Berita Kutim Terkini

Siswa Pengidap HIV di Kutai Timur Kaltim Akhirnya Bisa Sekolah Lagi

Salah satu siswa yang berinisial SA (12) yang mengidap HIV duduk di bangku sekolah dasar di Kutai Timur, Kalimantan Timur

|
Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Budi Susilo
Freepik
KEMBALI SEKOLAH LAGI - Foto ilustrasi penanganan HIV. SA kini diperbolehkan sekolah tatap muka kembali per Selasa 11 Februari 2025. Pasalnya, sejak tahunSA 2019 SA mengidap penyakit anemia aplastik sehingga mengharuskan dirinya untuk melakukan transfusi darah. (Freepik) 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Salah satu siswa yang berinisial SA (12) yang mengidap HIV duduk di bangku sekolah dasar (SD) di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, akhirnya bisa sekolah kembali seperti siswa lainnya.

Hal itu disampaikan langsung oleh orangtua SA bahwa pada Selasa 11 Februari 2025 anaknya bisa sekolah kembali dengan tatap muka setelah 3 tahun belajar di rumah.

Pasalnya, sejak tahun 2019 SA mengidap penyakit anemia aplastik sehingga mengharuskan dirinya untuk melakukan transfusi darah. 

Akan tetapi nasib berkata lain, justru pada transfusi ke 3, SA didiagnosis terkena HIV yang entah dari mana tertularnya karena orang tua negatif HIV.

Baca juga: Kilang Pertamina Unit Balikpapan Gelar Sosialisasi HIV AIDS dan TBC, Edukasi Generasi Muda

"Saat tahu terkena HIV, anak saya tidak diperbolehkan sekolah tatap muka di sekolahan, saya kasihan sehingga saya berupaya kesana kemari untuk mengurus agar anak saya bisa sekolah lagi seperti biasa," ujar orang tua SA, Senin (10/2/2025).

Akan tetapi, usahanya akhirnya membuahkan hasil. Belakangan ini selama kurun waktu sebulan, ia melapor kepada TRC PPA Kutim sehingga mendapat perhatian.

Dimana dengan dibantu oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim bersama pihak perusahaan tempat orangtua bekerja akhirnya SA mengantongi surat keterangan sehat ahar bisa bersekolah tatap muka.

"Alhamdulillah hasil rapat hari ini anak saya deal 100 persen sudah bisa sekolah," terang orang tua SA terharu.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Kepala Sekolah Dasar tempat SA bersekolah, Yanti (bukan nama aslinya) mengaku sudah melakukan pertemuan dengan orang tua, dokter klinik dan pihak perusahaan tempat orang tua SA bekerja.

Katanya, SA pada Senin (10/2/2025) masih belum siap untuk masuk sekolah lantaran terkait atribut yang belum lengkap atau belum dibelikan ortunya misalnya sepatu, tas, atau jilbab.

Baca juga: Disdikbud Kutim Tegaskan tak Ada Diskriminasi dan Penolakan Siswi Penderita HIV dari Sekolah

Sehingga olehnya, SA melalui orang tuanya diarahkan untuk masuk sekolah mulai Selasa 11 Februari 2025 dengan tatap muka seperti siswa lainnya dengan membawa kelengkapan P3K untuk keperluan SA sendiri.

"Selama dalam perjlanan pulang pergi dan di sekolah siswa tersebut wajib menggunakan masker sesuai dengan arahan dokter klinik," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved