juga menjual aneka gorengan, lontong, dan kopi di warung miliknya.

"Dia (Yonih) janda, tapi tidak berleha-leha, tapi tetap kerja dengan dagang nasi uduk," ungkap Saiful.

"Kita warga di sini cukup kehilangan Mpok Yonih. Biasanya kalau sarapan pagi 'gorengan Pak RT'. Warungnya cukup ramai karena yang beli ya warga di sini," tutur Saiful. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ada Warga Meninggal Dunia Usai Antre Gas 3 Kg, Bahlil Lahadalia Minta Maaf.

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved